News

INILAHREWIND: Gempa Cianjur, Bencana Terdahsyat Sepanjang 2022

inilahrewind:-gempa-cianjur,-bencana-terdahsyat-sepanjang-2022

Badai dahsyat yang mengancam wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) saat akhir tahun 2022 sempat membuat sebagian besar masyarakat panik. Pasalnya, informasi itu dilayangkan oleh peneliti dari lembaga milik pemerintah yakni Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Kepanikan masyarakat tentu berkaca dari peristiwa bencana yang beberapa kali terjadi di Indonesia, serta ratusan korban bencana yang hingga saat ini masih mengalami trauma mendalam. Tak hanya itu, bencana juga menyisakan duka terutama bagi yang kehilangan tempat tinggal.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sepanjang 2022 ini Indonesia telah mengalami 3.481 bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran lahan, gelombang pasang, serta gempa bumi. Dari bencana itu 851 orang dinyatakan meninggal dunia dan ribuan lainnya mengalami luka-luka.

BNPB juga mencatat sedikitnya 96.612 rumah tinggal dan 1.976 fasilitas umum mengalami kerusakan. Kondisi ini menjadikan masyarakat terpaksa harus mengungsi serta kehilangan tempat belajar/sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya.

Gempa Cianjur

Adapun bencana alam di Indonesia sepanjang 2022 di antaranya banjir, longsor, gunung meletus/erupsi, hingga gempa bumi. Dari rangkaian itu, bencana alam yang paling dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat pada 21 November 2022.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sepanjang 2022 terjadi gempa bumi dengan di atas 5 magnitudo sebanyak 28 kali di Indonesia, namun gempa yang mengguncang Cianjur menjadi bencana yang menyita perhatian publik.

Tercatat, gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur merupakan bencana alam dengan korban jiwa terbanyak sepanjang 2022 yakni 372 orang. Jumlah tersebut adalah data yang tercatat dan dilaporkan ke pemerintah setempat seperti pihak keluarahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta BNPB.

Padahal masih banyak ratusan korban jiwa yang tidak dilaporkan dan langsung dimakamkan oleh pihak keluarga. Seperti yang dijelaskan Bupati Cianjur Herman Suherman setelah dilakukan pendataan ulang, korban tewas gempa Cianjur mencapai 602 orang.

“Ternyata banyak warga yang saat kejadian meninggal dunia itu tidak melapor,” ujarnya, Senin (12/12/2022) lalu.

Menurutnya para korban itu tersebar di sejumlah desa di Kecamatan Pacet, Cugenang, Cianjur, dan Warungkondang Kabupaten Cianjur. Adapun wilayah yang paling parah adalah Cugenang, karena sebagian daerahnya mengalami longsor usai gempa.

Kawasan Cugenang merupakan titik terjadinya bencana gempa bumi yang menewaskan ratusan orang tersebut. Umumnya masyarakat Cugenang bekerja sebagai petani di perkebunan.

Wilayah tersebut dikenal memiliki tanah yang labil dan banyak lahan pertanian berada di sepanjang bantaran tebing yang rentan longsor. Bahkan BMKG menekankan lokasi gempa Cianjur tepatnya di patahan Cugenang, sepanjang 9 kilometer berbahaya.

Di lokasi tersebut tidak lagi diizinkan untuk dibangun perumahan bagi masyarakat. Beberapa desa yang membentang di patahan itu di antaranya Desa Cibeureum melintasi Desa Cijedil, Desa Mangunkerta, Desa Sukajaya yang masuk dalam Kecamatan Cugenang dan berakhir di Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur.

Mengenai kerusakan yang ditimbulkan, Pemkab Cianjur mencatat sebanyak 54.238 bangunan rusak pascagempa yang terdiri dari rumah tinggal, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas kesehatan.

Rumah tinggal yang mengalami kerusakan sebanyak 53.408 bangunan dengan rincian 12.956 rusak berat, 15.196 rusak sedang, 25.256 rusak ringan. Sedangkan untuk fasilitas umum yang mengalami kerusakan yakni 540 sekolah, 272 tempat ibadah, dan 18 fasilitas kesehatan.

Untuk meringankan beban masyarakat Cianjur, Presiden RI Joko Widodo langsung memerintahkan Kementerian PUPR untuk membantu merehabilitasi rumah tinggal korban gempa yang rusak dengan memberikan uang tunai. Rinciannya adalah Rp50 juta untuk rumah rusak berat, Rp25 juta untuk rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rusak ringan.

Tak hanya itu, pemerintah membangun 200 unit rumah tahan gempa di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk tahap pertama. Selanjutnya, 1.600 unit juga dipersiapkan pembangunannya di lokasi lain, khususnya di Kecamatan Cugenang.

Dari 200 unit bangunan, Kementerian PUPR menargetkan 80 unit pertama akan selesai pada akhir Desember 2022. Sisanya, sejumlah 120 unit, ditargetkan selesai paling lambat pekan ketiga Januari 2023, sehingga pada akhir Januari 2023 seluruh rumah sudah bisa ditempati.

Selain gempa bumi, BNPB juga mencatat bencana alam lainnya yakni,

Tanah Longsor

Bencana tanah longsor sepanjang 2022 ini terjadi sebanyak 629 kali di sejumlah daerah, namun terbanyak di Jawa Barat dan Jawa Timur. Adapun korban jiwa sebanyak 35 orang, 459 orang mengungsi, dan 903 bangunan rusak.

Banjir

Banjir menjadi salah satu bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia sepanjang 2022 yakni mencapai 1.502 kali. Salah satu banjir yang menelan korban jiwa terjadi pada 7 Oktober 2022, tiga siswa SMP karena tertimpa dinding di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Sedangkan banjir paling parah terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur pada 17 Oktober 2022 lalu. Di wilayah tersebut terjadi banjir bandang ditambah dengan banjir akibat luapan sungai dan merendam delapan kecamatan di Kabupaten Malang.

Erupsi Gunung

Erupsi gunung menjadi salah satu bencana yang paling menakutkan. Sepanjang 2022 ini sebanyak sembilan gunung mengalami erupsi, di antaranya Gunung Semeru, Gunung Dempo, Gunung Merapi, Gunung Anak Krakatau, Gunung Ili Lewotolok, Gunung Soputan, Gunung Karangetang, Gunung Dukono, dan Gunung Bunda.

Bahkan pada 4 Desember 2022, erupsi Gunung Semeru sempat membuat panik warga sekitar dan 2.219 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menghindari awan panas.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button