Hangout

Waspada Maraknya Penyebaran Berita Hoaks Menjelang Pemilu 2024

Pemilu 2024 menjadi momentum yang paling ditunggu-tunggu oleh oknum penyebar berita hoaks. Biasanya para oknum ini memanfaatkan kesempatan untuk menyebar berita yang menyesatkan dan menggiring opini serta informasi yang dibuat seakan-akan benar validitasnya.

Penyebaran berita hoaks tidak hanya terjadi saat ini. Pada Pemilu 2019 silam, Kominfo menemukan sebanyak 3.356 berita hoaks yang disebarkan sejak Agustus 2018 – 30 September 2019.

Mungkin anda suka

Dampak dari berita palsu tersebut menimbulkan banyak efek negatif di masyarakat sosial. Mulai dari mengadu domba satu sama lain, menggiring masyarakat untuk membenci kelompok tertentu, bahkan masyarakat secara sadar dan tidak sadar berkorban menyakiti fisik orang lain yang tidak bersalah.

Belajar dari peristiwa masa lalu, berikut penjelasan singkat mengenai apa itu berita hoaks, jenis, dan ciri-ciri berita hoaks yang tersebar di berbagai media.

Pengertian Hoaks

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hoaks berarti informasi bohong. Bisa dikatakan hoaks adalah informasi yang dibuat-buat atau direkayasa untuk menggiring opini yang menyesatkan atau menutupi kebenaran.

Singkatnya, hoaks bisa diartikan sebagai upaya pemutarbalikan fakta yang menggunakan informasi dan data yang sekilas meyakinkan tapi tidak dapat diverifikasi kebenaran dan validitasnya.

Jenis-Jenis Hoaks

Masyarakat umumnya mengenal berita hoaks sebagai berita bohong atau palsu, namun hanya sedikit orang yang tahu bahwa hoaks memiliki banyak jenis yang sering ditemukan di berbagai media cetak maupun media digital, salah satunya adalah:

1. Berita Bohong (Fake News)

Jenis hoaks yang satu ini paling sering ditemui dan dilakukan oleh oknum karena sistem penyebarannya yang sangat mudah. Umumnya oknum akan menulis berita yang berisi berbagai informasi palsu dan membuatnya terlihat seperti berita asli yang diwartakan oleh media legal.

Dampak dari berita bohong ini akan membuat para pembaca percaya dan tidak mempercayai kelompok yang disudutkan oleh penulis.

2. Clickbait

Clickbait atau tautan jebakan menjadi salah satu metode penyebaran hoaks yang umum dilakukan. Biasanya oknum ini akan menulis judul atau gambar editan yang kontroversial.

Dampaknya, masyarakat yang hanya membaca judul saja akan tergocek dan mempercayai narasi yang dibuat oleh penulis.

3. Parodi (Satire)

Jenis hoaks yang satu ini biasanya sengaja ditulis oleh oknum untuk menyindir pihak atau kelompok tertentu. Bahkan untuk menarik perhatian pembaca, oknum menyisipkan unsur komedi di dalam narasinya.

4. Propaganda

Kegiatan yang satu ini umumnya menyebarkan informasi, opini, argumentasi, dan ideologi yang menggiring masyarakat untuk setuju dengan pendapat mereka.

Dampaknya, mereka yang merasa informasi ini benar akan membagikan konten itu di media sosial pribadinya atau broadcast message yang pada akhirnya memperluas penyebaran (viral) penggiringan opini tertentu.

Ciri Ciri Berita Hoaks

Dengan perkembangan teknologi dan perkembangan media sosial, hampir semua orang bisa menjadi citizen/netizen journalist dengan mudah. Bahkan tak sedikit dari mereka yang berusaha untuk mendesain artikel, gambar, video, dan jurnal mereka seperti media resmi berbadan hukum.

Biar Anda tidak tergocek oleh mereka, berikut adalah ciri ciri berita hoaks menurut laman dewan pers:

1. Berita yang Memancing Perdebatan

berita hoaks memicu perdebatan
Photo: iStockPhoto

Ciri ciri berita hoaks yang pertama adalah berita yang dapat mengakibatkan kecemasan, permusuhan, dan kebencian pada masyarakat. 

Umumnya masyarakat yang terpapar hoaks akan mudah terpancing untuk melakukan perdebatan. Bahkan mereka bisa saling membenci atau bahkan bermusuhan karena berbeda pendapat.

2. Tidak diketahui Sumbernya

Sumber tidak jelas termasuk ciri ciri berita hoaks - inilah.com
Photo: iStockPhoto

Umumnya berita hoaks menyebarkan berita yang tidak atau sulit diverifikasi validitasnya. Salah satu contoh berita hoaks ini adalah menyebarkan rekaman suara yang dibuat seolah-olah tokoh tertentu yang mengajak kelompoknya untuk mengujarkan kebencian kelompok tertentu.

Padahal bisa saja suara voice note itu dibuat dengan menggunakan teknologi AI atau menyuruh pihak tertentu yang memiliki nada suara yang sama. 

3. Cenderung Menyudutkan Pihak Tertentu

Menyudutkan pihak tertentu
Photo: iStockPhoto

Ciri berita palsu selanjutnya biasanya mengandung informasi atau berita yang tidak berimbang atau menyudutkan pihak tertentu. Pembaca yang minim informasi akan langsung percaya dengan narasi tersebut dan menilai buruk kelompok yang dirugikan.

4. Judul Provokatif

judul provokatif salah satu ciri ciri berita hoaks
Photo: iStockPhoto

Seperti yang kita semua tahu, berdasarkan data dari UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya sebanyak 0,001 persen atau dari 1.000 orang hanya 1 orang saja yang rajin membaca.

Oknum penyebar hoaks sangat paham dengan kondisi ini sehingga mereka membuat judul yang provokatif. Akhirnya banyak masyarakat yang langsung percaya dengan judul berita tanpa melakukan verifikasi informasi di media lain.

Tips Mengenali Berita Hoaks

Berikut adalah 5 cara mengenali berita hoax yang disampaikan oleh Ketua Masyarakat Indonesia Anti Hoax, Septiaji Eko Nugroho:

1. Waspada dengan Judul Provokatif

Waspada dengan Judul Provokatif - inilah.com
Photo: iStockPhoto

Berita hoaks cenderung menggunakan judul sensasional yang provokatif untuk memojokkan pihak tertentu. Isi beritanya biasanya diambil dari media resmi, namun narasinya diubah-ubah untuk menggiring pembaca sesuai dengan persepsi yang dikehendaki pembuat berita hoaks, seperti mengutip dari Kompas.com.

Maka dari itu, masyarakat dihimbau untuk berhati-hati saat membaca atau melihat berita dengan judul provokatif. Jangan lupa juga untuk mencari referensi dan membaca berita dari situs berita resmi untuk membandingkan isi beritanya.

2. Perhatikan Alamat Situs Berita

Periksa URL portal berita
Photo: iStockPhoto

Berdasarkan catatan Dewan Pers, sebanyak 43.000 situs berita mengklaim dirinya sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut hanya sebanyak 300 media online yang terverifikasi sebagai situs berita resmi. Dengan kata lain, terdapat puluhan ribu situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet.

Salah satu contoh alamat URL yang tidak resmi yang masih menggunakan domain blog, seperti blogspot.com, wordpress.com, wix.com, dan sebagainya. Tak menutup kemungkinan alamat URL yang menggunakan .com, .id, dan sebagainya masuk sebagai portal berita tidak resmi.

Jika sulit dibedakan, sebaiknya masyarakat membandingkan berita yang ditulis mereka dengan media resmi lainnya.

3. Periksa Fakta Kebenaran

Periksa kebenaran fakta dan informasi
Photo: iStockPhoto

Tips ketiga untuk mengenali kebenaran berita bisa dilihat dari narasumber berita. Bisa dari KPK, Polri, Kementerian, dan lainnya.

Tapi beberapa masyarakat kerap lebih percaya jika mendapat informasi yang berasal dari pegiat ormas, tokoh politik, tokoh agama, atau pengamat. Mereka memang sosok tokoh yang baik di mata masyarakat, namun bukan berarti mereka memiliki kredibilitas yang tinggi dalam menyampaikan informasi, terutama dari segi angka infografis dan bidang tertentu.

Maka kembali lagi ke poin nomor satu, periksa kembali kebenaran fakta dan informasi yang disampaikan tokoh masyarakat tersebut di portal berita resmi lainnya.

4. Cek Keaslian Foto

Cek kebenaran berita di portal resmi
Photo: iStockPhoto

Di era digital seperti saat ini, oknum penyebar hoaks tidak lagi mengandalkan konten berupa teks yang bisa dimanipulasi. Mereka juga bisa membuat narasi melalui foto atau video yang di edit sedemikian rupa untuk menggiring dan memprovokasi pembaca.

Cara mengecek keaslian konten foto bisa dilakukan melalui mesin pencari Google. Pembaca hanya perlu melakukan drag and drop di dalam kolom pencarian. Kemudian mesin pencari akan menyajikan gambar-gambar yang serupa yang bisa anda bandingkan validitasnya.

Jika konten itu berupa video, pastikan anda menonton videonya hingga akhir dan mencari artikel atau video terkait yang dikeluarkan oleh media resmi.

5. Gabung Grup Diskusi Anti-Hoaks

Gabung komunitas anti hoaks - inilah.com
Photo: iStockPhoto

Masyarakat yang resah dengan maraknya berita hoaks bisa bergabung ke komunitas Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH) di media sosial Facebook.

Di komunitas ini masyarakat bisa bertanya validitas suatu berita dan melihat klarifikasi yang sudah diberikan oleh orang lain.

Cara Melaporkan Konten Hoaks

Jika melihat dan menemukan konten hoaks di media sosial maupun broadcast messenger, anda bisa segera melaporkan konten tersebut melalui media sosial Twitter dengan menggunakan hashtag #BijakHadapiHoax.

Selain melalui media sosial, masyarakat bisa mengirim email ke [email protected] berisi screen capture dan URL link tautan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button