Hangout

Sejarah dan Filosofi Kain Tenun Tanimbar yang Dikenakan Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadiri Sidang Tahunan MPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (16/8/2023) dengan tampilan yang berbeda.

Presiden Jokowi terlihat mengenakan pakaian adat daerah Tanimbar, Maluku sedangkan Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan pakaian kebaya kuning yang memukau.

Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Abetnego Tarigan mengatakan, alasan Presiden Jokowi mengenakan baju adat Tanimbar adalah untuk mengangkat kebudayaan dan pakaian suku Tanimbar Maluku ke panggung tertinggi kenegaraan di Indonesia.

Rupanya ada kenangan tersendiri dalam pemilihan baju Tanimbar, hal ini berkaitan erat dengan momen kunjungan presiden ke daerah tersebut pada September 2022 lalu. Pada saat itu, Jokowi mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat, dan begitu membekas bagi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Kain Tenun Tanimbar Dari Kepulauan Tanimbar, Maluku - inilah.com
Kain Tenun Tanimbar dari Kepulauan Tanimbar, Maluku (Foto: Dinas Pariwisata Provinsi Maluku)

Kepulauan Tanimbar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Maluku, Indonesia. Lokasi pulau ini berada ± 556 km dari Kota Ambon yang menjadikannya salah satu wilayah terluar di Indonesia yang berbatasan dengan laut Australia.

Kain tenun Tanimbar atau tais pet sendiri merupakan kerajinan khas dari Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang dibuat oleh suku Tanimbar yang berasal dari Pulau Yamdena. Baju tenun adat Tanimbar untuk laki-laki terdiri atas telk atau ikat pinggang cawat. Sedangkan untuk perempuan memakai tais atau sarung.

Keunikan kain tenun Tanimbar terletak di motif kain yang mengambil dari lingkungan sekitar, seperti motif flora dan fauna yang menurut masyarakat setempat mengandung nilai-nilai luhur.

Arti Motif Baju Adat Tanimbar

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, baju adat Tanimbar memiliki khas motif flora dan fauna dengan makna dan filosofi yang berbeda-beda. Di Kepulauan Tanimbar sendiri memiliki 47 motif kain tenun Tanimbar yang sudah ditetapkan HAKI.

Namun motif Tanimbar yang paling banyak beredar hanyalah 7 motif. Berikut daftar dan makna motifnya:

1. Motif Lelumuku (Bunga Anggrek)

Motif berbentuk kembang bunga anggrek yang diapit oleh beberapa garis yang melambangkan kecantikan, keagungan, dan keuletan.

2. Motif Sair (Bendera)

Motif berbentuk bendera yang menggambarkan semangat masyarakat Kepulauan Tanimbar dalam mempertahankan identitas.

3. Motif Tunis (Anak Panah)

Ciri khas motif ini memiliki bentuk anak panah yang diapit oleh beberapa garis. Arti motif ini menggambarkan kesiapan mental masyarakat yang selalu berhati-hati.

4. Motif Ulerati (Ulat Kecil)

Motif berbentuk ulat kecil yang dipadukan dengan beberapa motif lainnya. Makna motif ini berarti tentang kecintaan masyarakat akan lingkungan sekitar.

5. Motif Eman Matan Lihir (Mata Cawat Sebelah)

Motif Eman Matan Lihir terinspirasi dari busana pria zaman dulu yang dipandang dari satu sisi.

6. Motif Wulan Lihir (Bulan Sabit)

Motif yang terinspirasi dari bulan sabit. Filosofi motif ini menggambarkan suasana alam yang ideal bagi masyarakat Kepulauan Tanimbar untuk mencari hasil laut dan darat.

7. Motif Matantur (Tulang Ikan)

Motif Matantur yang identik dengan warna biru ini melambangkan warna laut dengan motif tulang ikan yang mendeskripsikan sumber daya laut yang berlimpah.

Fungsi Kain Tenun Tanimbar

Kain tenun Tanimbar tidak hanya berfungsi sebagai penutup tubuh saja. Masyarakat setempat mengandalkan kain ini untuk berbagai acara-acara adat, seperti upacara kematian, pelantikan kepala desa, pernikahan, sebagai mas kawin, dan upacara adat lainnya.

Kain ini bisa dipakai oleh siapa saja tanpa memandang posisi di masyarakat. Sebab, masyarakat Kepulauan Tanimbar menganut sistem “Lebit Lokat” atau “emas untuk semua” yang berarti bahwa setiap individu memiliki hak dan kewajiban yang setara.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button