News

Kubu Prabowo-Gibran Malah Tuding ‘Dirty Vote’ Fitnah, Pengamat: Paling Banyak Disorot Kecurangan


Peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Raharjo Jati menilai respons negatif dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran terhadap film dokumenter ‘Dirty Vote‘ sebagai hal yang wajar karena isi film tersebut dianggap menyudutkan kepentingan kubu pasangan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 2 itu.

Wasisto menyebut desain kecurangan Pemilu 2024 dalam film tersebut paling banyak menyoroti kubu Prabowo-Gibran.

“Saya pikir demikian, karena sebagian besar substansi yang disiarkan film itu mengarah (kepada) paslon tertentu ya, dari narasi kecurangan, narasi manipulasi, narasi rekayasa, jadi saya pikir posisi reaktif pasti itu wajar disampaikannya,” ujar Wasisto saat dihubungi Inilah.com di Jakarta, Senin (12/2/2024).

Senada dengan Wasisto, perwakilan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Roni Maulana mengatakan reaksi negatif itu disebabkan karena ‘Dirty Vote’ memuat lebih banyak materi yang berkaitan dengan paslon nomor urut 2 dibandingkan paslon lain.

“Mungkin karena banyak kepentingan calonnya yang dibahas dalam film itu dibandingkan calon lainnya,” kata Robi kepada Inilah.com di Jakarta, Senin (12/2/2024).

Robi menuturkan respons-respons buruk dari pihak Prabowo-Gibran terhadap ‘Dirty Vote’ menandakan keseimbangan konstituennya terganggu.

“Terlebih film ini menjadi media alat propaganda yang efektif dan sesuai  dengan karakteristik pemilih pemula pada pemilu tahun ini,” ujarnya.

Dia juga menilai keberadaan karya visual yang didistribusikan melalui platform YouTube ini hadir di waktu yang tepat, yaitu mendekati hari pencoblosan. Dirilisnya film dokumenter tersebut memfokuskan masyarakat untuk menelaah rangkaian pelaksanaan Pemilu 2024 setelah selama lebih dari dua bulan terakhir masa kampanye yang diwarnai berbagai kecurangan.

“Di saat masa tenang saat para kontestan dan timnya sudah tidak dapat melakukan aktivitas kampanye lagi. Karena pada momen sebelumnya ruang publik lebih banyak didominasi oleh para kontestan. Saya kira film tersebut mewakili kepentingan pemilih yang kritis dalam melihat proses pelaksanaan pemilu kali ini,” tuturnya.

Lebih jauh Robi juga yakin ‘Dirty Vote’ bisa mempengaruhi suara pemilih di hari pencoblosan, Rabu (14/2/2024).

Beberapa saat setelah ‘Dirty Vote’ dirilis pada Minggu (11/2/2024), TKN Prabowo-Gibran langsung menggelar konferensi pers. Wakil Ketua TKN, Habiburokhman mengatakan sebagian besar yang disampaikan film ‘Dirty Vote’ adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah. 

Adapun pada Senin (12/2/2024), Ketua Dewan Pengarah TKN, Airlangga Hartarto mengatakan film tersebut adalah black movie dan black campaign.

Berbeda dengan kubu calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar-Mahfud yang menilai positif film ‘Dirty Vote’ karena dapat mengedukasi dan meningkatkan literasi politik Indonesia. Begitu pun kubu Capres-Cawapres nomor urut 1 Anies-Muhaimin menilai karya film dokumenter tersebut adalah cara masyarakat merespons berbagai praktik kecurangan pada pesta politik tahun ini sekaligus memberikan edukasi bagi pemilih.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button