Hangout

Waspada! Ketahui 9 Ular Paling Mematikan di Indonesia Ini

Ular menjadi salah satu hewan yang paling ditakuti oleh manusia. Indonesia sebagai negara yang kaya akan flora dan fauna memiliki banyak spesies ular. Jumlah ini terbagi menjadi ular berbisa dan tidak berbisa yang bisa ditemukan di hutan, semak, ladang, sawah, lahan basah, bahkan di rumah. 

Janu Wahyu Widodo, General Manager Exalos Indonesia, mengungkapkan bahwa ada 349 spesies ular di Indonesia, 15 persen di antaranya sangat berbisa dan mematikan.

Mungkin anda suka

Sementara itu, 85 persen ular yang hidup di Indonesia tidak berbahaya bagi manusia, yaitu ular tidak berbisa, berbisa ringan, dan berbisa sedang. 

Berikut ini adalah daftar 10 ular berbisa dan mematikan yang hidup di Indonesia

1. Ular Taipan

Ular Taipan adalah ular yang sangat berbisa dan banyak ditemukan di Papua dan Australia. Oleh karena itu, disebut juga ular coklat Papua.

Nama lain dari ular taipan adalah Oxyuruanus Scutellatus (Papuan Taipan), yang panjangnya diprediksi bisa mencapai 3 meter.

Ular taipan memiliki habitat hidup yang beragam. Ia dapat ditemukan di daerah yang hangat dan lembab hingga daerah tropis yang kering. Di Australia, ia bahkan tinggal di perkebunan tebu yang banyak mangsanya, seperti tikus.

Gigitan ular Taipan hampir selalu berakibat fatal. Racun ular ini adalah yang paling mematikan ketiga di dunia. Racunnya menyerang sistem saraf, pembekuan darah, dan otot. Jika tergigit, Anda bisa mengalami sakit kepala, pingsan, kelumpuhan, pendarahan internal, kerusakan ginjal dan kematian, yang terjadi sekitar 30 menit setelah gigitan. 

2. Ular Death Adder

ular paling mematikan di indonesia
Ular Death Adder. Foto: Getty Image

Ular Death Adder memiliki nama ilmiah Acanthopis spp. Death Adder adalah salah satu ular berbisa paling mematikan di dunia. Di antara banyak spesies ular yang mematikan, spesies Death Adder menempati urutan ke-4.

Dari segi bentuk fisik, ular ini sebenarnya memiliki tubuh yang agak pendek, panjangnya hanya sekitar 40-100 cm. Dari segi morfologi, tubuhnya pun terbilang pendek dan tebal. 

Ular Death Adder sebenarnya diketahui berasal dari daratan Australia. Namun penyebarannya juga terdapat di beberapa wilayah Indonesia, khususnya Papua Bagian Selatan, termasuk Kabupaten Mimika. Ular ini juga banyak ditemukan di beberapa pulau kecil di sekitar Papua seperti Maluku dan sekitarnya.

Hal yang perlu diperhatikan, di Papua sering dijumpai keberadaan ular ini tidak hanya di hutan atau sungai, tetapi juga di jalan-jalan, dan beberapa mencoba masuk ke pemukiman penduduk, bahkan ke rumah-rumah penduduk. 

Ular death adder bisa membuat 50 persen dari korbannya pasti akan mati. Hal ini yang membuat reputasi ular death adder buruk di habitat aslinya, yakni Australia.

Penanganan yang kurang tepat terhadap orang yang baru pertama kali digigit ular berbisa dapat menyebabkan korban memasuki tahap di mana organ tubuhnya rusak dan membutuhkan antivenom. 

3. Ular Hijau Ekor Merah

Ular hijau ekor merah memiliki nama latin trimeresurus albolabris. Ular tersebut biasanya disebut dengan viper hijau dan merupakan jenis ular berbisa yang berbahaya. Atau kadang juga disebut dengan bamboo pit viper karena cenderung berada di rumpun bambu.

Ciri-ciri ular ini kebanyakan tidak terlalu besar, gemuk agak pendek dan tidak terlalu lincah. Namun apabila terancam, dapat juga bergerak cepat dan gesit.

Ular ini menyukai hutan bambu dan semak belukar di dekat sungai. Ia juga sering hidup di antara dedaunan dan dahan semak atau pohon kecil hingga 3 m di atas tanah.  

Ular Ekor Merah adalah ular agresif yang mudah menggigit. Racun ular jenis ini bersifat hemotoksin yang merusak sistem peredaran darah.

Gigitan ular ini pada manusia menyebabkan rasa sakit yang hebat dan kerusakan jaringan kulit di sekitar luka. Mula-mula jaringan membengkak dan sebagian berwarna merah tua yang merupakan tanda adanya perdarahan di bawah kulit di sekitar luka. Tak lama kemudian akan muncul rasa kaku dan nyeri, yang perlahan menyebar ke anggota tubuh yang digigit. 

4. Kobra Jawa

Orang sering mengira kobra jawa ini identik dengan king kobra, padahal sebenarnya berbeda. Hal itu karena kobra Jawa punya keunikan karena memiliki dua lubang di giginya.

Ular ini tidak hanya bisa menyuntikkan racun dengan gigitannya, tapi juga mampu memuntahkan racun setinggi dua meter.

Jika semprotan racun ular ini masuk ke mata, maka akan menyebabkan iritasi dan rasa sakit yang parah. Kemampuan menyemprotkan racun inilah yang membedakan mereka dari ular king kobra, selain berdasarkan jenis dan ukuran makanannya. 

5. Ular Tanah atau Gibug

Ular tanah atau gibug sering disebut sebagai “si ranjau darat” karena letaknya sering di tanah dan jarang bergerak. Ular Gibug ini secara alami tidak agresif dan akan berdiam diri, bahkan di tengah semak-semak. 

Ia menyerupai daun kering dalam warna dan corak, sehingga sulit dikenali. 

Seperti ular hijau berekor merah, ular gibug juga masuk dalam keluarga viper. Kasus gigitan pada manusia umumnya terjadi lantaran hewan liar ini sering terinjak. Warna dan coraknya yang mirip dedaunan kering, membuatnya sulit untuk dikenali. Sehingga, tak heran ular jenis ini sering terinjak manusia, dan akhirnya menggigit.

6. King Cobra

King kobra adalah hewan berbisa terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai tujuh meter dengan racun yang sangat mematikan. Berbeda dengan ular berbisa lainnya yang memakan tikus dan lainnya, king cobra merupakan predator ular lainnya. 

Selain ular tidak berbisa, king cobra sering memangsa hewan berbisa lainnya, termasuk ular kobra. Orang yang digigit ular king kobra biasanya tidak bertahan lama. Mereka dengan cepat mengalami demam dan sesak napas. 

7. Ular Picung

Pada awalnya ular ini termasuk dalam kelompok ular tidak berbisa, namun belakangan diketahui bahwa ular ini menimbulkan masalah serius bagi orang yang digigitnya.

Racun itu kemungkinan diambil dari mangsanya, yaitu katak Buduk. Ular ini menggunakan racun yang dihasilkan katak Buduk sebagai senjata saat menggigit mangsanya.

Warna kulit ular ini kecoklatan dengan warna merah di leher dan hijau di kepala. Dalam beberapa kasus, efek gigitannya pada manusia dapat menyebabkan korban mengalami pendarahan hebat dari telinga dan hidung, hingga menyebabkan tubuh membiru.  

8. Ular Cabai

Dibandingkan dengan ular berbisa lainnya, ular cabai paling kecil dengan ukuran maksimal 15 cm. Meski berukuran kecil, namun bisanya dapat menghasilkan enam kali lebih mematikan daripada king kobra.

Ular ini memiliki corak yang indah dengan pola belang putih-merah atau hitam-merah di bagian bawah dengan punggung berwarna hitam. Istilah “cabai” mengacu pada bagian bawah ekornya yang berwarna merah cerah, yang menyerupai cabai. 

Ular jenis ini adalah predator katak kecil dan cacing.  

9. Ular Welang dan Weling

Ular weling dan welang sering dianggap mirip, padahal berbeda. Namun, keduanya memiliki kesamaan bahwa mereka sangat beracun. 

Ular welang memiliki kepala yang terpisah jelas dari lehernya. Kepalanya berbentuk segitiga, dan terlihat kontras dengan bagian tubuhnya.

Berbeda dengan ular weling, bentuk kepalanya yang lonjong tampak menyatu dengan badan. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button