News

Mantan Menkes Anggap Sebaran Nyamuk Wolbachia Tak Perlu, Indonesia Sudah Bisa Kendalikan DBD

Nyamuk wolbachia kini tengah jadi perbincangan publik. Penyebaran nyamuk wolbachia di wilayah Indonesia disinyalir sebagai upaya penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI). Meski begitu, mantan Menteri Kesehatan RI Dr. dr. Siti Fadillah Supari, Sp.JP (K) menyerukan penolakan penyebaran nyamuk wolbachia tersebut.

Siti Fadillah mengungkapkan, penyebaran nyamuk wolbachia dianggap membawa risiko bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

“Kami merasakan keprihatinan yang mendalam, atas telah disebarkannya telur-telur nyamuk pada beberapa daerah. Tentu saja hal ini cukup mengagetkan,” papar Siti Fadillah pada video singkat di YouTube Channel ASPEK Indonesia, Jakarta, dikutip Jumat (17/11/2023).

Masih menurutnya, program-program dari Kemenkes RI selama ini dianggap cukup berhasil karena sudah berjalan sangat lama. 

Program yang selama ini sudah berjalan antara lain adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan (3M Plus) yaitu menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan atau Mendaur ulang barang bekas, plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk.

So far, sampai sekarang kita tidak pernah terkaget-kaget dengan meledaknya korban demam berdarah, tetapi tiba-tiba pemerintah mengadakan penyebaran nyamuk wolbachia dan mereka klaim akan bisa memengaruhi nyamuk Aides aigepthy yang ada nantinya tidak bisa membawa virus demam berdarah lagi, ternyata ini adalah programnya (WMP) atau World Mosquito Program, jadi bukan program kita,” paparnya.

Penyebaran Nyamuk Wolbachia di Bali Ditunda

Penyebaran nyamuk wolbachia di Bali, sebagai bagian dari upaya penanggulangan Demam Berdarah Dengue (DBD), telah mengundang kontroversi di tengah masyarakat. Meskipun jutaan telur nyamuk wolbachia telah disiapkan untuk disebar di Denpasar dan Buleleng pada November 2023, rencana ini akhirnya ditunda.

Kekurangan Informasi dan Penundaan Penyebaran

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi, mengakui adanya penundaan ini. Menurutnya, penundaan lebih disebabkan oleh kurangnya penyiapan masyarakat, serta informasi yang belum sepenuhnya tersampaikan. 

“Penundaan lebih kepada kurang optimalnya penyiapan masyarakat, sehingga ada pihak yang merasa belum mendapatkan informasi yang sebenarnya,” terang Nadia dalam keterangan persnya, Kamis (16/11/2023).

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyatakan bahwa pihaknya akan melaksanakan penyebaran nyamuk wolbachia hanya jika dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, bukan oleh pihak ketiga.

“Apabila Kementerian Kesehatan yang nanti melaksanakan dan tidak pihak ketiga, baru kami akan berani melakukan penyebaran itu,” ujar Jaya Negara.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button