Market

BI Prediksi Inflasi akan Naik dalam Kisaran 4,5-4,6 Persen

Bank Indonesia atau BI memprediksi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tahun ini akan lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini dampak perekonomian dunia yang saat ini terguncang.

“BI terus melakukan langkah yang diperlukan dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah melalu TPID baik di pusat maupun di daerah,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022).

Dia mengatakan, dengan kondisi perekonomian global dan perkembangan harga komoditas dunia yang terus naik, prediksinya inflasi akan berada di atas 4,2 persen. Bahkan inflasi ini bisa berada di kisaran 4,5-4,6 persen.

“Karena kenaikan harga pangan dan energi yang tidak disubsidi pemerintah,” kata Perry.

Sebagai informasi, laju peningkatan harga (inflasi) pada bulan Juli 2022 prediksinya menurun. Berdasarkan survei pemantauan harga Bank Indonesia (BI) pada pekan pertama Juli 2022, inflasi Juli 2022 prediksinya sebesar 0,40 persen mom.

Ini meningkat dari tingkat inflasi pada bulan Mei 2022. Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan Juni 2022 sebesar 0,61 persen mom, atau secara tahunan sebesar 4,35 persen yoy.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi Juli 2022 sampaid engan pekan pertama, yaitu cabai merah, bawang merah, tarif angkutan udara, dan cabai rawit.

“Cabai merah mengalami peningkatan harga sebesar 0,14 persen mom, inflasi bawang merah sebesar 0,12 persen mom, tarif angkutan udara terpantau naik 0,08 persen mom, dan cabai rawit naik 0,05 persen mom,” tulis Erwin.

Penyumbang inflasi umum pada periode ini berasal dari kenaikan harga tomat sebesar 0,02 persen mom, serta mie kering, nasi dengan lauk, dan rokok kretek filter yang masing-masing naik 0,01 persen mom.

Beberapa negara yang terancam inflasi tinggi antara lain Lebanon 211,41 persen, Sudan 192,2 persen, Zimbabwe 191,6 persen, Venezuela 167,15 persen, hingga Suriah 139,46 persen. Indonesia, pun terancam mengalami nasib serupa kendati tidak sebesar negara-negara tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button