News

BMKG: Gerhana Matahari Hibrid 20 April Bisa Diamati dari Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi Gerhana Matahari Hibrid (GMH) akan terjadi pada 20 April 2023.

“Dapat diamati dari Indonesia,” kata Deputi Bidang Geofisika, BMKG Suko Prayitno Adi di Jakarta, Selasa (6/3/2023).

Ia menjelaskan, gerhana matahari hibrid terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Kondisi ini mengakibatkan suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari, dan tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.

“Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan,” ujar Suko memaparkan.

Lebih jauh, Suko membeberkan, gerhana matahari hibrid terdiri dari dua tipe gerhana. Pertama, gerhana matahari cincin. Kedua, gerhana matahari total. Dia melanjutkan, terdapat tiga macam bayangan bulan yang terbentuk saat GMH yaitu antumbra, penumbra, dan umbra.

Di wilayah yang terlewati antumbra, kata Suko, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari cincin. Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari sebagian.

“Kemudian di daerah tertentu lainnya yang terlewati umbra, gerhana yang teramati berupa gerhana matahari total,” katanya seperti dikutip Antara.

Suko Prayitno mengemukakan pada tahun 2023 diprediksi terjadi empat kali gerhana yaitu GMH pada 20 April 2023 yang dapat diamati dari Indonesia. Kemudian, Gerhana Bulan Penumbra (GBP) pada 5-6 Mei 2023 yang juga dapat diamati dari Indonesia.

Kemudian Gerhana Matahari Cincin (GMC) pada 14 Oktober 2023 yang tidak dapat diamati dari Indonesia. Sedangkan, Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada 29 Oktober 2023 dapat terlihat dari Indonesia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button