Kanal

Yang Muda Yang Terjerumus: Berawal dari Judi Online, Berakhir di Pelukan Pinjol

Nafsu mengalahkan akal sehat, meski cuan yang didapat dari judi online tak berkah alias tidak mendatangkan kebaikan dan manfaat 

Tatap matanya sayu, perlahan kepalanya juga terus menunduk seolah malu menceritakan keterlibatan dirinya dalam praktik ‘haram’ perjudian yang belakangan mulai menyita waktunya. Sesekali remaja yang baru lulus SMA ini terdiam menceritakan kisah awal kecanduan judi online.

Mungkin anda suka

Badrul (nama samaran) begitu kira-kira pemuda berusia 18 tahun ini disapa. Rambutnya gondrong dan hampir menutupi keseluruh bagian wajahnya ketika bercerita.

“Kalau hitung rugi ya, kayanya sudah rugi hampir lebih dari Rp1,5 juta sih dari slot (judi online),” kata Badrul dengan nada berbisik kepada Inilah.com di daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (15/9/2023).

Sembari duduk di pinggir jalan dan memainkan batu kerikil di tangannya, Badrul berupaya menguatkan dirinya bercerita terkait hal yang kini membuat ia kecanduan.

Badrul mengaku tak pernah menyangka bisa terjerumus ke jurang judi online. Apalagi dia punya riwayat sebagai salah satu orang yang menolak keras mencari peruntungan lewat judi saat masih duduk di bangku SMA.

Namun apa daya, sosok yang terkesan tertutup ini hanya manusia biasa. Nafsu mengalahkan akal sehatnya.

“Waktu itu gue lihat teman sampai ngantongin Rp2 juta sekali main. Lumayan juga nih, iseng-iseng coba, padahal lagi enggak butuh apa-apa juga ya karena masih baru tamat sekolah,” ucap Badrul.

“Nah mulai dari sana, sampai sekarang tuh enggak berhenti main. Ya meskipun banyak kalah ya dari pada menang,” lanjut dia,

Sebagai remaja yang baru menamatkan sekolah dan belum mendapat pekerjaan, Badrul jelas hanya bergantung pada uang saku yang diberikan orang tuanya. Sehari, kata dia, sang Ibu hanya memberinya uang sekitar Rp10 ribu.

Uang jajan itulah yang terkadang jadi modal Badrul untuk ia “gandakan” melalui judi online. Namun, remaja ini mengatakan, uang tersebut tetap saja tidak cukup untuk jadi modal awalnya.

Sebagai jalan pintasn, Badrul memilih menggunakan jasa peminjaman online (pinjol) yang ia temui hasil penelusuran mesin pencari melalui telepon seluler miliknya. Beruntung, jasa pinjol yang ia temukan sesuai harapannya. Pengajuan Badrul sebesar Rp600 ribu ke jasa pinjol disetujui.

“Cair langsung mainin lagi slot. Tapi enggak semua dijadiin slot juga sih, kadang setengah nya buat kebutuhan kayak bensin motor, makan, atau rokok begitu lah,” beber dia.

Badrul pun mendapat untung menggiurkan dari modal sekitar Rp500 ribu yang ia mainkan untuk judi online. Total hampir Rp1,5 juta bersih pernah dikantongi Badrul setelah hampir satu malam berjibaku memainkan jarinya di layar handphone.

“Biasanya main malam, enggak main tiap hari juga. Cuma belakangan ini emang udah agak menahan diri buat tidak main lagi. Cuma gimana ya, teman kadang sering ngomporin buat main terus. ‘Lagi bagus nih, Depo (setoran saldo) lah, lumayan’,” ucap Badrul menirukan bujuk rayu teman sepermainannya.

Ia menyebut, judi online memang hanya menggiurkan di awal. Namun, setelahnya, menang bak sebuah hal yang mustahil untuk didapat.

“Kalau dipersentasekan ya banding 70:30 lah. Banyak banget kalahnya,” sesal Badrul.

Akan tetapi, meski sudah kalah berkali-kali, Badrul tetap tak berhenti.

Uang hasil pinjol dari berbagai jasa aplikasi pinjol yang didapat ludes untuk berjudi. Akibatnya, ia juga terjerat utang pinjol.

“Untungnya masih bisa dibayar cicil,” kata Badrul.

Serupa dengan Badrul, Burhan bukan nama aslinya juga ketagihan main judi online. Burhan yang sedikit lebih terbuka dan ekspresif bercerita mengaku terjerumus ke praktik haram itu lantaran ajakan teman.

Di sisi lain, Burhan juga mencermati bermain judi melalui handphone nyatanya lebih gampang dari yang ia perkirakan.

Untuk bermain, cukup menekan tombol spin di mesin yang terpampang di layar handphoe. Mesin kemudian akan berputar dan memperlihatkan berbagai macam bentuk gambar sehingga tidak diketahui secara pasti ikon apa yang muncul.

Lantas jika spinner yang berhenti berputar terdapat delapan gambar yang sama secara otomatis para pejudi akan menang.

“Untungnya waktu itu sekali main langsung dapet untung Rp450 ribu. Karena waktu itu enggak berani depo banyak jadi ya paling main Rp200 ribu lah,” ujar dia membeberkan.

Setelah beberapa kali beruntung, Burhan justru mengalami kerugian dan tak lagi punya modal untuk bermain judi dalam jaringan (daring) itu.

“Saya juga hampir Rp2 juta kerugian di slot, lebih banyak kalahnya ketimbang menangnya,” ungkapnya.

Persis seperti Badrul, pemuda 18 tahun itu pun mencari modal untuk ke aplikasi pinjol. Ada dua aplikasi pinjol yang mau menerima pengajuan peminjaman uang yang disodorkan Burhan.

Menimbang risiko yang ada, Burhan tak berani meminjam uang lebih banyak dari Badrul. Total hanya Ro200 ribu yang ia inginkan dari pinjol.

Meski begitu, Burhan tetap kelabakan menutup utang tersebut lantaran judi online yang ia mainkan selalu berakhir mengecewakan. Saat menang pun, hasil jerih payahnya harus dialihkan untuk membayar utang pinjol.

“Itu pun saya harus nyicil bayarnya. Ya mesti gimana ya, orang namanya enggak ada kerjaan, uang jajan cuma Rp20 ribu. Itu kadang ada, kadang juga enggak,” ujar Burhan mengisahkan.

Kini, baik Badrul dan Burhan terlihat kapok dan memiliki keinginan meninggalkan judi online. Pasalnya, mereka juga menyadari candu judi online bisa berakibat di “pelukan” pinjol.

“Untuk judi slot ini gue juga udah tekad buat berhenti, pinjol gue juga udah enggak mau lagi,” ujar Badrul.

“Gue udah bertekad, tahun ini harus bisa dapat kerja biar gak main slot dan pinjol lagi,” kata Burhan.

Kedua remaja itu pun satu suara mendukung langkah pemerintah yang tampak tengah memerangi judi online. Sebab, mereka juga tahu cuan yang didapat dari judi online tak berkah alias tidak mendatangkan kebaikan dan manfaat. Badrul dan Burhan menanamkan semangat kepada dirinya masing-masing untuk mencari uang dengan cara yang halal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button