Market

10 Bendungan Terbesar Ini Sarat Manfaat untuk Masyarakat

Melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan sebanyak 10 bendungan siap diresmikan pada 2023. Jumlah tersebut merupakan sebagian dari jumlah total 15 bendungan yang ditargetkan selesai tahun ini.

Bendungan yang akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo antara lain Bendungan Lau Simeme, Bendungan Margatiga, Bendungan Karian, Bendungan Cipanas, Bendungan Sepaku Semoi, Bendungan Tiu Suntuk, Bendungan Temef, Bendungan Lolak, Bendungan Pamukkulu, dan Bendungan Ameroro.

Mungkin anda suka

Memiliki peran besar untuk masyarakat, bendungan atau waduk merupakan tempat untuk menyimpan atau menampung air saat musim penghujan. Air tersebut dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, mulai dari keperluan pertanian dan hal lainnya saat musim panas.

Hingga saat ini, Indonesia memiliki sejumlah bendungan dengan ukuran yang cukup besar. Tentunya, bendungan-bendungan tersebut memiliki manfaat yang nyata bagi masyarakat di sekitarnya.

Daftar Bendungan Terbesar di Indonesia

Berikut adalah beberapa bendungan terbesar di Indonesia:

1. Waduk Jatiluhur

Waduk Terbesar di Indonesia
Foto: Google Maps/Eko Pramuyanto

Waduk Jatiluhur merupakan bendungan terbesar di Indonesia. Bahkan, menjadi waduk terluas di Asia Tenggara. Memiliki luas hingga 8.300 hektare, waduk ini berlokasi di Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Cianjur dan Bandung.

Pada 1957 atau saat pemerintahan Ir. Soekarno, waduk ini sudah mulai dibangun. Tujuan awal pembuatan bendungan ini untuk irigasi sawah seluas 242.000 hektare.

Tak hanya memiliki luas terbesar, Waduk Jatiluhur memiliki pengaruh besar terhadap daerah sekitarnya, termasuk DKI Jakarta. Bendungan ini juga tersambung dengan waduk Cirata yang masih dalam aliran sungai Citarum.

Waduk Jatiluhur merupakan sebuah kenang-kenangan dari Pemerintah Indonesia kepada Ir. H. R. Djoenda Kartawidjaja. Djoenda adalah perdana menteri terakhir di Indonesia.

Ir Djoenda dan Ir Sedijatmo memperjuangkan pembangunan waduk yang dirancang menjadi waduk terbesar di Indonesia.

Gagasan tersebut diperjuangkan di Forum International. Dalam masa pembangunannya, tercatat ada 14 desa besar yang harus dikorbankan.

Bendungan Jatiluhur memiliki enam unit turbin. Ini berfungsi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Waduk ini mampu memproduksi sebanyak 187 MW atau rata-rata sekitar 1000 juta kwh setiap tahunnya.

2. Waduk Karangkates

2. Waduk Karangkates
Foto: Google Maps/Diah Novita

Bendungan terbesar di Indonesia selanjutnya adalah Waduk Karangkates yang terletak di Malang, Jawa Timur.

Memperoleh air dari aliran air Sungai Brantas, waduk ini dibangun pada 1995 selama dua tahun. Dana yang dikeluarkan untuk pembangunannya sekitar 10 milyar rupiah.

Memiliki luas lahan hingga 6 hektare, waduk ini berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Bendungan yang memiliki kapasitas 3 x 35 megawat ini bisa menghasilkan listrik hingga 400 juta kwh setiap tahun.

Fungsi lainnya waduk ini adalah sebagai sumber air untuk masyarakat sekitar. Bahkan, waduk ini digunakan sebagai tempat wisata oleh masyarakat Malang dan sekitarnya.

Namun, di balik besarnya waduk ini, ada cerita mistis saat pembangunannya. Saat proses pembangunan, dikabarkan ada tumpukan batu misterius yang mengganggu dan sulit dipindahkan. Oleh karena itu, pembangunan waduk terpaksa harus bergeser sedikit ke arah Timur dari lokasi seharusnya.

3. Waduk Sigura-Gura

3. Waduk Sigura-Gura
Foto: Google Maps/Adam Taufik

Bendungan yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara ini dibangun pada 1978 dan selesai pada Desember 1981. Pada saat itu, Jepang menggunakan waduk ini untuk pembangkit listrik untuk pabrik Aluminium (INALUM).

Saat ini, Bendungan Sigura-Gura berfungsi untuk menjamin ketersediaan volume air dan besarnya energi air yang diperlukan untuk pembangkit tenaga listrik di PLTA Sigura-Gura.

Waduk Sigura-Gura memiliki struktur yang mengadaptasi Beton Gravity dengan tinggi sekitar 46 meter dari titik paling dalam Sungai Asahan.

Waduk yang berlokasi dekat dengan danau Toba ini memiliki volume air hingga 6.140.000 meter kubik. Selain itu, waduk ini dapat menghasilkan listrik sebesar 206 megawatt.

Uniknya, pembangkit listrik waduk ini berada jauh 200 meter di kedalaman tanah yang terdiri dari ruang pembangkit listrik dan ruang transformator utama.

4. Waduk Batutegiegi

4. Waduk Batutegiegi
Foto: Google Maps/Ari Ben36

Waduk Batutegi terletak di Pekon Batu Tegi, Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Proses pembangunan waduk ini dimulai memakan waktu hingga delapan tahun yakni dari 1994 hingga 2002.

Waduk ini kemudian diresmikan oleh Megawati Soekarno Putri yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden RI.

Sama dengan waduk lainnya, bendungan ini berfungsi sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Kemudian fungsi lainnya adalah sebagai menyediakan air untuk warga sekitar dan tempat wisata.

Terletak di antara dua bukit, waduk ini memiliki luas sekitar 3.560 hektar, serta memiliki kapasitas penampungan air hingga sembilan juta meter kubik.

5. Waduk Gajah Mungkur

5. Waduk Gajah Mungkur, Waduk terbesar di Indonesia
Foto: Google Maps/Wahyu Wijayanto

Terletak di Wonogiri, Jawa Tengah, waduk Gajah Mungkur memiliki luas hingga 9.100 hektare. Waduk ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 17 November 1981.

Waduk Gajah Mungkur merupakan salah satu dari lima waduk yang direncakanan pembangunan dalam proyek Bengawan Solo.

Proyek Bengawan Solo adalah proyek yang dibuat untuk mengendalikan air pada sungai sehingga lebih bermanfaat.

Dalam pembangunannya, tercatat 15 desa dan 13 ribu keluarga harus dipindahkan. Dampak dari pembangunan waduk ini membuat sebagian warga melakukan transmigrasi ke Jambi, Bengkulu, Sumatera.

Sebanyak 2899 pekerja, 35 ahli dari Jepang terlibat dalam pembangunan waduk ini. Bahkan, waduk ini menghabiskan dana hingga Rp55 miliar.

Waduk Gajah Mungkur direncanakan dapat berfungsi dan bertahan selama 100 tahun.

Untuk kapasitasnya, waduk ini mampu menampung hingga 750 meter kubik air. Saat ini, bendungan ini berfungsi sebagai pencegah banjir, sumber irigasi, dan tempat wisata.

6. Waduk Kedungombo

6. Waduk Kedungombo
Foto: Google Maps/Pamuji Raharjo

Berlokasi di Desa Rambat Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan, Waduk Kedungombo berjarak 29 km ke arah Selatan kota Purwodadi. Waduk ini dibangun tahun 1980 dan selesai tahun 1991.

Dalam pembangunannya, tercatat 37 desa, tujuh kecamatan, di sebanyak tiga kabupaten ditenggelamkan. Selain itu, sebanyak 5268 keluarga harus kehilangan tanahnya.

Waduk Kedungombo memiliki luas sekitar 6.576 hektare dengan lahan perairan 2.830 hektare dan daratan seluas 3.746 hektare. Lokasi waduk ini di perbatasan antara wilayah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali.

Bendungan ini dibangun pada pertemuan antara dua sungai, yakni sungai Uter dan Serang. Pemerintah melakukan pembangunan Waduk Kedungombo sebagai pembangkit listrik tenaga air berkuatan 22,5 megawatt.

Saat ini, selain menjadi pembangkit listrik tenaga air, bendungan ini juga dijadikan tempat wisata. Bahkan disediakan perahu motor untuk pengunjung dan area tempat bermain untuk anak-anak.

7. Waduk Wonorejo

7. Waduk Wonorejo
Foto: Google Maps/Ahmad Firman

Waduk Wonorejo terletak di Tulungagung, Jawa Timur. Berjarak 12 km dari pusat kota Tulungagung, waduk ini mampu menampung air hingga 122 juta meter kubik.

Setiap detik waduk ini mampu menghasilkan air mencapai 15 ribu meter kubik. Waduk Wonorejo menyediakan air untuk Kawasan Tulungagung dan sekitar. Kemudian fungsi lainnya sebagai sarana pergerakan turbin untuk menghasilkan energi listrik.

Sama halnya dengan waduk lainnya, waduk Wonorejo juga dijadikan tempat wisata. Di waduk itu disediakan wahana air seperti perahu, jetski, pemancingan air, dan bumi perkemahan.

Bahkan, ada juga sirkuit untuk acara Offroad atau motorcross, serta menyediakan penginapan atau resort untuk para pengunjung yang ingin menginap.

Bendungan ini diresmikan pada 21 Juni 2001 oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu Megawati Soekarnoputri. Pada 2011, terjadi sedimentasi akibatnya total kapasitas dari waduk yang terbentuk diperkirakan tinggal 107,2 juta meter kubik dengan kapasitas aktif sebesar 97 juta meter kubik. Kemudian kapasitas nonaktif sebesar 10,1 juta meter kubik.

8. Waduk Jatigede

8. Waduk Jatigede
Foto: Google Maps/Sanz

Waduk Jatigede terletak di daerah Majalengka dan Sumedang Jawa Barat. Waduk ini membendung aliran sungai Cimanuk.

Waduk ini dibangun pada tahun 2008 dan selesai tahun 2015. Waduk yang memiliki luas hingga 4.980 hektare ini sebenarnya sudah direncanakan sejak zaman Hindia Belanda.

Saat itu, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan pembangunan tiga waduk di sepanjang Sungai Cimanuk. Namun, tidak sesuai rencana, proses pembangunannya terhenti karena ada tantangan dan kontroversi dari warga sekitar.

Pembangunan kembali direncanakan pada tahun 1990an. Kemudian saat pembangunan, Pemerintah merelokasi masyarakat yang masih tinggal di area sekitar.

Waduk Jatigede memiliki fungsi yakni menambah volume tampungan air untuk mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air Nasional khususnya di Provinsi Jawa Barat.

9. Waduk Riam Kanan

9. Waduk Riam Kanan
Foto: Google Maps/Akhmad Solihin

Waduk terbesar di Indonesia selanjutnya adalah Waduk Riam Kanan yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan. Dibangun sekitar tahun 1972, bendungan ini menghabiskan pembangunan sekitar 10 tahun.

Waduk Riam Kanan membendung delapan sungai yang berasal dari wilayah Pengunungan Meratus. Peresmian waduk ini dilakukan oleh Presiden Soeharto yang difungsikan sebagai PLTA di kawasan Kalimantan Selatan.

Selain itu, waduk yang memiliki luas sekitar 9.730 hektare ini juga berfungsi sebagai sumber penerangan kawasan Banjarmasin dan wilayah lain di sekitarnya. Pada saat pembangunannya, waduk ini harus menenggelamkan sembilan desa.

10. Waduk Tilong

10. Waduk Tilong, Waduk Terbesar di Indonesia
Foto: Google Maps/Isnan Wijarno

Berlokasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Waduk Tilong berfungsi sebagai kebutuhan PLTA dan irigasi area sawah di kawasan NTT. Bendungan Tilong dibangun sejak 1995 hingga 2001 di desa Noel Nasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang NTT.

Memiliki daya tampung air hingga 19 juta meter kubik, Bendungan ini menjadi sumber tampungan air baku warga NTT dan sekitarnya.

Waduk Tilong mampu mengairi area sawah seluas 1.484 hektare dengan debit sebesar 2,23 meter kubik per detik dan melayani kebutuhan air baku masyarakat Kota Kupang dengan debit sebesar 150 liter per detik.

Dibangun oleh Direktorat Jenderal SDA melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara II, bendungan ini merupakan salah satu upaya untuk menampung air hujan dan aliran permukaan sungai Tilong.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button