News

Pejabat Negara Jangan Baper Dikritik, Kecuali Dihujat Pribadinya

Pengamat politik Rocky Gerung menegaskan, seharusnya pemerintah tidak marah jika dikritik oleh masyarakat. Sebab, kritik adalah suatu kebebasan berekspresi bagi setiap masyarakat.

Manusia yang rasional, lanjut Rocky, adalah manusia yang mengolah dan mengevaluasi apa yang dia lihat. Jadi hasil olahan dan evaluasi tersebut yang diekspresikan oleh masyarakat.

Mungkin anda suka

“Kalau saya enggak suka sama Jokowi, dua hal saya bisa lakukan, sebagai presiden, saya caci maki atau saya puji, dua-duanya deskripsi,” kata Rocky di sebuah diskusi bertajuk Manis di Bibir, Pahit di Hati: Membicarakan Kritik di Tahun Politik yang digelar di Pos Bloc, Jakarta, Minggu (3/12/2023).

“Orang yang mencaci maki dia mendeksripsikan kedunguan dari kepala negara. Orang yang memuji dia mendeskripsikan kemuliaan dari kepala negara,” sambung dia.

Rocky mengingatkan, kebebasan berekspresi ada batasannya. Masyarakat yang menyampaikan ekspresinya harus memiliki kemampuan mengucapkan dengan semaksimal mungkin, sepanjang tidak menyeran pribadi orang lain.

“Kan mestinya biasa saja karena itu deskripsi saja. kecuali yang dihujat human dignitynya, kan kepala negara itu bukan manusia dia fungsi, dia lembaga jadi enggak boleh tersinggung,” jelas Rocky.

Ia menyayangkan sikap pemerintahan yang ketika dikritik menjadi marah sedangkan ketika dipuji mereka merasa senang. Padahal, kebebasan ekspresi merupakan sifat mendasar manusia.

“Apakah kebebasan ekspresi ada batasannya? Ada, batasnya ialah penunjuk mu tidak boleh menyentuk hidung yang orang lagi engkau kritik. Begitu anda sentuh maka anda meghina integritas tubuhnya maka anda kena pidana,” tuturnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button