Hangout

Hampir 80 Persen Sifilis Ditularkan Ibu ke Anaknya

Penyakit sifilis merupakan penyakit seksual yang dapat ditularkan dari ibu ke anaknya melalui dalam kandungan, saat proses melahirkan, atau melalui Air Susu Ibu (ASI).

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan bahwa penularan sifilis melalui jalur ibu ke anak sebesar 69 persen hingga 80 persen. Juru bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril mengungkap penularan vertikal penyakit ini ditularkan dari ibu yang sedang mengandung anaknya.

“Yang akibatnya apa? Anak ini bisa terjadi abortus (keguguran) kelahirnya,” jelas dr. Syahril dalam temu media virtual bertajuk “Melindungi Anak Dari dari Penyakit Menular Seksual”, Jakarta, baru-baru ini.

Selain abortus atau keguguran, ibu yang mengandung dalam keadaan positif sifilis memiliki kemungkinan melahirkan bayi dalam kondisi sifilis kongenital.

“Jadi dia mempunyai kelainan kongenital atau cacat bawaan sifilis yang mempunyai ciri-ciri khusus yang tentu saja kita tidak ingin anak-anak atau bayi yang dilahirkan ini akibat ibu yang sifilis,” jelasnya.

Data kemenkes juga mencatat dalam rentan waktu 5 tahun, 2018-2022, terjadi peningkatan dari yang tadinya 12.000 menjadi 21.000 di tahun 2022. Kasus tersebut meningkat hampir 70 persen.

“Nah setiap tahun terjadi rata-rata penambahan 17.000 sampai 20.000,” ungkap Syahril.

Menurutnya, angka tersebut perlu menjadi perhatian untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya penyakit menular seksual seperti sifilis dan HIV karena akan berdampak pada anak-anak yang dilahirkan dari ibu positif dari sifilis maupun HIV.

“Jadi angka-angka ini perlu menjadi perhatian kita dan perlu disampaikan kewaspadaan ini, warning ini, kepada seluruh masyarakat begitu besarnya dampak sifilis maupun HIV kepada anak-anak yang akan dilahirkan apabila seorang ibu tidak mendapatkan perlakukan pengobatan yang baik dan juga tidak mendapatkan ARV dengan baik,” terang Syahril.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button