Market

Harga Telur dan Daging Ayam Naik, Bapanas: Menuju Kesetimbangan Baru

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan, naiknya harga telur maupun daging ayam di pasaran, tidak bisa dibendung. Menuju kesetimbangan baru.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/7/2023), Arief menegaskan, kenaikan harga telur dan daging ayam ini, adalah dinamika yang tak bisa dihindari. Karena. biaya pokok produksi yang ditanggung produsen juga naik.

“Jadi kenaikan harga yang ada di lapangan saat ini sedang membentuk kesetimbangan baru di mana harga telur dan ayam boiler tidak terlepas dari struktur biaya yang membentuk harga di tingkat hilir,” kata Arief.

Dikatakan Arief, kenaikan harga ini, dipengaruhi banyak faktor. Misalnya, kenaikan harga DOC (Day Old Chicken) ayam yang sebelumnya Rp5.000 menjadi Rp8.000 per ekor. Harga jagung juga naik dari Rp3.150 menjadi Rp5.000 per kilogram (kg).

“Bahkan sebelumnya sempat di atas Rp6.000 per kilogram. Oleh karena itu, tugas kita bersama menjaga kewajaran harga di tiga lini yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai arahan Bapak Presiden,” ujar Arief.

Bapanas, kata Arief, telah mengeluarkan regulasi yang mengatur kenaikan harga acuan melalui Perbadan 5 tahun 2022 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengatasi disparitas harga produksi dan harga jual ayam di pasaran.

“Bulan Januari 2023, saudara-saudara kita, peternak ayam dan ayam petelur sudah banyak merugi dan tutup. Karena tidak sesuainya biaya produksi versus harga jual. Nah ini harus kita urai satu per satu. Jangan sampai harga murah di atas kertas tapi sedulur peternak bangkrut, malah tidak ada telur nanti di masyarakat,” kata Arief.

Dalam hal ini, lanjut Arief, pemerintah cukup berhati-hati. Bahwa kelangsungan usaha peternak ayam dan ayam petelur, harus juga diperhatikan. Kalau sektor usaha ini kolapse maka akan menimbulkan defisit. Ujung-ujungnya, masyarakat semakin sulit memenuhi kebutuhan protein sehari-hari. “Ini yang kita hindari,” terang Arief.

Untuk menjaga keseimbangan harga, kata dia, Bapanas melakukan sejumlah langkah strategis dan menyeluruh. Mulai dari hulu hingga hilir. Selain mengeluarkan regulasi terkait harga acuan, Bapanas mendorong stabilitas pasokan melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) jagung pakan dari daerah surplus di wilayah Sumbawa dan Dompu Nusa Tenggara Barat ke daerah sentra peternak di Blitar dan Kendal.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button