Market

Hati-hati, Pasir Laut Dibarter Investasi Singapura di IKN Nusantara

Keputusan Presiden Jokowi membuka tambang dan ekspor pasir laut, semakin banyak yang mengkritisi. Termasuk guru besar IPB, Prof Didin S Damanhuri.

Dikutip dari akun facebook @Didin S. Damanhuri, Selasa (30/5/2023), Prof Didin menduga adanya lobi dari Singapura agar Presiden Jokowi meneken PP No 26 Tahun 2023 tentang Pengelolaan Hasil Sedimentasi Laut.

“Presiden Jokowi menandatangani PP No26/2023 yang membolehkan kembali mengekspor pasir laut. Tentu mencabut keppres No 33/2002 yang melarangny. Ini diduga kuat atas lobby Singapura dan oligarki bisnis,” tulisnya.

Ya, Prof Didin betul. Keppres No 33 Tahun 2002 tentang Pengendalian dan Pengawasan Pengusahaan Pasir Laut yang ditandatangani Presiden Megawati. Kala itu, Megawati ingin mengendalikan bisnis ekspor pasir laut yang merugikan Indonesia.

Menurut Prof Didin, bisnis pasir laut ini, sangat menggiurkan. Khususnya di kawasan yang berdekatan dengan Singapura. Lantaran, negeri Singa itu, ingin terus memperluas daratannya.

“Karena sangat menggiurkan cuannya bagi pebisnis pasir laut di satu pihak, dan memenuhi ambisi Singapura untuk meluaskan daratannya dengan reklamasi yang sekarang baru bertambah 12 kilometer,” paparnya.

Menariknya, Prof Didin mengakitkan dengan miskinnya investor yang masuk ke IKN Nusantara. Bisa jadi, langkah Jokowi ini bertujuan untuk mengundang investasi dari Singapura. “Ini diduga untuk supaya Singapura mau jadi investor IKN yang sekarang sepi peminat,” ungkapnya.

Masuk akal. Pada Selasa (30/5/2023), Duta Besar RI untuk Singapura Suryo Pratomo membawa sekitar 130 pengusaha Singapura jalan-jalan ke IKN Nusantara. Arahnya jelaslah, menggiring mereka membangun bisnis di IKN Nusantara.

Tommy, sapaan akrab sang dubes, mengatakan, kunjungan pengusaha Singapura ini, merupakan tindak lanjut dari “Leaders Retreat” antara Presiden Jokowi dengan PM Lee Hsien Loong. Di mana, Singapura menyatakan dukungan atas pembangunan IKN Nusantara.

“Pembangunan IKN Nusantara merupakan proyek terbesar di Asia Tenggara. Nilainya 32 miliar dolar AS. Bagi pengusaha ini tentunya merupakan peluang bisnis yang luar biasa,” paparnya.

Kata Tommy, para pengusaha Singapura yang ‘plesiran’ ke IKN Nusantara itu, banyak yang tertarik untuk berinvestasi. Apalagi setelah mendengar paparan dari Kementerian PUPR dan Badan Otorita IKN Nusantara.

“Seeing is believing. Dengan melihat langsung dengan mata kepala sendiri, para pengusaha akan tahu bahwa proyek ibu kota Nusantara bukan hanya sekadar harapan, tetapi sudah dimulai pembangunannya,” ujar Tommy.

Selanjutnya dia menjelaskan latar belakang pengusaha Singapura yang dibawanya itu. Ada yang dari perwakilan pemerintah, enterprise singapura. Adapula yang berasal dari sektor energi, transportasi, logistik, konstruksi, properti, perdagangan, dan keuangan.

Ang Boon Kian dari SPIC, yang ikut dalam rombongan, mengatakan tertarik untuk investasi di bidang energi, khusus energi tenaga surya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button