Market

Stasiun Whoosh Karawang Belum Terakses Tol, Jasa Marga dan PUPR Kerjanya Apa?


Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Karawang, Jawa Barat hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian, meski sebenarnya sudah rampung. Pasalnya, akses tol menuju stasiun tersebut belum juga dibangun.

Pihak yang bertanggung jawab dalam pembangunan jalan tol ini adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni Jasa Marga.

Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono mengakui, pembebasan lahan belum berjalan sesuai rencana. Sementara rancangan teknis akhir (RTA) yang menjadi tanggung jawab dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Jasa Marga, masih dalam pembahasan.

“Masih berproses administrasi untuk pembebasan lahannya. Jadi belum ada yang dibebaskan. Untuk RTA design sedang pembahasan Bersama,” kata Triono, dikutip Selasa (23/4/2024).

Ketika beberapa tahapan itu tengah berlangsung, kata dia, Kementerian PUPR menargetkan, prosesnya bisa cepat karena di paruh tahun ini, bakal masuk tahap konstruksi.
“Iya, saat ini sedang proses penyiapan desain oleh Jasa Marga dan sedang proses pengusulan penlok (penetapan lokasi) untuk pembebasan lahan. Kami targetkan tahun 2024 ini, tepatnya pertengahan tahun atau Q3, bisa mulai konstruksi oleh Jasa Marga,” kata Triono.

Sementara itu, Project Director Proyek Pengembangan Akses Tol Jasa Marga, Denny Chandra Irawan mengakui, pihaknya dilibatkan dalam proyek pembangunan akses jalan ini. Seperti diketahui, Jasa Marga merupakan pengelola Jalan Tol Cikampek yang berlokasi dekat dengan stasiun Kereta Cepat Karawang.

“Pembangunan akses tol yang menghubungkan stasiun KCJB Karawang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Pemerintah melalui Kementerian PUPR menugaskan Jasa Marga untuk melaksanakan pembangunan akses tol Karawang yang menghubungkan Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan jaringan jalan di kawasan Stasiun KCJB Karawang,” kata Denny.

Saat ini, Jasa Marga sedang dalam proses RTA yang merupakan salah satu kewajiban dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Dilansir dari Bina Marga, dokumen ini harus disampaikan BUJT, dalam hal ini Jasa Marga dalam jangka waktu tertentu sejak dimulainya perencanaan teknik, sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana bisnis jalan tol masing-masing BUJT.

Pada tahap ini, Jasa Marga harus melaporkan dokumen yang terdiri dari rencana detil dokumen jadwal atau rencana kerja penyelesaian RTA, kriteria desain yang merujuk rencana bisnis PPJT, hasil survei detail, hasil analisis perencanaan, gambar RTA, spesifikasi umum dan spesifikasi khusus; serta daftar kuantitas dan harga satuan (Bill of Quantity atau BoQ) dan atau Rencana Anggaran Biaya (RAB).

“Terkait dengan pembangunan akses tol Karawang, saat ini Jasa Marga sedang menyelesaikan penyusunan Rencana Teknik Akhir (RTA). RTA ini nantinya harus mendapatkan persetujuan akhir dari Kementerian PUPR,” kata Denny.

Saat ini, proses RTA masih berjalan, karenanya langkah pelaksanaan konstruksi belum juga terlaksana karena teknis-teknis lain belum juga bisa diselesaikan.

“Pelaksanaan konstruksi dapat dimulai setelah tersedianya lahan untuk konstruksi yang proses pengadaan lahannya dilaksanakan oleh Kementerian PUPR. Saat ini, proses pengadaan lahan untuk pembangunan akses tol Karawang tersebut sedang dalam tahapan Penetapan Lokasi (Penlok) oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” kata Denny.

Belum beroperasinya akses jalan menuju Stasiun Karawang ini, membuat perjalanan hanya menghubungkan Jakarta-Bandung, tanpa melibatkan Karawang, yakni rute Halim-Padalarang dan Halim-Tegalluar. Padahal, kereta Whoosh dibangun dengan memiliki 4 stasiun, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar.

Artinya, sejak beroperasi penuh pada 2 Oktober 2023, hanya Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang yang belum beroperasi meski pembangunannya sudah rampung. Padahal, target awalnya Stasiun Whoosh Karawang bisa beroperasi pada awal  2024.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button