Market

Pengamat: Sampai Kuda Bertanduk, Jangan Mimpi MIND ID Kuasai Vale

Jangan hanya sesumbar, Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury perlu buktikan bahwa MIND ID akan menjadi pemegang saham pengendali di PT Vale Indonesia (PTVI/Vale).

“Wamen BUMN Pahala N Mansury harus buktikan. Jangan malah sebar kebohongan publik soal Mind Id bakal menjadi pemegang saham pengandali di Vale. Sampai kuda bertanduk pun, enggak akan bisa,” papar Yusri Usman, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Jakarta, Kamis (6/7/2023).

Yusri memaparkan pengalaman saat berdiskusi dengan eks Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Simon F Sembiring, pada Rabu siang (5/7/2023).

Menurut Simon, kata Yusri, saham MIND ID di Vale, saat ini, sebesar 20 persen. Saat lsited di Bursa Efek Indonesia (BEI), 20 persen saham vale menjadi milik publik. Namun jangan anggap saham publik ini milik nasional, bisa saja malah didominasi asing. “Ini (saham publik di Vale) tidak bisa dianggap nasional. Karena, asing pun bisa membelinya. Misalnya, Vale Brasil bisa memborong sahamnya. Artinya, sisa saham yang wajib divestasi tersisa hanya 11 persen,” jelas Yusri.

Lantaran 20 persen saham sudah dilego di bursa, kata Yusri menirupan pemaparan Simon, maka MIND ID tidak akan pernah menjadi pemilik saham mayoritas atau saham pengendali sebesar 51 persen. Mentok saham vale dalam genggaman Mind Id adalah 31 persen. “Jika Valey Ltd sudah punya sisa 49 persen, kemudian di bursa, asing punya 2 persen saja, secara regulasi hal ini bisa dan sah. Artinya, asing yang mayoritas,” ungkap Yusri.

Kata Yusri, kemudian mengibaratkan sampai kuda bertanduk pun, MIND ID tidak akan menjadi pemegang saham mayoritas di Vale. “Ini Pahala terkesan membohongi publik atau tidak berkata jujur bahwa secara regulasi tidak mungkin Mind ID bisa mayoritas 51 persen,” ungkap Yusri.

Kalau pemerintah memaksa, lanjutnya, Vale kemungkinan akan menggugat pemerintah ke arbitrase internasional.

“Dulu Pak Simon pernah sarankan MIND ID tak perlu borong 11 persen saham Vale senilai 200 juta dolar. Tapi, bangun saja smelter. Karena, sampai saat ini, Vale hanya produksi Ni-mate, tak punya smelter. Otomatis, sesuai peraturan perundangan, Vale harus menjual Ni-matte atau memurnikannya di smelter MIND ID. Karena dia tidak bisa ekspor bijih atau konsentrat lagi,” jelas Yusri.

Artinya, kata Yusri, pemerintah harus bisa beripikir realistis serta taktis. ketika tak bisalagi menguasai hulu, maka cara selanjutnya, ya kuasai hilirnya.

Sebelumnya, Wamen Pahala memastikan, proses negosiasi antara MIND ID dengan Vale, masih berjalan. Yang dibicarakan tentunya soal besaran saham yang harus didivestasikan Vale. “Itu nanti kita lagi bicara dengan mereka, belum bisa dijawab sekarang,” kata Pahala di Jakarta, Senin (3/7/2023).

Pahala belum bisa memastikan, apakah proses divestasi Vale ini, membuat MIND ID bisa menjadi pemegang saham pengendali, atau mengempit 51 persen saham. “Kalau 51 persen rasa-rasanya sulit tapi kita akan bicara jumlahnya berapa,” tegas Pahala.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button