Market

Udara Jakarta Kotor, Greenpeace Tantang KLHK Razia Emisi Industri dan PLTU

Juru Kampanye Energi dan Iklim Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu, musabab kotornya udara Jakarta bukan hanya dipicu asap kendaraan. Tapi puluhan PLTU dan industri juga ikut berkontribusi. Sayangnya mereka anteng-anteng saja.

“Namun juga belasan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar kotor kepung ibu kota. Dan banyak industri. Harus ditertibkan,” kata Bondan, Jakarta, dikutip Selasa (15/8/2023).

Sealnjutnya Bondan membeberkan data Global Energy Monitor, sebanyak 16 PLTU berbasis batu bara mengelilingi Jakarta. Rinciannya, 10 PLTU berbasis di Banten, sedangkan 6 sisanya berasa di Jawa Barat.

Sejumlah PLTU tersebut adalah PLTU Banten Suralaya: 8 unit – 4.025 mw; PLTU Cemindo Gemilang: 1 unit – 60 mw; PLTU Pelabuhan Ratu: 3 unit – 1.050 mw; PLTU Merak: 2 unit – 120 mw; PLTU Cilegon PTIP: 1 unit – 40 mw; PLTU Jawa-7: 2 unit – 1.982 mw; PLTU Banten Labuan: 2 unit – 600 mw; dan PLTU DSS Serang: 4 unit – 175 mw.

Kemudian, PLTU Banten Lontar: 3 unit – 945 mw; PLTU Cikarang Babelan: 2 unit – 280 mw; PLTU FAJAR: 1 unit – 55 mw; PLTU Pindo-Deli-II: 1 unit – 50 mw; PLTU Indo Bharat Rayon: 1 unit – 36,6 mw; PLTU Purwakarta Indorama: 2 unit – 60 mw; PLTU Banten Serang: 1 unit – 660 mw; dan PLTU Bandung Indosyntec: 1 unit – 30 mw.

Saat ini, kata Bondan, pemerintah memiliki program pensiun dini terhadap 13 hingga 14 PLTU batu bara milik swasta (Independent Power Producer/IPP). “Itu masih direncanakan, kan? Implementasinya kapan, kita nggak tahu,” tuturnya.

Terkait penggunaan energi kotor di PLTU, kata Bondan, pihaknya sudah bersurat ke PT PLN dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Mempertanyakan penangangan emisi kotor yang dihasilkan industri dan PLTU batu bara. Sayangnya, surat tersebut tak direspons Kementerian LHK. “Yang lucu jawaban PLN. Disebutkan bahwa data emisi masuk rahasia dagang,” kata Bondan.

Masalah udara kotor Jakarta ini, mengemuka pada Minggu pagi (13/8/2023). Saat itu, situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.00 WIB, menyatakan bahwa indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta, berada di angka 170. Atau termasuk tidak sehat dengan polusi udara PM2.5.

Selanjutnya, kualitas udara di Jakarta ditempatkan di posisi pertama sebagai kota dengan udara terburuk di dunia. Informasi ini langsung direspons serius Presiden Jokowi dengan menggelar rapat terbatas (ratas) pada Senin (14/8/2023).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button