News

Bela Warga, Kang Dedi Ancam Cabut Izin Perusahaan Listrik di Purwakarta

Gara-gara proyek listrik yang berdampak kepada keringnya sawah warga di Purwakarta, Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi murka.

Tak main-main, Dedi mengancam akan memperjuangkan pencabutan izin pembangkit listrik yang diduga merugikan warga Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Purwakarta.

Mantan Bupati Parwakarta ini geregetan lantaran pembangkit listrik tenaga air itu, membendung aliran Sungai Ciherang. Yang berdampak kepada kekeringan sawah milik warga. “Warga di sini kekurangan air untuk bertani karena airnya digunakan oleh bapak. Ini sudah ketentuan bahwa penggunaan pembangkit listrik bapak tidak boleh lebih besar dari kepentingan pertanian di sini,” kata Dedi saat berdiskusi bersama warga dan pihak perusahaan listrik, Senin (21/3/2022).

Dia pun mendesak perusahaan setrum itu, membuat bendungan lagi. Yang tidak mengganggu aliran Sungai Ciherang ke sawah-sawah milik warga Desa Salem. Namun, wakil dari perusahaan tidak tegas menjawabnya. Suasana diskusi pun memanas.

“Paparan bapak soal skema irigasi segala macam itu mah teori konsultan. Sekarang hanya satu pertanyaannya, bapak sanggup gak bangun bendungan supaya warga di sini sawahnya terairi. Sanggup katakan sanggup, kalau tidak, katakan tidak. Bikin perjanjian bersama,” ujarnya.

Kang Dedi, sapaan akrabnya, mendorong Pemkab Purwakarta mencabut izin perusahaan listrik tersebut. Sejak awal, perusahaan seharusnya memberikan ruang agar air di Desa Salem tetap mengalir untuk kepentingan ekosistem dan pertanian. Tetapi, dalam perjalanannya perusahaan tidak memenuhi ketentuan itu. “Kami biar gak panjang panjang gini aja, kita, saya meminta kepada pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk tidak memberikan rekomendasi perpanjangan izin pengambilan air,” ucap politisi Partai Golkar ini.

Sementara itu, perwakilan perusahaan pembangkit listrik tak terima didesak membangun bendungan untuk mengairi sawah petani Desa Salem. “Itu provokasi ya, gak boleh begitu pak. Kami dari pihak perusahaan ada skema jangka pendek, menengah, dan panjang,” tambah pihak perusahaan. “Bapak cuma jawab saya sanggup itu aja gak mau. Sekarang saya mau bikin surat ke menteri PU gak boleh dikeluarin izin,” ujar Kang Dedi.

Informasi saja, para petani di Desa Salem, Purwakarta saat ini, mengalami kesulitan air. Akibatnya, mereka tak bisa menggarap sawah. Penyebabnya itu tadi, air Sungai Ciherang dibendung untuk menggerakkan turbis perusahaan pembangkit listrik, milik pengusaha asal Jakarta.

Kepada wartawan, Rabu (9/3/2022), Kepala Desa Salem Epet mengatakan kejadian ini sudah berlangsung selama dua bulan terakhir. “Para petani banyak yang mengeluh tidak bisa ‘nyawah’ karena sudah dua bulan tidak ada air. Penyebabnya, aliran Sungai Ciherang dibendung untuk dialirkan ke perusahaan listrik,” kata Epet.

Epet menyatakan, setidaknya puluhan hektare sawah di Desa Salem mengalami kekeringan. Jika ditotal dari keseluruhan desa di Kecamatan Pondoksalam, ada sekitar 100 hektare sawah yang tak kebagian air. Dan, aliran Sungai Ciherang yang dibendung digunakan perusahaan pembangkit untuk memproduksi listrik yang dijual ke PLN. “Sekarang saja masih ada hujan air surut dan tidak sampai ke sawah. Apalagi nanti musim kemarau pasti lebih parah,” ujarnya.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button