News

Profil Gabriel Attal, PM Termuda Prancis yang Terang-terangan Mengaku Gay


Presiden Pracis Emannuel Macron menunjuk Gabriel Attal, 34 tahun, sebagai perdana menteri baru negara itu, Selasa (9/1/2024). Attal yang sebelumnya merupakan menteri pendidikan menjadi orang termuda yang menduduki jabatan tertinggi kedua di negeri itu.

Hal ini menyusul pengunduran diri Elisabeth Borne, 62 tahun, dan anggota pemerintahannya pada Senin (8/1/2023) malam. Borne sendiri sudah menjabat dua tahun.

“Presiden menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri, dan menugaskannya untuk membentuk pemerintahan,” demikian pernyataan Kantor Kepresidenan Prancis, dikutip AFP, Selasa.

Attal dikenal warga Prancis saat pandemi COVID-19 di mana ia menjadi juru bicara pemerintah. Ia menjadi salah satu politisi paling populer di negara itu dalam jajak pendapat baru-baru ini.

Dirinya bahkan menyaingi calon presiden Edouard Philippe sebagai politisi paling populer di Prancis menurut jajak pendapat IPSOS pada Desember lalu. Attal terkenal sebagai menteri yang cerdas, mudah tampil di acara radio dan juga di parlemen.

Dikutip sejumlah media, ia pun secara terbuka menyatakan diri sebagai gay. Ini dikatakannya tak lama setelah bergabung dengan pemerintah di 2018.

“Gabriel Attal secara terbuka menyatakan diri sebagai gay tak lama setelah bergabung dengan pemerintahan pada tahun 2018 dan mengumumkan hubungannya dengan Stéphane Séjourné,” tulis Politico. Stéphane Séjourné juga merupakan politikus muda Prancis yang pernah menjadi penasihat politik Macron.

“Kedua pemimpin politik tersebut sudah tidak lagi dekat tetapi tidak pernah secara terbuka mengonfirmasi perpisahan mereka,” tambah media AS itu.

Ketika terpilih sebagai menteri pendidikan, Attal mengumumkan larangan pemakaian abaya di ruang kelas. Menurutnya pakaian yang sebagian besar dikenakan oleh umat Islam itu menguji sekularisme di sekolah negeri itu.

Ia aktif mengurangi permasalahan perundungan di sekolah. Di mana ia mengaku ke TV national, pernah mengalami bully saat menempuh pendidikan di sekolah swasta bergengsi di Paris, l’Ecole Alsacienne, termasuk pelecehan homofobik.

Diketahui, ayah Attal, Yves, adalah keturunan Yahudi Tunisia yang bermigrasi di Perang Dunia II. Dalam profil Le Monde, ia dibesarkan sebagai seorang Kristen Ortodoks oleh ibunya yang berasal dari Rusia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button