Market

Kunjungan Terakhir Buwas di Aceh Sebelum Dicopot dari Dirut Bulog

Sebelum lengser dari posisi tertinggi sebagai Direktur Utama (Dirut), Budai Waseso yang akrab disapa Buwas, sempat berkunjung ke Aceh pada Jumat (1/12/2023). 

Dari dulu hingga kini, posisi Dirut Perum Bulog punya bobot sangat strategis. Karena menyangkut isi perut 270 juta rakyat Indonesia. Banyak analisa yang menyebut pergantian ini politis. 

Misalnya, dikaitkan dengan posisinya sebagai besan Kepala BIN, Budi Gunawan yang kental PDIP-nya.  Bisa jadi, Buwas masuk target operasi. Agar tak mencolok, Buwas tetap diberi posisi di BUMN. 

Pada malam harinya, Buwas diumumkan tak lagi menjabat Dirut Bulog. Mantan Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) itu, pindah jadi komisaris utana PT Semen Indonesia (Persero/SIG).

Sedangkan pengisi jabatan yang ditinggalkannya adalah Bayu Krisnamurthi.  Di pemerintahan, Bayu bukan orang baru. Pernah menjabat Wamendag, Dirut BPDP-KS dan Dewan Pengawas Perum Bulog.  

Saat kunjungan di Aceh, Buwas tetap bekerja seperti biasa. Seakan tak mendengar adanya informasi pergantian ini. Dia menerangkan bahwa persediaan beras nasional hingga akhir 2024, sangat cukup.

“Paling penting adalah Bulog menyiapkan cadangan di Indonesia dengan betul-betul sesuai dengan kebutuhan sampai akhir tahun 2024,” kata Buwas.

Buwas mengatakan, tahun ini, Indonesia melakukan impor beras dari tiga negara, yakni Vietnam, Thailand, dan Pakistan. Karena, produksi dalam negeri belum cukup memenuhi kebutuhan.

Untuk realisasi serapan beras petani dalam negeri hingga November 2023, menurut Buwas, hanya 924.000 ton, atau masih kurang dari target sebanyak 1,2 juta ton.

“Target 1,2 juta ton, tetapi terealisasi 924.000 ton. Kenapa? Karena barang sudah tidak ada, kemudian ditopang dengan barang impor,” ujarnya.

Dikatakan pula bahwa tahapan pertama tahun ini dilakukan impor beras sebanyak 2 juta ton, kemudian Presiden menugasinya untuk menambah 1,5 juta ton.

Namun, sampai dengan hari ini baru terealisasi kontraknya itu sekitar 1 juta ton. Menurut dia, bakal ada susulan sampai Januari. Saat ini dalam proses perpanjangan waktu impor karena sudah lewat tahun.

“Jadi, 600.000 ton sudah masuk, 400.000 ton pada bulan Januari. Kami jajaki untuk sisanya 500.000 ton. Harapannya tahun depan itu kita punya stok sekitar 1,6 juta ton,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button