Hangout

5 Cara Mencegah Penyakit dari Hewan ke Manusia

Akhir-akhir ini kasus kematian banyak kucing di berbagai daerah menarik perhatian dari berbagai kalangan. Bukan komunitas pecinta hewan saja, masyarakat biasa juga turut mengikuti kasus ini lantaran kekhawatiran akan terkena virus yang berbahaya dari hewan.

Perasaan khawatir ini sangat normal, mengingat 2 tahun yang lalu hampir semua negara di dunia harus melakukan lockdown karena Covid-19 yang dirumorkan adalah sebuah virus yang berasal dari kelelawar.

Rata-rata kasus kematian massal kucing terjadi karena alasan virus Panleukopenia yang menyerang kucing, terutama anak kucing. Faktor lainnya terjadi akibat keracunan yang secara tidak sengaja dikonsumsi oleh kucing atau sengaja diberikan oleh oknum.

Penyakit atau Virus yang Ditularkan dari Hewan

Sama seperti manusia, hewan juga bisa terkena virus dari udara, makanan, dan benda-benda di sekitarnya yang menimbulkan penyakit.

Penyakit yang mereka derita pada umumnya tidak ditularkan ke manusia. Namun ada beberapa jenis penyakit atau virus hewan yang ternyata juga bisa ditularkan ke manusia. Berikut daftar penyakitnya.

1. Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi. Jenis-jenis hewan yang menjadi perantara penyebaran penyakit ini adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.

Penyakit ini terjadi karena bakteri Leptospira interrogans yang hidup selama bertahun-tahun di ginjal hewan. Seiring berjalannya waktu, bakteri tersebut akan keluar bersama urine dan mengkontaminasi air dan tanah di sekitarnya.

Bakteri ini biasanya bertahan selama beberapa bulan atau tahun di atas air dan tanah.

Maka dari itu, penularan bakteri Leptospira ke manusia bisa terjadi akibat hal-hal berikut ini:

  1. Kontak langsung antara kulit dengan urine hewan yang terpapar
  2. Kontak langsung antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi bakteri
  3. Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi urine hewan yang terpapar.

Berdasarkan cdc.gov, bakteri Leprospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka yang terbuka, seperti luka sobek maupun lecet. Selain dari luka, bakteri ini juga bisa masuk melalui hidung, mulut, mata, dan saluran pencernaan.

Gejala Leptospirosis biasanya 1-2 minggu setelah terpapar bakteri. Biasanya gejala yang dirasakan oleh penderita adalah:

  1. Demam tinggi dan menggigil
  2. Sakit kepala
  3. Mual, muntah, dan tidak nafsu makan
  4. Mata merah
  5. Bintik-bintik merah di kulit
  6. Sakit perut
  7. Diare
  8. Nyeri otot.

Gejala-gejala diatas biasanya pulih dalam waktu 1 minggu. Namun dalam beberapa kasus, penderita juga bisa mengalami penyakit Leptospirosis tahap dua yang disebut penyakit Weil.

Penyakit Weil biasanya berkembang setelah 1-3 hari gejala Leptospirosis muncul. Gejala penyakit Weil yang dirasakan oleh penderita cukup beragam, salah satunya adalah:

  1. Demam
  2. Penyakit kuning
  3. Sulit buang air kecil
  4. Jantung berdebar-debar
  5. Sakit kepala dan leher kaku
  6. Pendarahan (mimisan atau batuk berdarah)
  7. Sesak nafas.

2. Brucellois

Penyakit brucellois disebabkan oleh bakteri Brucella yang hanya menyerang hewan ternak, seperti kambing dan sapi.

Cara penularan penyakit ini bisa terjadi melalui konsumsi produk hasil hewan ternak yang sudah terkontaminasi, seperti susu, olahan susu, dan daging.

Metode penularan lainnya bisa terjadi dari menghirup udara yang sudah terkontaminasi oleh bakteri Brucella atau melakukan kontak langsung dengan hewan ternak yang terinfeksi.

Ciri-ciri manusia yang tertular oleh penyakit ini berupa:

  1. Demam
  2. Nyeri perut
  3. Nyeri otot dan sendi
  4. Tubuh merasa lemas
  5. Nafsu makan berkurang
  6. Keluar keringat di malam hari.

3. Anthrax

Anthrax adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Antracis yang hanya menular melalui hewan ternak, seperti sapi, domba, kambing, kuda, dan babi.

Penyakit ini bisa menular kepada manusia melalui:

  1. Paparan udara yang terkontaminasi bakteri anthraks
  2. Terdapat luka terbuka yang menjadi jalur masuknya bakteri
  3. Minum air yang terkontaminasi
  4. Mengonsumsi daging hewan ternak yang kurang matang atau mentah.

Gejala penyakit antraks hampir sama seperti penyakit sebelumnya, mulai dari demam tinggi, lemas, dan rasa nyeri di otot dan sendi.

Setelah bakterinya berkembang, gejalanya akan memperburuk kondisi orang yang terpapar, seperti:

  1. Infeksi pada kulit, terdapat benjolan kemerahan disertai warna hitam di bagian tengah
  2. Infeksi di saluran pernapasan, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan sesak napas
  3. Infeksi di saluran pencernaan, seperti rasa mual, muntah, nafsu makan hilang, diare, dan nyeri perut.

Kasus penyakit anthrax ini sempat viral pada 5 Juli 2023 di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul menyebut ada tiga warga Semanu yang meninggal karena antraks setelah mengonsumsi daging sapi yang positif antraks.

Setelah diteliti lebih lanjut, Dinkes menyebut dari 125 sampel di daerah terpapar ada sebanyak 85 warga positif antraks.

4. Rabies

Rabies atau masyarakat Indonesia sering menyebutnya dengan “penyakit anjing gila” adalah salah satu penyakit atau virus yang ditularkan hewan kepada manusia.

Virus rabies sangat identik dengan hewan anjing. Namun, hewan-hewan lainnya ternyata juga dapat membawa virus rabies dan menularkannya ke manusia, seperti kucing, kera, dan kelelawar.

Cara penularan virus rabies cukup beragam, seperti:

  1. Kontak secara langsung dengan hewan terpapar
  2. Terkena air liur dari hewan
  3. Terkena gigitan dari hewan yang tertular rabies
  4. Terkena cakaran dari hewan yang tertular rabies.

Virus rabies sebenarnya bisa diatasi dengan memberikan vaksin rabies kepada hewan. Namun mengingat jumlah hewan liar yang cukup banyak dan biaya yang tidak sedikit, membuat banyak orang enggan untuk memberikan vaksin rabies kepada hewan peliharaan maupun hewan liar di sekitarnya.

Virus ini umumnya muncul 30-90 hari setelah penderita tergigit oleh hewan yang terinfeksi. Namun untuk beberapa kondisi, gejala rabies bisa lebih cepat jika lokasi gigitan atau cakaran hewan dekat dengan bagian tubuh yang vital, seperti dada, leher, atau kepala.

Gejala yang dirasakan oleh manusia saat terpapar virus ini cukup beragam, mulai dari:

  1. Demam atau menggigil
  2. Kesemutan
  3. Sakit kepala
  4. Lelah atau lemas
  5. Hilang nafsu makan.

Namun banyak penderita yang mengeluhkan mengalami gejala lanjutan seperti sesak napas, kram otot, halusinasi, dan koma. 

5. Zoonosis

Zoonosis adalah bakteri, virus, atau parasit yang disebabkan oleh infeksi kuman berbahaya. Bentuk penyebaran virus ini hampir sama seperti virus-virus sebelumnya, yakni:

  1. Kontak langsung dengan hewan terpapar
  2. Kontak tidak langsung
  3. Penularan melalui vektor, seperti digigit kutu atau serangga
  4. Konsumsi makanan yang terkontaminasi, seperti susu yang tidak dipasteurisasi, daging atau telur mentah, atau sayur dan buah-buahan yang terkontaminasi.

Gejala yang ditimbulkan dari Zoonosis kepada penderitanya cukup beragam, salah satunya adalah:

  1. Diare
  2. Kram perut
  3. Mual dan muntah
  4. Demam
  5. Pegal-pegal
  6. Sakit kepala
  7. Pembengkakan kelenjar getah bening.

Penularan penyakit dari hewan ke manusia tidak selalu terjadi kepada hewan liar saja. Hewan peliharaan juga kerap menularkan penyakit kepada pemiliknya dalam kondisi tertentu.

Masyarakat tidak perlu membunuh massal hewan-hewan liar di sekitar kalian. Sebab, ada solusi yang jauh lebih baik yang bisa dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Salah satunya adalah:

1. Rajin Mencuci Tangan

cuci tangan adalah Cara Mencegah Penyakit dari Hewan yang wajib dilakukan
Photo: Getty Images

Cara mencegah penyakit dari hewan ke manusia pertama adalah dengan mencuci tangan. Cara ini cukup efektif mencegah berbagai macam jenis penyakit yang dibawa oleh virus dan bakteri.

Hal yang perlu dilakukan hanyalah menyisihkan waktu 20-40 detik untuk mencuci tangan dengan air dan sabun.

Biar lebih efektif, usahakan untuk membiasakan diri untuk mencuci tangan setelah beraktivitas di luar ruangan.

2. Gunakan Obat Anti Nyamuk

Gunakan obat nyamuk
Photo: Getty Images

Dalam beberapa kasus, manusia bisa terpapar penyakit hewan melalui vektor, seperti tergigit nyamuk atau serangga.

Untuk menghindari hal tersebut, usahakan untuk menggunakan obat nyamuk atau metode lainnya yang efektif mengusir nyamuk, kutu, atau serangga supaya enggan bersentuhan dengan tubuh Anda saat beraktivitas di luar ruangan.

3. Beri Makanan yang Bergizi

Beri makanan yang bergizi dan higienis
Photo: Getty Images

Bagi yang memiliki hewan peliharaan dirumah, Anda harus perhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi oleh anabul. Misalnya, memberi makan-makanan yang bergizi, tidak kadaluarsa, menggunakan wadah yang bersih, atau memberikan makanan yang sudah matang.

Hal yang sama juga berlaku untuk masyarakat yang senang berbagi makanan kepada hewan liar. Meski mereka hewan liar, jangan pernah memberikan makanan yang tidak baik kepada mereka.

Daripada mereka terpapar virus yang berbahaya, lebih baik berikan mereka makanan yang layak supaya lingkungan rumah Anda bebas dari virus berbahaya.

4. Vaksinasi Hewan

Vaksinasi adalah Cara Mencegah Penyakit dari Hewan yang wajib dilakukan
Photo: Getty Images

Cara mencegah penyakit dari hewan selanjutnya adalah memberikan vaksinasi secara rutin. Bagi yang punya hewan peliharaan, hal ini menjadi kewajiban kalian untuk menjaga kesehatan anabul.

Sedangkan untuk hewan liar, cobalah untuk berkonsultasi dengan komunitas pecinta hewan di lokasi yang sama. Biasanya mereka punya informasi atau dana lebih untuk memberikan vaksin dan sterilisasi kepada hewan liar.

5. Jangan Menyentuh Hewan yang Sakit

Jangan menyentuh hewan yang sakit
Photo: Getty Images

Cara mencegah penyakit dari hewan ke manusia yang terakhir adalah menghindari kontak langsung dengan hewan yang sakit, terutama hewan liar.

Jika kondisi mereka terlihat sangat buruk, cobalah untuk menghubungi pemerintah setempat atau komunitas pecinta hewan supaya mereka bisa melakukan tindakan lebih lanjut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button