Market

Bandara Ahmad Yani Semarang Kelola Sampah dengan Budidaya Magot

PT Angkasa Pura I Kantor Cabang Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Semarang mengandeng Pegiat Magot Puhon Indonesia Lestari untuk pengembangan pengelolaan sampah dengan budidaya magot.

Hal ini ditandai dengan pemberian bantuan CSR kepada Puhon Indonesia Lestari untuk lebih mengembangkan teknologi pengelolaan sampah dengan budidaya magot sebagai pengurai sampah organik.

Bantuan diserahkan simbolis di Kantor Administrasi Jenderal Ahmad Yani, Semarang oleh General Manager Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Fajar Purwawidada kepada Penanggung Jawab Puhon Indonesia Lestari, senilai Rp.111.750.000.

Dikutip dari InilahJateng, Sabtu (9/12/2023), bantuan akan digunakan untuk penyediaan peralatan budidaya magot, alat pengolah sampah dan alat transportasi pengambilan sampah di bandara.

Puhon Indonesia Lestari merupakan masyarakat pegiat magot, di mana mereka mengelola sampah organik menggunakan magot yang dapat dipergunakan untuk pakan ikan dan unggas.  

Pengolahan sampah dengan budidaya magot ini dapat mengurangi sampah organik yang di kirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), prosesnya yaitu melalui pembiakan lalat Black Soldier Fly (BSF). Di mana, telurnya dapat menghasilkan magot (belatung) untuk mengurai sampah organik.

Selanjutnya, magot itu dapat dipergunakan untuk pakan ternak unggas, ikan dan lainnya yang menghasilkan nilai. Sedangkan bekas pembiakannya yaitu kasgot dapat di pergunakan sebagai pupuk.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani, Fajar Purwawidada menyampaikan, saat ini, memang sangat diperlukan penanganan serius terhadap sampah. Agar tidak berdampak buruk kepada lingkungan.

Melalui pemberian bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini, diharapkan Puhon Indonesia Lestari dapat mengajak masyarakat lain untuk dapat mengelola sampah dengan baik dengan memilah sampah sampah organik dan non organik.

“Sehingga bisa menghasilkan nilai dan mengurangi sampah yang di kirim ke Tempat Pembuangan Sampah akhir TPA,” kata Fajar, Jumat (8/12/2023).

Adapun saat ini pengelolaan sampah di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang saat ini dengan nilai residu buangan 50 persen. Saat inipun sudah menerapkan pengelolaan sampah dengan budaya magot sebagai pengurai sampah organik.

Sedangkan sampah non organik yang mempunyai nilai ekonomis dijual yang hasilnya yang di pakai untuk pembiayaan operasional TPS di Bandara. Sebagai tambahan informasi, saat ini PT Angkasa Pura I Cabang Jenderal Ahmad Yani Semarang terus menerapkan konsep Eco Airport dan Green Airport dengan melakukan kegiatan berupa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pengunaan lampu hemat energi, pengelolaan sampah dan limbah serta melakukan penghijauan penanaman 1000 pohon disekitar Bandara.

Melalui konsep eco airport, diharapkan operasional bandara dapat meminimalisir dampak polusi, di antaranya polusi kebisingan (noise), getaran (vibration), udara (atmosphere), air (water), tanah (soil), sampah (solid waste), dan energi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button