Market

Hampir Lempar Handuk, Bos Bulog Ngaku Sulit Turunkan Harga Beras


Ada fenomena menarik soal beras. Ketika pemerintah merencanakan impor beras sebanyak 3,5 juta ton, Harganya tak kunjung turun. Bahkan trennya naik.

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menyebut sejumlah data terkait lonjakan harga beras sejak 2023 hingga kini. Susah payah pemerintah menurunkan namun gagal terus.

“Pemerintah sudah mengeluarkan penugasan impor ke Bulog sebanyak 3,5 juta ton pada tahun lalu agar lonjakan harga itu bisa diredam. Dari jumlah itu, 3 juta sudah tereksekusi pada tahun kemarin,” kata Bayu, Jakarta, dikutip Kamis (11/1/2024).

Sementara itu, kata dia, sebanyak 500 ribu kilogram beras lainnya, bakalan masuk pada tahun ini. Beras tersebut berasal dari Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Pakistan.

Namun, Bayu mengakui beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SHPP) maupun bantuan sosial pangan yang disalurkan Bulog dari beras impor itu belum berhasil menekan harga beras.

“Harus diakui bahwa bantuan pangan dan beras SPHP belum berhasil menurunkan harga, tapi berhasil menurunkan inflasi, tapi harga berasnya masih relatif tinggi. Jadi artinya harga beras itu stabil tapi relatif tinggi,” kata Bayu.

Karena belum berhasil, lanjut Bayu, pemerintah membuka keran impor beras lagi untuk tahun ini. Ia mengatakan Bulog sudah mendapatkan tugas dari pemerintah untuk mengimpor 2 juta ton lagi tahun ini.

“Intinya kita saat ini 2 juta ton untuk neraca pangan, sudah dibicarakan ada kemungkinan untuk lebih dari 2 juta,” katanya.

Di sisi lain, Bayu mengatakan Bulog hanya menguasai delapan hingga sembilan persen dari suplai beras nasional. Sementara sisanya dikuasai oleh swasta baik penggilingan kecil maupun besar yang berkisar 190 ribu penggilingan.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button