Kanal

Timnas AMIN: Kecil, Lemah, Atau Justru Desepsi?

TPN Ganjar-Mahfud boleh saja sedang tidak sedang “baik-baik saja” dengan pemerintah. Namun di sisi mereka masih ada ‘babon-babon’ dunia intelijen. Ada Jenderal (Purn) Hendropriyono “the master of intelligence”, As’ad Ali (mantan wakil kepala Badan Intelijen Nasional, BIN), mantan kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Letjen TNI (Purn) Joni Supriyanto. Belum lagi mantan gubernur Lemhanas yang juga pakar intelijen, Andi Widjajanto, serta mantan wakil kepala Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) Komjen (purn) Luki Hermawan. Jangan lupa pula akan seseorang yang konon merupakan kepercayaan ketua partai pendukung Ganjar, yang hingga kini masih mengepalai lembaga telik sandi.

Ketika Selasa (14/11/2023) lalu Anies Baswedan mengumumkan tim pemenangan kubu AMIN untuk Pilpres 2024, tampaknya nyaris sebagian besar pemerhati politik nasional terkejut. Meski dalam agama Islam nama Ahmad dan Muhammad dianggap sama walau tidak “kongruen”, Muhammad Syaugi Alaydrus jelas bukan nama yang selama ini diduga banyak kalangan. Umumnya publik mengira salah satu dari “Duo Ahmad” di Nasdem–Ahmad Ali dan Ahmad Sahroni–, yang akan menduduki posisi kapten Tim Nasional (Timnas) AMIN.  

“Beliau top gun kita. Pilot F-16 dengan rekam jejak empat ribu jam terbang dan pengalaman yang insya Allah bisa membawa kita terbang lebih tinggi lagi,” ujar Anies dengan kebanggaan yang tidak ia sembunyikan. Meski deadline penyerahan susunan tim kampanye yang dipatok Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah 24 November, Timnas AMIN tak pelak menjadi pasangan capres-cawapres yang paling akhir mendeklarasikan tim pemenangan mereka.   

post-cover
Kapten Timnas Pemenangan Anies-Cak Imin (AMIN) Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Syaugi Alaydrus (tengah) saat memberikan keterangan kepada awak media di Rumah Jalan Diponegoro 10, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/11/2023). (Foto: Antara/Fauzi Lamboka)

Ini sebenarnya terbilang ganjil. Pasalnya, dari urusan penentuan cawapres hingga pendaftaran pasangan calon ke KPU, AMIN senantiasa terdepan dibanding dua pasangan calon lainnya; Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran. Sementara, deklarasi peresmian Timnas AMIN begitu mepet, hanya berselang berapa jam sebelum pengundian nomor urut yang dilakukan KPU malam itu. Ada apa?

Wajar bila orang menghubungkan hal itu dengan batalnya pengumuman formasi dan kapten Timnas AMIN, dua hari sebelumnya. Sedianya, berdasarkan undangan yang diterima wartawan, formasi dan kapten Timnas AMIN itu akan diumumkan pada Minggu (12/11/2023) sore. Batal.

Juru Bicara Anies Baswedan, Angga Putra Fidrian, mengungkapkan alasan batalnya deklarasi. “Hari ini mestinya dijadwalkan teman-teman diundang untuk datang ke acara pengumuman Timnas AMIN,”kata kata Angga kepada wartawan di Rumah Pemenangan AMIN, Jalan Diponegoro Nomor 10, Ahad lalu itu. “Ternyata beberapa angggota personel yang akan diumumkan, saat ini masih berada di daerah pemilihan (Dapil).” Menurut Angga, sempat mereka menunggu agar semua personel bisa hadir demi menjadi soliditas. Namun karena dirasa tak akan bisa menghadirkan semua, keputusan pun diambil. “Jadi, pada akhirnya kami batalkan. Kita tunda sebenarnya,” ujar Angga.

Tak ada yang berani?

Konon, awalnya calon kapten Timnas AMIN diisi oleh beberapa nama yang sudah lebih dikenal publik. Selain Sudirman Said dan Duo Ahmad yang tadi disebut, muncul juga nama-nama Susi Pudjiastuti, bahkan musisi terkenal Iwan Fals ke dalam daftar opsi.  

Bulan lalu, Ketua DPP Partai Nasdem, Willy Aditya, bahkan menyebut tak hanya Susi. Said Aqil Siradj dan Gatot Nurmantyo pun masuk hitungan. Semangatnya, kata Willy saat itu, agar tak ada yang ditinggalkan. “Ya, karena beberapa saat yang lalu Pak Anies silaturahim. Tentu spiritnya menjemput yang berserakan, untuk tidak ada yang ditinggalkan,” kata Willy di Gedung DPR RI, akhir Oktober.

Namun, Susi dikabarkan menolak setelah sempat meminta waktu untuk berpikir. Sementara Duo Ahmad disebut-sebut terlibat konflik di internal partai, yang membuat siapa pun di antara mereka yang terpilih hanya akan berpotensi merusak soliditas Nasdem ke depan.  

post-cover
Capres Anies Baswedan saat bersama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Jawa Barat. (Foto: Instagram Anies Baswedan

Belum lagi ditambah satu hal yang banyak diamini sumber-sumber Inilah.com. Masuk, apalagi memimpin Timnas AMN, juga memerlukan keberanian tersendiri. Pasalnya, seperti juga telah dikeluhkan Anies jauh sebelumnya, ada risiko tersendiri bagi mereka yang membantu AMIN, yakni berpeluang diintimidasi alat negara. Kabarnya, itulah yang membuat banyak pengusaha, apalagi pengusaha besar, harus banyak ‘pikir-pikir’ sebelum membantu Anies-Muhaimin, apalagi mengambil amanah sebagai kapten Timnas!

Saat Inilah.com mengonfirmasi langsung kepada beberapa nama yang disebut-sebut pernah dikontak kubu AMIN untuk memimpin Timnas, selain membantah, beberapa menolak menjawab.

“Saya lagi liburan,” kata Ahmad Ali melalui pesan WhatsApp. “Tidak benar.” Respons terakhir itu berkaitan dengan isu adanya konflik antara dirinya dengan Ahmad Sahroni. Seiring deklarasi Timnas, Ahmad Ali memang disebut-sebut tengah pelesir ke Eropa. Susi Pudjiastuti malah memberikan jawaban yang lebih singkat, via pesan WA,” No comment!”

Dengan respons-respon tersebut, tak pelak jawaban Ahmad Sahroni tentang ketidakterpilihannya sebagai kapten Timnas AMIN pun menjadi terkesan lebih elegan.  Ia beralasan, dirinya mengurangi keterlibatan di Timnas karena harus fokus di Pileg, sesuai tugas dan target yang ditetapkan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.  “Saya mau fokus pada Pemilu Legislatif (Pileg) DKI Jakarta, karena ada tugas dari Ketua Umum untuk mendapatkan target kursi DPRD dan DPR RI Jakarta,”ujar Sahroni.

Pengusaha, Aparat dan Jaringan Intelijen

Sedikitnya jumlah personel yang dilaporkan tergabung dalam kru juga menjadi satu hal yang banyak dibicarakan publik dari Timnas AMIN. Sementara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran menyertakan sampai 272 personel, Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud berisi puluhan anggota kru, jumlah anggota Timnas AMIN tercatat paling cekak: 16 personel.

Ke-16 orang itu terdiri dari Kapten Timnas Muhammad Syauqi Alaydrus, dengan 12 co-kapten, yakni Sudirman Said, Thomas Trikasih Lembong, Al Muzzamil Yusuf, Nihayatul Wafiroh, Azrul Tanjung, Nasirul Mahasin, Leontinus Alpha Edison, Yusuf Muhammad Martak, Ki KRT H Lebdo Nagoro Anom Suroto (Ki Anom Suroto), Muhammad Jumhur Hidayat, Maksum Faqik  dan Suyoto. Ditambah dengan Novita Dewi sebagai sekjen, Gede Widiade sebagai bendahara dan Tim Hukum Nasional yang dijaga Ari Yusuf Amir. Jumlah itu bahkan jauh di bawah yang dijanjikan sebelumnya, sekitar 50 personel.

Yang sangat mencolok, Timnas AMIN tampak sekali kekurangan kalangan pengusaha. Boleh jadi, ini terkait erat dengan keluhan Anies beberapa waktu lalu, tentang para pengusaha yang merasa terintimidasi, segera manakala mereka terkesan membantu langkah Anies.    

post-cover
Calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan saat memperkenalkan kapten dan struktur Timnas AMIN di Jakarta, Selasa (14/11/2023). (Foto: Inilah.com/ Reyhaanah A)

Lihat saja. TPN Ganjar-Mahfud dipimpin Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Arsjad Rasjid. Selain Arsjad, TPN pun bertabur nama-nama pengusaha besar seperti Denon Prawiraatmadja, Orias Petrus Moedak, Heru Dewanto, Bagas Adhadirga, Regi Wahyu, Dharmaji Suradika, dan sebagainya. Denon adalah pengusaha transportasi udara yang mengelola Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma. Orias yang menjabat bendahara umum TPN adalah orang penting di balik pengambilalihan 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Heru Dewanto dikenal publik sebagai pengusaha konstruksi yang puluhan tahun bergelut di korporasi multinasional, mulai dari pembangkit listrik, jalan tol, kereta api, LRT, terminal, hingga perumahan. Sementara Bagas adalah pendiri dan CEO PT Asia Aero Technology yang bergerak di bidang pengembangan dan pelayanan bandar udara. Sementara Regi merupakan pengusaha di bidang finansial, teknologi dan blockchain, Dharmaji Suradika merupakan co-founder sekaligus CEO dari startup nonprofit Pemimpin.id.

Jajaran pengusaha di Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bahkan lebih meriah lagi. Diketuai oleh Rosan Roeslani, mantan ketua KADIN Indonesia dan mantan wakil menteri BUMN. Ada pula Aburizal Bakrie, Hashim Djojohadikusumo, Putri Kuswisnu Wardani, Maher Algadri, Theo Sambuaga, dan Erwin Aksa, hanya sebagai contoh. Putri dikenal sebagai bos perusahaan Mustika Ratu. Maher Algadri merupakan salah satu pengusaha Kongsi Delapan (Kodel) Group, sementara selain sebagai politisi, Theo Sambuaga merupakan presiden komisaris PT Lippo Cikarang. Sedangkan Erwin Aksa adalah pimpinan Bosowa Group.

Di Timnas AMIN, selain Thomas Trikasih Lembong, hanya ada Leontinus Alpha Edison dan Gede Widiade. Leontinus adalah Co-Founder PT Tokopedia, sementara Gede adalah pengusaha asal Bali yang bergelut di industri sepak bola, mulai dari Bhayangkara FC hingga Persija Jakarta.

Kurangnya pendukung dari kalangan pengusaha bisa saja menjadi sebuah kelemahan. “Bisa jadi, kalau bukan dari kalangan pengusaha, sumber-sumber finansial bisa seret. Mungkin kalau pengusaha bisa ada jaminan logistik yang didapatkan oleh tim untuk berkampanye dan lain sebagainya,” kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin. Sementara mengapa Timnas AMIN kekurangan pengusaha, hal itu dengan mudah dijelaskan.

“Mengapa (di AMIN) tidak (banyak) pengusaha? Karena bisa jadi pengusaha takut kepada pemerintah. Pengusaha itu kan hidupnya dari pemerintah. Anies selama ini dianggap sebagai oposisi. (Wajar bila) para pengusaha kelihatannya berat untuk berada di pihak Anies. Takut,” kata Ujang.

post-cover
Juru Bicara (Jubir) Bacapres Anies Baswedan, Sudirman Said – (Foto: Antara)

Meski demikian, menurut pengakuan salah seorang co-kapten Timnas AMIN, Sudirman Said, kurangnya pengusaha di tim mereka bukanlah persoalan serius. Di sisi dana pun aliran tetap berjalan lancar. “Kami memang tidak punya wajah pengusaha yang menonjol. Tapi saya katakan, peran pendanaan paling besar itu dari masyarakat,” kata Sudirman.

Dari sisi peluang berbuat lancung untuk menggunakan fasilitas dan memobilisasi aparat negara pun, Timnas AMIN tergolong paling berkemampuan lemah. Taruh saja bahwa menteri di pemerintahan punya peluang menggunakan fasilitas negara dan memobilisasi aparatnya dalam Pemilu 2024, sebagaimana pengalaman selama ini. Potensi itu di AMIN hanya seiring dengan tiga menteri yang masih ada, satu dari NasDem, dua dari PKB. Bandingkan dengan sembilan menteri kubu TPN ganjar-Mahfud (tujuh menteri dari PDIP dan dua Menteri dari PPP), atau bahkan lebih banyak lagi di kubu TKN Prabowo-Gibran.      

Bila semua kontestan Pemilu selalu meniscayakan keperluan akan jaringan intelijen yang memadai, Timnas AMIN lagi-lagi kembali terkesan impoten. Tengok dan kira-kiralah kekuatan jaringan intelijen di masing-masing kubu.

TPN Ganjar-Mahfud boleh saja sedang tidak sedang “baik-baik saja” dengan pemerintah. Namun di sisi mereka masih ada ‘babon-babon’ dunia intelijen. Ada Jenderal (Purn) Hendropriyono “the master of intelligence”, As’ad Ali (mantan wakil kepala Badan Intelijen Nasional, BIN), mantan kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI, Letjen TNI (Purn) Joni Supriyanto. Belum lagi mantan gubernur Lemhanas yang juga pakar intelijen, Andi Widjajanto, serta mantan wakil kepala Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) Komjen (purn) Luki Hermawan. Jangan lupa pula akan seseorang yang konon merupakan kepercayaan ketua partai pendukung Ganjar, yang hingga kini masih mengepalai lembaga telik sandi.  

Tak perlu lagi membahas jaringan intelijen yang mungkin bisa digunakan kubu TKN Prabowo-Gibran. Bagaimanapun kita sama-sana tahu, Presiden Jokowi, bapak cawapres Gibran dan pendukung pencalonan Prabowo, masih berkuasa.

Meski telah dibantah tak ada hubungannya dengan TPN, kasus Pakta Integritas yang ditandatangani oleh Pj Bupati Sorong, Yan Piet Moso dan Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua Barat, Brigjen TNI TSP. Silaban, menunjukkan perilaku culas dengan memanfaatkan jaringan intelijen itu tetap saja berkembang.  

post-cover

Perjanjian yang berisi kewajiban untuk memenangkan Ganjar Pranowo di Sorong itu sendiri dibuat sebelum TPN terbentuk. “Jelas-jelas TPN tidak pernah melakukan, meminta orang menandatangani surat mendukung yang namanya Pakta Integritas atau segala macam,” kata Ketua TPN, Arsjad Rasjid, di Gedung High End, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023) lalu.

Sementara di kubu Timnas AMIN mungkin hanya sedikit orang yang melek intelijen. Salah seorang di antara adalah Jenderal (purn) Fachrul Razi. Itu pun tidak spesifik sebagai bidang yang digelutinya saat aktif di TNI.  Namun setidaknya, selain beliau merupakan perwira tinggi yang sempat menjadi wakil panglima TNI, pada 2019 Fachrul sempat memimpin tim “Bravo 5”, para atas pensiunan perwira TNI yang mendukung kampanye pemilihan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Tugas lembaga tersebut memang memper-memper lembaga intelijen. 

Apakah dengan segala kekurangan tersebut artinya kubu AMIN akan gagal memenangkan Pilpres 2024. Tidak selinear itu, tentu. Tidak hanya tergantung pada banyak faktor penentu lain, dari sisi tim pemenangan pun banyak hal tak bisa dipandang lalu disimpulkan hanya dalam sepintas lalu.   

Mungkin ada baiknya bagi kita mempertimbangkan lontaran ‘nakal’ Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah.  Menurut Dedi, AMIN terkesan menyembunyikan tim yang sebenarnya bekerja di tingkatan bawah (tanah). “Saya termasuk yang tidak percaya bahwa Muhammad Syaugi dengan timnya itu adalah tokoh utama yang diandalkan untuk membuat strategi pemenangan,” kata Dedi. Pasalnya, kata Dedi, dari semua sisi, baik akses, fasilitas, jaringan dan sebagainya, AMIN jelas tertinggal.

Dengan melihat kapasitas Anies-Imin, besar kemungkinan Anies Baswedan menyimpan semua tim yang betul-betul bekerja di belakang layar. “Saya kira Timnas itu hanya untuk mengelabui pasangan Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud. Supaya mereka hanya fokus pada strategi Muhammad Syauqi,” kata Dedi. Baginya, kesuksesan Anies menggerakkan massa di Makassar, di Malang, di Sidoarjo, di Jawa Barat, misalnya, membuktikan klaimnya itu. [dsy/vonita betalia/diana rizky oktaviani/reyhaanah]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button