Market

Rugi Rp 152,41 Miliar Efek Pro Israel, Pengelola KFC Berharap Bisnisnya Naik 10 Persen di 2024

PT Fast Food Indonesia Tbk yang melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham FAST yang mengelola jaringan bisnis KFC terpaksa merevisi target bisnis tahun 2024. 

Kebijakan manajemen ini akhirnya menanggapi aksi boikot masyarakat Indonesia terhadap korporasi yang diduga mendukung serangan Israel ke pejuang dan warga sipil Palestina, dengan beberapa aksi korporasi. Sambil berharap, para pendukung Palestina mengurangi aksi boikotnya di berbagai daerah. 

Walaupun butuh waktu lama untuk melupakan kekejaman Israel terhadap Palestina. Atau mungkin aksi membela warga Palestina tidak akan pernah melupakan kekejaman tersebut.

Manajemen PT Fast Food Tbk (FAST) mengakui imbauan boikot korporasi pendukung Israel berpengaruh terhadap penjualan jaringan restoran miliknya, KFC. KFC menjadi salah satu merek yang masuk daftar boikot setelah memberikan dukungan pembiayaan kepada tentara Israel dalam menyerang warga sipil Palestina yang tidak berdosa.

“Efek boikot terhadap produk kami mencakup penurunan penjualan dan transaksi bisnis kami,” tulis manajemen FAST dalam laporan Hasil Public Expose Tahunan yang dirilis di Bursa Efek Indonesia atau BEI.

Jaringan bisnis KFC pun tidak bisa mengelak karena sudah terungkap berbagai investigasi sumbangan dolar dari perusahaan induknya di Negeri Paman Sam, bisa sampai ke tentara Israel dan digunakan untuk membombardir warga sipil Palestina. Balasannya, di Indonesia jaringan bisnis makanan cepat saji ini dibombandir aksi boikot para pendukung pejuang Palestina.

Manajemen FAST pun menjelaskan dalam paparan publiknya di BEI tentang langkah manajemen merilis sejumlah produk baru. Bahkan program promosi pun yang dirancang untuk menggantikan transaksi yang hilang tetap memaksa menurunkan target bisnisnya di tahun depan. 

Padahal berbagai promosi digencarkan untuk meminimalkan dampak boikot para pendukung Palestina di Indonesia. Akhirnya, perseroan saat ini, menunggu nasib dengan fokus pada promosi intensif terhadap produk-produk yang dijual sambil berharap para pelanggan yang dulu setia kembali mencicipi beraneka menu favoritnya. 

Dengan menurunnya penjualan produk KFC, manajemen FAST dengan terpaksa merevisi proyeksi pertumbuhan pada 2024 dari yang sebelumnya 15 persen menjadi 10 persen. Perseroan berusaha meyakini masih dapat mencapai target tersebut melalui strategi yang dimulai akhir 2023 ini. 

Meski aksi boikot telah menyebar ke berbagai daerah penopang cuan bisnis KFC di berbagai kota besar, perseroan masih berupaya membuka gerai baru. Berharap simpati pelanggan lamanya sebelum aksi boikot, perseroan berusaha merelokasi gerai yang ada di mal ke gerai tipe free standing. Strategi ini bertujuan untuk memperluas pangsa pasar menarik hati para pelanggan di tengah aksi boikot bisnis KFC di berbagai daerah. 

Manajemen sedikit lega dengan melihat pertumbuhan rata-rata gerai yang sudah berjalan mencapai enam persen sampai tujuh persen. Berdasarkan hal itu, perseroan menjadi lebih yakin untuk memasuki pasar yang lebih potensial dengan ukuran yang lebih besar. 

Padahal, sepanjang kuartal III 2023 pengelola jaringan bisnis KFC ini terpaksa mencatatkan rugi bersih Rp 152,41 miliar. Dalam materi paparan publik, manajemen FAST menyampaikan sejumlah faktor yang menekan kinerjanya tersebut.

Pertama, kenaikan harga beberapa bahan baku dikarenakan inflasi dan tambahan biaya material handling sebagai dampak kenaikan upah minimum dan harga BBM. “Tidak semua kenaikan harga bahan baku utama yaitu ayam bisa ditutupi dengan kenaikan harga jual menu yang akhirnya berdampak pada penurunan transaksi,” tulis manajemen FAST seperti mengutip dalam keterbukaan informasi yang dipublikasikan di BEI, akhir November 2023 lalu.

Faktor lainnya yakni persaingan ketat dengan quick service restaurant (QSR) yang sama-sama memanfaatkan kondisi usai pandemi Covid-19. Selain itu, kenaikan upah minimum secara nasional tidak bisa ditutupi dengan penyesuaian harga menu secara minimal. Terpaksa manajemen menaikkan harga produk makanan cepat saji secara tipis-tipis saja.

Kerugian hingga Rp 152,41 miliar hingga kuartal III tahun ini, berarti membengkak 815,69% dibandingkan tahun sebelumnya di angka Rp 17,16 miliar. Sedangkan pendapatan perseroan naik sebesar 7,04% secara tahunan menjadi Rp 4,61 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut dikontribusi oleh segmen makanan dan minuman yang naik 7,39% menjadi Rp 4,6 triliun.

Sementara, beban pokok penjualan sebesar Rp 1,72 triliun atau naik 6,38% secara tahunan. Sehingga, pemilik jaringan bsinis KFC ini masih membukukan pertumbuhan laba kotor sebesar 7,43% secara tahunan menjadi Rp 2,89 triliun.

Untuk beban penjualan dan distribusi yang naik dari sebelumnya Rp2,2 triliun menjadi Rp2,45 triliun. Kemudian beban umum dan administrasi naik 19,96% secara tahunan menjadi Rp 631,17 miliar.

Sehingga hal itu membuat FAST mencatat rugi usaha sebesar Rp 146,62 miliar hingga kuartal III tahun ini dari sebelumnya mencetak laba yang sebesar Rp20,48 miliar.

Adapun total aset sebesar Rp3,77 triliun hingga kuartal III atau turun 1,21% year-to-date (YtD). Adapun liabilitas meningkat 3,98% YtD menjadi Rp 2,87 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp 904,88 miliar atau terkoreksi 14,72% YtD.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button