Empati

Yuk Bantu Cukupi Kebutuhan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

Kasus kekerasan terhadap kaum hawa hingga saat ini masih saja terus terjadi. Mulai dari Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), pelecehan seksual, hingga pemerkosaan.

Komnas Perempuan mencatat, kasus kekerasan terhadap perempuan terus mengalami peningkatan. Pada 2020 lalu tercatat sebanyak 226.062 kasus, sedangkan pada 2021 angkanya meningkat menjadi 338.496 kasus.

Belum lagi kasus kekerasan yang korbannya memilih untuk tidak melapor kepada pihak berwajib lantaran malu atau hal lain. Sehingga dipastikan jumlah korban kekerasan terhadap perempuan lebih dari angka yang tercatat di atas.

Karena itulah Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan (PSIPP) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta (ITB-AD) berupaya menggalang dana untuk membantu kehidupan para korban kekerasan terhadap perempuan di Indonesia.

Bantuan dana zakat untuk 12 perempuan korban kekerasan telah disalurkan

Sebelumnya pada tahun 2021, PSIPP ITB-AD Jakarta bersama Lazismu dan BAZNAS sudah menghimpun serta menyalurkan dana zakat terhadap 12 korban yang sudah terdata.

12 korban tersebut adalah para perempuan yang mengalami kekerasan fisik, baik KDRT hingga pelecehan/kekerasan seksual. Namun dari sekian korban itu paling banyak mengalami korban KDRT.

Dari 12 perempuan malang itu, lima di antaranya adalah:

1. Perempuan berinisial RHN warga Tangerang Selatan, Banten yang juga korban KDRT dan memutuskan untuk bercerai dengan suaminya. Kini korban tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil seorang diri.

Beruntung RHN memiliki kepandaian memasak dan membuat kue, sehingga dana zakat yang diberikan dimanfaatkan dengan membuka warung makan sederhana di rumah kontrakan tersebut.

2. Perempuan berinisial DS menjadi penyintas KDRT. Perempuan asal Bayan, Lombok Utara yang pandai menenun ini memanfaatkan bantuan zakatnya dengan menyebarkan keahlian menenunnya kepada banyak orang di lingkungannya.

3. Perempuan berinisial IND warga Pangkajene, Sulawesi Selatan juga menjadi korban KDRT dan memutuskan untuk bercerai dari suaminya. Untuk melanjutkan kehidupannya, IND berjualan sayur menggunakan perahu atau sampan dari bantuan zakat.

4. Perempuan berinisial IMS warga Padang, Sumatra Barat menjadi korban KDRT dan ditinggal suaminya merantau ke Malaysia. Namun tidak disangka, suaminya malah menikah lagi di negeri seberang.

Kini IMS harus bertahan hidup bersama tiga anaknya yang masih kecil-kecil.

5. Perempuan berinisial SS warga Gresik, Jawa Timur pada 2020 lalu menjadi korban perkosaan pada usia 14 tahun hingga hamil. Tak hanya itu, ia juga mendapat kekerasan fisik dari pelaku.

Dari peristiwa itu, korban mengalami trauma mendalam, bahkan enggan keluar dari rumah, begitu juga dengan anggota keluarganya yang lain.

Setelah melahirkan, sang bayi langsung diadopsi oleh orang lain, lantaran SS tidak memiliki biaya dan lagipula ia masih berstatus sebagai pelajar.

Beberapa korban di atas adalah lima dari 12 korban yang sudah menerima manfaat dana zakat dari PSIPP ITB-AD bekerja sama dengan Lazismu dan Baznas.

Masih ada 500-1.000 perempuan malang yang harus dibantu

Namun masih ada 500-1.000 orang yang terdata sebagai calon penerima bantuan zakat berikutnya. Mereka yang masuk dalam target untuk diberikan bantuan adalah tidak lain para perempuan serta anak-anaknya yang menjadi korban kekerasan, baik fisik maupun mental.

Kini PSIPP ITB-AD bekerja sama dengan Inilah.com berupaya menggalang dana untuk membantu para perempuan malang tersebut untuk mencukupi kebutuhan sekaligus menghidupi anak-anaknya.

Tak hanya zakat, para korban juga akan diberikan bantuan seperti biaya visum, pendampingan proses hukum hingga pemulihan atau trauma healing.

Kebutuhan korban bersifat materi ataupun bantuan pemberdayaan ekonomi, akan diserahkan langsung kepada korban. Sementara kebutuhan layanan, dana zakat akan diserahkan melalui pendamping yang mengurusi korban.

Tentunya para korban membutuhkan uluran tangan dari orang-orang baik untuk bisa kembali menjalani kehidupannya, mewujudkan impian serta cita-citanya. Karena pada umumnya, para korban kekerasan mengalami trauma mendalam bahkan putus asa.

Sehingga tak sedikit pula perempuan korban kekerasan memilih jalan untuk mengakhiri hidupnya karena tidak bisa mengontrol emosi serta batinnya yang terus tertekan.

Karena itu, dengan penggalangan dana ini diharapkan dapat membantu perempuan-perempuan di luar sana menjadi lebih kuat, tegar dan bisa melanjutkan angan serta cita-citanya yang sempat terhenti.

Hasil donasi ini akan digunakan sebaik mungkin untuk membantu para korban, siapa pun korbannya. Donasi dapat dikumpulkan dengan cara klik di sini.

Ayo donasi di sini

Yuk, bantu kebutuhan hidup ratusan bahkan ribuan perempuan korban kekerasan. Caranya mudah:

1. Klik tombol ‘Donasi sekarang!’
2. Masukkan nominal donasi.
3. Pilih metode pembayaran (Dompet Kebaikan/GO-PAY/DANA/ShopeePay/LinkAja/Jenius Pay/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI/Mandiri/Mandiri Syariah/Kartu Kredit).
4. Teman-teman akan mendapat laporan via email.

Terima kasih, #OrangBaik!

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button