Market

Kebijakan Gas Murah Picu Daya Saing Industri dan Investasi

Kebijakan gas murah dapat membuat ketersediaan energi kompetitif, sehingga mampu menggaet investasi domestik. Untuk itu, Kementerian Perindustrian atau Kemenperin meminta pasokan harga gas bumi tertentu (HGBT) US$ 6 per MMBtu atau biasa disebut gas murah tak hanya diberikan kepada tujuh industri, melainkan kepada seluruh industri manufaktur.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sektor industri manufaktur merupakan tulang punggung pertumbuhan perekonomian dalam negeri.

“Kami ingin seluruh industri membutuhkan yang membutuhkan gas harus mengikuti HGBT. Kan sudah ada tujuh industri, sekarang kami sedang minta tambahan lagi,” kata Agus di Gedung Nusantara I DPR Jakarta pada Kamis (31/8/2023).

Dalam Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2020 tentang Penetapan Harga Gas Bumi, terdapat tujuh industri yang mendapatkan harga gas US$ 6 per MMBtu yaitu industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca dan sarung tangan karet. Regulasi mengenai HGBT diatur melalui Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 15 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Pengguna Gas Bumi Tertentu dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.

Kendati regulasi itu diatur oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), penentuan industri penerima HGBT di hilir diatur oleh Kemenperin melalui instrumen Permen Perindustrian Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rekomendasi Pengguna Gas Bumi Tertentu. Agus mengatakan pihaknya kini tengah berkoordinasi dengan Kementerian ESDM selaku regulator penyaluran HGBT.

Dia berharap, semua sektor industri dapat memeroleh gas murah US$ 6 per MMBtu seiring sumber gas melimpah di Jawa dan Sumatera. Advertisement Proyek pengembangan lapangan gas Jambaran Tiung Biru yang berlokasi di Desa Bandungrejo, Bojonegoro, Jawa Timur telah melakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS) pada September tahun lalu.

Sementara itu, pasokan gas di wilayah Sumatera melimpah dari sumber Blok Jabung di Jambi dan Blok Corridor di Sumatera Selatan. Pasokan gas di Tanah Andalas diperkirakan makin membludak setelah SKK Migas mengumumkan temuan gas 6 triliun kaki kubik (TFC) di Blok Andaman II Aceh yang dikelola KKKS Premier Oil, anak usaha Harbour Energy Company sebagai operator di Blok Andaman II.

“Jadi tidak ada lagi pertanyaan siapa yang dapat HGBT. Kami ingin semua sektor dapat, mau dia Industri makanan dan minuman, alat transportasi hingga kimia. Semua harus bisa menikmati gas yang dihasilkan di bumi Indonesia untuk meningkatkan daya saing, bukan hanya beberapa sektor,” kata Agus.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button