Waspadai Osteoporosis, Si Silent Disease
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) dr Lily Indriani Octavia mengingatkan akan bahaya osteoporosis yang umumnya menyerang orang yang berusia di atas 50 tahun. Itulah sebabnya osteoporosis kerap disebut silent disease.
“Kalau ditabrak truk atau beban yang berat lalu menyebebkan patah tulang itu wajar. Nah ini, banyak orang yang jatuh ringan secara tiba-tiba lalu dideteksi patah tulang,” katanya saat berada di Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022).
Menurutnya, ada 200 juta penderita osteoporosis di Indonesia yang jumlahnya kemungkinan terus bertambah. Ia juga menganjurkan bagi remaja usia produktif agar melakukan pemeriksaan BMD (bone mineral density) untuk memastikan diagnosis osteoporosis.
“Kita cek tulang panggul atau tulang belakang sesuai anjuran dari WHO. Cukupi kalsium dan vitamin D pada tubuh kita agar tetap produktif di kalangan lanjut usia nanti,” ujarnya.
Kebutuhan tiap hari untuk usia lebih dari 50 tahun kalsium sebanyak 1000 mg dan Vitamin D 600 IU. Tak hanya itu, latihan fisik sesuai usia juga dianjurkan untuk mencegah osteoporosis.
“Untuk anak-anak, remaja dan dewasa bisa olahraga weight-bearing berlari. Sedangkan untuk lanjut usia, dikondisikan dengan usia dan kondisi kesehatannya yang bersifat aerobik,” tandasnya.
Cegah Osteoporosis dari Sekarang
Seperti kita tahu, kaum milenial sekarang banyak yang gaya hidupnya kurang memperhatikan kesehatan tulangnya. Remaja yang usianya di bawah 30 tahun bisa terkena potensi osteoporosis sejak dini.
Demi mencegah hal tersebut, berikut langkah-langkahnya:
1. Meningkatkan aktifitas fisik
Latihan fisik dan olahraga yang teratur akan membuat fisik dan tulang menjadi bagus. Dilakukan 30-40 menit per hari untuk 3 sampai 5 kali dalam seminggu.
2. Diet sehat dan kaya nutrisi untuk tulang
Tidak hanya untuk menurunkan berat badan, diet sehat yang kaya nutrisi tulang juga dapat membantu mencegah osteoporosis sejak dini.
3. Hindari rokok dan alkohol
Merokok dan meminum alkohol ini dapat menyebabkan patah tulang.
4. Waspada risiko individu atau deteksi secara dini
Tinggi badan yang berkurang, riwayat keturunan, faktor usia dan penggunaan obat-obatan jangka panjang seperti steroid bisa menjadi faktor penyebab osteoporosis
5. Menjaga dan mempertahankan berat badan
mempertahankan berat badan berkaitan dengan gaya hidup sehari-hari. untuk itu, gaya hidup yang teratur harus dijaga.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)