Hangout

Wartawan Piala Dunia Alami Serangan Jantung, Ini Tips Pencegahannya Sejak Muda

wartawan-piala-dunia-alami-serangan-jantung,-ini-tips-pencegahannya-sejak-muda

Sudah tiga wartawan peliput Piala Dunia 2022 yang meninggal dunia ketika sedang bertugas meliput gelaran sepak bolah paling akbar itu di Qatar. Masyarakat harus mewaspadai serangan jantung ini yang sebenarnya bisa dicegah sejak muda.

Gulf Times Qatar pada Selasa (13/12/2022), mengabarkan bahwa seorang fotografer olahraga bernama Khalid Al-Misslam dari Al Kass TV meninggal dunia secara mendadak. Hingga kini belum diketahui secara pasti penyebab kematian Khalid saat sedang liputan gelaran akbar ini.

Sebelumnya, jurnalis olahraga dan eks penulis senior Sport Illustrated Grant Wahl meninggal dunia saat meliput pertandingan Belanda vs Argentina di Piala Dunia 2022, Jumat (9/12/2022) waktu setempat. Wahl meliput pertandingan Belanda vs Argentina mewakili CBS Sports.

Wartawan berpaspor AS ini tiba-tiba pingsan di tribun pers saat pertandingan tersebut berakhir. Paramedis sempat melakukan melakukan resutasi jantung dan paru (CPR) di tempat kejadian sebelum membawanya pergi dengan tandu. The Wall Street Journal mengatakan Wahl rupanya menderita serangan jantung.

Selain Wahl, Direktur Teknis ITV Sport Roger Pearce juga meninggal dunia saat menjalankan tugasnya sebagai wartawan peliput Piala Dunia 2022. Pearce meninggal dunia saat meliput laga Wales vs Amerika Serikat di fase grup Piala Dunia 2022, 21 November lalu.

Tanda-tanda halus

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular (CVD) menjadi penyebab utama kematian secara global, terhitung sekitar 17,9 juta jiwa setiap tahun dan lebih dari empat dari lima kematian CVD disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.

Serangan jantung, yang secara medis dikenal sebagai infark miokard, bisa berakibat fatal. Hal ini terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba tersumbat, biasanya oleh gumpalan darah. Kekurangan darah ke jantung bisa sangat merusak otot jantung, yang pada akhirnya akan mengancam nyawa.

Serangan jantung sering disebut sebagai ‘silent killer‘. Ini karena tidak menunjukkan gejala apa pun dan membunuh tanpa peringatan. Banyak orang yang berisiko seringkali tidak menyadari bahwa mereka bahkan mengidap penyakit tersebut, yang membuatnya sangat berbahaya.

Sementara banyak yang percaya serangan jantung datang tanpa tanda-tanda, sebuah studi baru mengklaim sebaliknya. Berbeda dengan kepercayaan umum, survei yang diterbitkan dalam Journal Circulation menemukan bahwa serangan jantung dapat didahului oleh sejumlah tanda peringatan.

Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 500 wanita yang selamat dari serangan jantung. Sebanyak 95 persen dari total peserta mengatakan bahwa mereka melihat ada sesuatu yang tidak beres dalam sebulan atau lebih sebelum serangan jantung mereka.

Sementara 71 persen melaporkan kelelahan sebagai gejala umum, 48 persen mengatakan mereka mengalami gangguan tidur. Yang lain mengalami kelelahan dan mengatakan bahwa mereka tidak dapat membereskan tempat tidur tanpa istirahat.

Beberapa juga merasakan nyeri dada, menggambarkannya sebagai tekanan, nyeri, atau sesak di dada, bukan nyeri.
Ada beberapa daftar gejala yang dialami seseorang sebulan sebelum serangan jantung. Di antaranya, kelelahan yang tidak biasa, gangguan tidur, sesak napas, gangguan pencernaan, hingga kecemasan.

Tanda lainnya bisa berupa jantung seperti berpacu, lengan lemah/berat, perubahan pemikiran atau memori, perubahan penglihatan, kehilangan selera makan, tangan/lengan kesemutan hingga Kesulitan bernapas di malam hari.

Tindakan pencegahan sejak muda

Kejadian serangan jantung yang mengerikan ini telah memicu ketakutan besar terhadap kesehatan seseorang, apalagi untuk kalangan muda. Karena itu penting untuk memahami mengapa ada peningkatan jumlah kasus serangan jantung termasuk di anak muda.

Serangan jantung sering dianggap sebagai penyakit orang dewasa yang lebih tua, mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Namun, kaum muda kini menjadi lebih rentan dari sebelumnya. Menurut Mayo Clinic, penyebab paling umum kematian jantung mendadak pada orang muda adalah kondisi genetik yang menyebabkan otot jantung tumbuh terlalu tebal. Penebalan membuat jantung sulit memompa darah dan dapat menyebabkan detak jantung cepat.

Selain itu, para ahli percaya bahwa penyakit kardiovaskular sering dikaitkan dengan stres dan kecemasan, belum lagi pola makan yang tidak sehat dan gaya hidup yang tidak aktif memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko seseorang.

Ada banyak tindakan pencegahan yang bisa dilakukan kaum muda untuk mencegah serangan jantung. Salah satunya adalah pola makan yang sehat untuk jantung. Seseorang harus menghindari makan makanan berminyak, olahan, berlemak yang dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang dapat memicu stroke atau serangan jantung.

Sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, collard hijau (sejenis sawi), gandum utuh, alpukat, ikan berlemak adalah beberapa makanan sehat jantung untuk ditambahkan ke dalam diet Anda. Makanan ini juga membantu menjaga berat badan yang sehat.

Pencegahan lainnya adalah aktif secara fisik yang menjadi kunci untuk mencegah penyakit kronis. Tubuh membutuhkan beberapa latihan. Menjalankan gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat meningkatkan risiko kematian, baik karena penyakit jantung atau masalah medis lainnya.

Anda juga harus menghindari stres dan mengelolanya. Dalam kehidupan yang serba cepat, stres tidak dapat dihindari. Namun, bagaimana Anda mengelola tingkat stres dapat memainkan peran penting dalam mencegah penyakit jantung. Beberapa caranya adalah dengan tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, serta melakukan yoga dan meditasi. Anda juga bisa mengikuti hobi favorit, bisa berkebun, membaca, mendengarkan musik, podcast, apapun yang menenangkan indra.

Hentikan kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol. Hubungan yang jelas telah ditetapkan antara bagaimana minum secara teratur dan merokok dapat membuat otot jantung tegang, menyebabkan CVD, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Kebiasaan tidak sehat ini dapat merusak jaringan jantung sebelum gejala muncul. Sesuai penelitian yang dilaporkan American Heart Association (AHA), terlalu banyak asupan alkohol dapat meningkatkan risiko gagal jantung, tekanan darah tinggi, serangan jantung, aritmia, stroke, dan kematian. Demikian pula, merokok secara permanen dapat merusak jantung dan pembuluh darah.

Terakhir, lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur dapat membantu mendeteksi penyakit kronis tepat waktu. Ini adalah langkah besar untuk tidak hanya mencegah penyakit kronis, tetapi mengobati penyakit yang sudah ada agar tidak berkembang menjadi tahap yang mengancam jiwa.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button