News

DPR Minta Pemerintah Tetapkan Status KLB Terkait Gangguan Ginjal Akut

Jumat, 21 Okt 2022 – 19:13 WIB

Gagal Ginjal Akut endemi

Ilustrasi gagal ginjal akut. (Foto: Istimewa).

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah untuk mempertimbangkan penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait kasus gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) pada anak yang marak belakangan. Sebab, Netty menyebut, kasus yang terungkap saat ini ibarat fenomena gunung es alias belum semuanya terdata.

“Ada dugaan kuat bahwa data riil kasus gangguan ginjal akut pada anak-anak itu lebih banyak lagi. Ini semacam puncak gunung es. Apalagi dengan sistem surveilans kesehatan Indonesia yang masih harus diperbaiki di sana-sini,” kata Netty kepada Inilah.com pada Jumat (21/10/2022).

Sejauh ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 133 kematian anak akibat gagal ginjal akut di Indonesia. Jumlah ini meningkat dibanding sebelumnya 99 kasus kematian.

Netty memahami meski dirinya mengusulkan penetapan status KLB, hal itu masih harus menunggu hasil investigasi dari pemerintah. Ia mengingatkan agar tim yang ditugaskan menginvestigasi mendapat dukungan maksimal.

“Ini perkara prioritas yang harus diselesaikan. Juga pemerintah harus dapat memastikan kesiapan faskes (fasilitas kesehatan), ketersediaan alat, dan obat yang dibutuhkan dalam menangani kasus ini,” ujar Netty.

Tidak hanya itu, ia juga meminta agar pemerintah tetap terus mengedukasi masyarakat mengenai penyakit gagal ginjal akut. Tujuannya agar masyarakat mengetahui langkah yang harus ditempuh jika menghadapi penyakit tersebut

Kasus Meningkat Sejak Agustus

Menteri Kesehatan RI (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers Jumat hari ini mengungkapkan, total ada 241 kasus gangguan ginjal akut di 22 Provinsi. Dari jumlah ini, terjadi 133 kematian (55 persen dari kasus),

Menurut Budi, kasus gagal ginjal akut mulai meningkat sejak Agustus 2022 karena adanya lonjakan 35 kasus. Terungkap pula, dari 241 kasus, gagal ginjal akut menyerang balita di bawah usia 5 tahun.

“Gejala klinisnya, dimulai dengan demam, kehilangan nafsu makan dari bayi-bayi ini ya, yang spesifik dengan ginjal, mereka itu tidak bisa ke belakang (Buang Air Kecil), dan buang air kecilnya sedikit,” ujar Budi.

Ia menambahkan, kondisi anak-anak yang masuk rumah sakit semakin meningkat di Agustus ke September 2022. Mayoritas anak-anak mengalami penurunan kesehatan setelah lima hari dirawat.

“Kita juga lihat, di bulan September 2022, dan Agustus kelihatan tinggi. Banyak anak yang masuk rumah sakit cepat sekali kondisinya memburuk. Pada umumnya setelah lima hari, kondisinya menurun secara drastis. Sehingga lebih 50 persen mereka meninggal dunia,” ujar Budi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button