News

Bersarung Tangan Hitam, Ferdy Sambo Tembak Kepala Belakang Yosua hingga Tewas

Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengungkapkan Ferdy Sambo menghampiri dan menembak Brigadir J hingga tewas, meski Brigadir J telah jatuh tersungkur akibat menerima lesatan peluru dari Richard Eliezer Pudihang Lumiu.

Hal ini diungkap Jaksa saat membacakan tuntutan untuk terdakwa Ferdy Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2023).

Jaksa menyebutkan, Richard semula menerima perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Lalu, Richard dalam keterangannya mengaku menembak sebanyak tiga hingga empat kali ke arah dada Brigadir J.

Selanjutnya, Brigadir J terkapar bersimbah darah di dekat tangga dan masih terdengar suara erangan kesakitan usai ditembak Richard.

Brigadir J yang masih mengerang kesakitan terkapar bersimbah darah, kemudian Ferdy Sambo menghampirinya dengan mengenakan sarung tangan hitam dan melesatkan peluru ke arah kepala belakang Brigadir J hingga tewas.

“Menghampiri dengan menggunakan sarung tangan hitam setelah itu Ferdy Sambo menembak. Hal ini berkesesuaian dengan keterangan Richard, terdakwa menghampiri Yosua yang sudah tertelungkup dengan sarung tangan hitam dan menggenggam senjata api. Kemudian, Ferdy Sambo menembak hingga Yosua meninggal dunia,” ujar Jaksa.

Tak hanya itu, Ferdy Sambo kemudian jongkok di dekat tangga dan menembakkan peluru ke arah plafon dan televisi untuk menunjang skenario palsu yang menyebut adanya tembak-menembak antar anggota Polri di rumah dinas Ferdy Sambo.

Lalu, senjata yang digunakan Ferdy Sambo menembak ke dinding, kemudian ditempelkan ke tangan Brigadir J yang sudah tewas terkapar bersimbah darah. Tujuannya, untuk menghilangkan sidik jari Sambo dan mengecoh dengan skenario palsu pembunuhan Yosua.

“Ferdy Sambo jongkok menembak ke arah plafon ke arah tv agar menciptakan adanya tembak-menembak guna menghilangkan sidik jari dan menempelkan senjata di tangan kiri Yosua,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button