Market

Siklus Produksi Turun, Perpadi: Beras Sudah Naik Agustus

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso mengatakan, kenaikan harga beras sejatinya sudah terjadi sejak Agustus 2022.

Kenapa naik? Menurut mantan Direktur Utama Perum Bulog itu, produksi gabah pada bulan Agustus merosot, sementara permintaan tetap. “Memang siklusnya Agustus produksi kita turun. Setelah itu, masuk masa panen lagi yakni mulai Februari sampai Juli bisa surplus. Dengan syarat tidak ada kejadian apa-apa ya,” terang Sutarto, Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Kondisi produksi turun sedangkan permintaan tetap, lanjut Sutarto segera dibaca petani dengan menaikkan harga gabah. Alhasil, harga jual gabah dari petani ke tengkulak menjadi naik. Mengikuti harga beli Bulog yang naik dari Rp8.300 menjadi Rp8.800 per kg. Selanjutnya, harga gabah di penggilingan ikut naik. “Sehingga betul ada kenaikan harga beras sejak Agustus,” ungkapnya.

Sedangkan pada September, lanjut Sutarto, harga beras kemungkinan kembali naik, tapi lebih rendah. Selanjutnya mulai turun pada Oktober hingga November. “Karena Bulog turunkan cadangan beras untuk operasi pasar,” imbuhnya.

Selanjutnya, Sutarto yang mantan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) itu, merasa heran dengan pola pemerintah menugaskan Perum Bulog untuk membeli beras dari petani yang gembar-gembor di depan. “Seharusnya pas mau beli, enggak usah gembar-gembor. Langsung eksekusi, sehingga tidak berdampak kepada harga. Misalnya Luwu, dan Palopo serta Aceh sebentar lagi panen. Segera saja beli sesuai harga setempat,” kata Sutarto.

Sutarto menilai, politik beras yang dijalankan pemerintah saat ini, belum menunjukkan keberpihakan kepada produsen, yaitu petani. Lantaran, pemerintah berpatokan bahwa harga beras harus murah. Hal itu sama saja dengan tidak berpihak kepada petani. “Pemerintah saat ini mencanangkan beras harus murah. Artinya apa, masih berat ke konsumen, bukan produsen yakni petani,” papar Sutarto.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data kenaikan harga beras premium pada Oktober sebesar 10,08 persen (year on year/yoy), menjadi Rp10.402 per kilogram (kg). Sedangkan beras kelas mediam naik 11,46 persen (yoy), menjadi Rp10.043 per kilogram.

“Sedangkan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 9.516,00 per kg atau naik sebesar 10,26%,” kata Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Setianto, Selasa (1/11/2022).

Dia bilang, dibandingkan harga dengan bulan lalu, rata-rata harga beras di penggilingan pada Oktober 2022, untuk kualitas premium, medium, dan luar kedua kualitas itu, masing-masing naik 1,46 persen; 2,64 persen; dan 0,53 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button