News

Apa yang Bisa Diharapkan dari Kunjungan Menlu Blinken ke China?

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengunjungi China, Minggu (18/6/2023). Beijing dan Washington berupaya memulihkan hubungan setelah masa-masa konflik tak berujung. Sebuah kunjungan yang diliputi pesimisme. Apa yang bisa diharapkan dari kunjungan ini?

Blinken awalnya dijadwalkan mengunjungi China pada Februari lalu, tetapi perjalanannya ditunda setelah Amerika Serikat menembak jatuh apa yang disebut ‘balon mata-mata China’ yang ditemukan terbang di atas wilayah AS dan dikatakan sedang mengumpulkan intelijen di situs militer domestik. Akibat peristiwa ini hubungan kedua negara makin menegang.

Blinken adalah pejabat AS paling senior yang mengunjungi China sejak 2019 dan menteri luar negeri pertama sejak perjalanan Mike Pompeo pada 2018 di tengah perang dagang Presiden Donald Trump dengan Beijing. Blinken diperkirakan akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang atau diplomat top Wang Yi. Tidak jelas apakah dia akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping seperti yang dilakukan Pompeo pada Juni 2018.

Berbicara pada konferensi pers pada hari Jumat sebelum berangkat ke Beijing, Blinken mengatakan perjalanannya memiliki tiga tujuan utama yakni menyiapkan mekanisme manajemen krisis, memajukan kepentingan AS dan sekutu serta berbicara langsung tentang masalah terkait, serta menjajaki bidang kerja sama potensial.

“Kami ingin memastikan, seperti yang kami lakukan, bahwa persaingan yang kami miliki dengan China tidak mengarah ke konflik, tempat yang Anda mulai adalah dengan berkomunikasi,” kata Blinken.

Fokus utama perjalanan Blinken adalah membangun kembali saluran komunikasi untuk ‘mengatasi kesalahan persepsi dan mencegah kesalahan perhitungan’, juga memastikan bahwa persaingan antara negara adidaya tidak berubah menjadi ‘konflik’, menurut Daniel Kritenbrink, asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik.

Ini sepertinya bukan poin pembicaraan basa-basi dari Departemen Luar Negeri AS. Bulan lalu, sebuah jet tempur China hampir bertabrakan dengan pesawat pengintai AS yang terbang di atas wilayah udara internasional di Laut China Selatan. Komando Pasifik AS mengklaim bahwa pilot China telah melakukan manuver dengan ‘cara agresif yang tidak perlu’.

Insiden itu hanyalah yang terbaru antara dua kekuatan yang hubungannya memburuk di bawah pemerintahan Trump dan tidak berubah menjadi lebih baik di masa Presiden Joe Biden.

Washington dan Beijing sekarang mungkin siap untuk pencairan hubungan, kata Ryan Hass, seorang rekan senior di Brookings Institution, yang menggambarkan perjalanan Blinken sebagai ‘tahap pertama dari proses eksplorasi’ oleh kedua belah pihak untuk melihat apakah mereka dapat meningkatkan hubungan menjadi lebih baik.

“Baik Presiden Biden maupun Presiden Xi tidak mendapat manfaat dari persepsi eskalasi hubungan AS-China yang tak terkendali. Pada saat yang sama, tidak ada yang ingin terlihat melunakkan pendekatan mereka terhadap yang lain,” kata Hass kepada Al Jazeera.

“Ini adalah ruang yang akan dijelajahi kedua belah pihak selama kunjungan. Apakah mungkin memetakan jalan ke depan untuk hubungan yang mengelola persaingan dan mempertahankan saluran komunikasi yang terbuka? Kami belum tahu,” kata Hass.

“Tapi inilah mengapa ada diplomat. Untuk menyelidiki, menguji, menjelajahi cara-cara yang tidak bermusuhan untuk mengelola tantangan yang sulit. Waktu akan memberi tahu kita,” tambahnya.

Kunjungan tersebut sebagai tindak lanjut setelah panggilan telepon antara Blinken dan Menteri Luar Negeri Qin dan pertemuan antara pejabat tinggi AS dan China di Beijing. Pada bulan Mei, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bertemu dengan diplomat senior China Wang Yi di Wina untuk ‘pembicaraan jujur’.

Beijing, bagaimanapun, menolak pertemuan antara pejabat militer AS dan China di forum keamanan Shangri-La di Singapura bulan lalu, tampaknya karena Biden menolak mencabut sanksi terhadap Menteri Pertahanan China Li Shangfu, yang telah diberlakukan sejak 2018.

Qinduo Xu, seorang mantan jurnalis dan rekan senior di Pangoal Institution, sebuah wadah pemikir yang berfokus pada tata kelola di Beijing, mengatakan kedua belah pihak mungkin juga sedang test the water untuk kemungkinan pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Biden akhir tahun ini di KTT APEC 2023 di AS.

“Beijing mengatakan hanya ada sedikit yang bisa mereka dapatkan dari pertemuan dengan Blinken, tetapi dengan mengatakan itu saya pikir orang masih melihat kemungkinan apa pun atau peluang apa pun untuk menstabilkan hubungan,” kata Xu. “Ya, itu (hubungan) buruk, tetapi jika kita dapat melakukan sesuatu untuk mencegahnya menjadi lebih buruk, itu setidaknya dapat diterima untuk Beijing,” katanya.

Pekan lalu, Wall Street Journal melaporkan bahwa China berencana untuk membangun pangkalan mata-mata baru di Kuba, hanya 145 kilometer (90 mil) dari daratan AS – meskipun pejabat AS menolak cerita tersebut.

Blinken juga kemungkinan akan mengangkat masalah termasuk orang Amerika yang ditahan di China dan aliran ilegal fentanyl dari China ke AS, yang telah diangkat oleh diplomat lain dalam pertemuan baru-baru ini. Sementara Beijing akan tertarik untuk membahas tarif AS atas barang-barang China dan sanksi terhadap pejabat tinggi, serta semakin banyak perusahaan China yang dilarang melakukan bisnis dengan AS atau ditempatkan di Departemen Perdagangan AS.

Menteri Luar Negeri Qin telah mendesak AS untuk menghormati ‘kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China’, sementara juga mendesak AS untuk berhenti mencampuri kepentingan China ‘dengan dalih persaingan’, kata Andy Mok, seorang peneliti senior di Center for China and Globalization. “Mereka bekerja melalui tingkat saling percaya yang rendah,” lanjut dia.

Sebelumnya Biden mengatakan dia berharap untuk bertemu lagi dengan Presiden China Xi Jinping setelah pertemuan panjang pada November tahun lalu di sela-sela KTT Kelompok 20 (G20) di Bali. “Saya berharap, selama beberapa bulan ke depan, saya akan bertemu dengan Xi lagi dan berbicara tentang perbedaan sah yang kita miliki, tetapi juga bagaimana ada area yang bisa kita jalani,” kata Biden.

Kedua pemimpin kemungkinan akan menghadiri KTT G20 berikutnya, pada bulan September di New Delhi. Xi telah diundang untuk melakukan perjalanan ke San Francisco pada bulan November ketika AS menjamu para pemimpin dari kelompok Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Blinken diperkirakan akan bertemu dengan pejabat tinggi China dan menghadiri perjamuan di wisma tamu negara di taman Diaoyutai.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button