News

Selain Berebut Suara NU, Siapa Jeli Garap Lumbung Suara Alternatif Pilpres 2024?

Meski menjadi ceruk suara dalam pilpres 2024 sangat besar, faktor Nahdatul Ulama harus dikombinasikan dengan kantong-kantong suara yang lain. Ketiga pasangan capres-cawapres harus memainkan mesin politiknya untuk menambah pundi-pundi suara tidak hanya fokus di Pulau Jawa.

Dalam pilpres 2024, pasangan yang sudah resmi mendapatkan tokoh NU untuk maju mengeruk suara dari warga ormas terbesar di Indonesia adalah capres Anies Baswedan yang menggandeng Ketum PKB, Muhaimin Iskandar. Gus Imin dikenal dekat dengan warga NU dan disebut-sebut menguasai suara ormas tersebut di Jatim.

Pasangan kedua adalah capres dari PDIP dan PPP dan beberapa partai nonparlemen yang telah menggandeng Menko Pulhukam, Mahfud MD. Mahfud MD sudah dikenal sebagai tokoh cendikiawan NU dengan sepak-terjang yang lengkap, sudah berpengalaman yang disebut trias politika, pengalaman di yudikatif, legislatif dan eksekutif.

Faktor suara warga NU memang menjadi salah satu modal utama dalam pilpres 2024 ini. NU bukan hanya simbol kekuatan massa, tetapi juga “branding politik keberpihakan. Artinya, lembaga ini memiliki kemampuan unik untuk memobilisasi dukungan publik, terutama dari kelompok yang secara kultural berafiliasi dengan NU.

“NU adalah magnet tidak hanya simbol kekuatan massa sebagai organisasi kemasyarakatan terbesar tapi juga branding politik keberpihakan,” ujar Direktur Eksekutif JMM, Syukron Jamal, saat dihubungi inilah.com, Kamis (19/10/2023).

Nah, kemungkinan hanya capres Prabowo Subianto yang didukung Koalisi Indonesia Maju atau KIM, tidak secara terbuka menggandeng tokoh dari unsur NU. Tentunya, Prabowo yang dalam memilih cawapresnya melewati jalan berliku, akhirnya memilih anak sulung Presiden Joko Widodo yakni Gibran Rakabuming Raka, sudah memiliki pertimbangan cukup matang.

Dengan membaca manuver KIM, tentu menunjukkan ada kantong suara yang juga menggiurkan selain berebut cerung suara dari unsur NU. Kalau begitu, ceruk suara apa saja yang bisa menjadi alternatif dalam mendulang suara selain mendekati basis-basis NU dalam pilpres 2024 nanti?

Bagi pengusung pasangan AMIN, meski banyak yang meragukan kekuatan Gus Imin masuk ke kantong-kantong NU, masih punya banyak ceruk di luar Jawa Timur. Misalkan saja dari partai pengusung AMIN seperti PKB dan Partai Nasdem mempunyai potensi yang besar di Papua. Kalau melihat hasil Pemilu 2019 kemarin, penggabungan suara antara PKB dan Nasdem sangat besar bahkan berada di peringkat pertama untuk wilayah Papua. 

“Coba dilihat lagi datanya, NasDem berada di posisi pertama untuk kawasan Papua dan PKB berada di posisi ketiga. Sehingga jika kita gabungan PKB dan NasDem menjadikan kedua partai ini menguasai 41,68% suara di Papua. NasDem menguasai wilayah ini sebanyak 544,8 ribu suara dan PKB 267,2 ribu suara,” ungkap Sekjen PKS, Habib Aboe Bakar Al Habsyi kepada inilah.com, Jumat (20/10/2023). 

Dari kubu pasangan Ganjar-Mahfud pun tidak hanya mengandalkan suara di Pulau Jawa. Pengusung pasangan ini sadar ada potensi kantong-kantong suara yang “bukan market tradisional” yang memang harus dikejar mesin politik dari koalisi pimpinan PDIP ini. 

Nah, tim pemenangan nasional secara berkala dan secara strategis sudah punya timeline. Jadi ada strategi untuk Mas Ganjar dan Prof Mahfud merawat jaringan pemilih konstituen yang dalam lingkar keduanya. 

Artinya, nanti memang ada waktunya mereka mulai masuk ke wilayah yang “abu-abu”, yang tidak masuk radar sebagai pemilih Ganjar-Mahfud. Daerah itu akan digarap secara berkala. 

“Jadi kita ketahui Jawa Tengah, Jawa Timur itu memang Mas Ganjar dan Prof Mahfud dominan di sana. Tapi tentu wilayah Sumatera, Sulawesi kemudian Jawa Barat ini adalah wilayah-wilayah yang nantinya juga akan terus disambangi, di silaturahimkan oleh kedua paslon,” kata Imam priyono, juru bicara TPN atau juru bicara ketua umum PPP kepada inilah.com, Jumat (20/10/2023).

Daya Tarik Jokowi

Capres Prabowo Subianto di saat-saat terakhir menjadi pihak yang mendapatkan dukungan Joko Widodo. Meskipun saat suhu politik jelang pilpres Capres Ganjar dari PDIP dan PPP juga mengaku mendapat dukungan Jokowi dalam pilpres 2024. Ganjar menjanjikan akan meneruskan kebijakan pemerintahan Joko Widodo. Sesuatu yang sangat menjadi perhatian Jokowi dalam menentukan capres yang didukung. 

Kepastian dalam meneruskan kebijakan dan bahkan sekarang berkembang, capres yang menjamin kelangsungan dinasti Jokowi, akan mendapat dukungan mantan Gubernur DKI ini.

Saat suhu politik pilpres belum memanas, Voxpol Center Research and Consulting mengungkapkan hasil survei nasional di akhir tahun 2022 lalu, yang menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan. Bahkan tidak sedikit yang mendukung agar program-program pemerintahan Presiden Jokowi – Wapres Ma’ruf Amin dilanjutkan. 

Artinya, pemilih Jokowi memegang kunci untuk memastikan kemenangan pada Pilpres 2024. Data Voxpol menyebutkan, pemilih Ganjar Pranowo, Puan Maharani dan Prabowo Subianto yang persentasenya lebih tinggi, merasa puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi pada periode kedua ini. Sebaliknya, pemilih Anies Baswedan tidak puas terhadap kinerja pemerintahan.

“Mayoritas publik sebanyak 51 persen menginginkan kelanjutan dari program pemerintah saat ini dengan presiden yang baru,” ucap Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, memaparkan hasil survei di Jakarta, Jumat (23/12/2022) lalu.

Walaupun Voxpol menggelar survei tahun lalu, selama 22 Oktober hingga 7 November 2022 dengan wawancara mendalam secara langsung, terhadap 1.220 responden yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling. Tetapi data ini menunjukkan potensi kantong suara dari pengaruh Jokowi sudah muncul jauh-jauh hari.

Capres Prabowo yang fokus menggarap penggaruh Jokowi dalam piplres nanti juga menjadi perhatian dari lembaga riset Poltracking Indonesia. Menurut Poltracking, calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto berpotensi menang adu elektabilitas dari Capres PDIP Ganjar Pranowo di simulasi head to head yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia. 

Dari survei yang diadakan pada 3-9 September 2023, Prabowo semakin kokoh di peringkat pertama.Jelang pendaftaran capres-cawapres untuk Pilpres 2024 elektabilitas Prabowo terus menguat. Namun, jika dilakukan skema head to head, Prabowo lebih unggul dari Ganjar dengan keunggulan signifikan.

“Keunggulan ada di Pak Prabowo di 7 persen,” kata Peneliti Senior Poltracking Indonesia, Arya Budi dalam rilis survei nasional bertajuk Kekuatan Politik Elektoral Menuju Pendaftaran Capres-cawapres 2024 yang diadakan secara daring, Sabtu (7/10/2023).

Kekuatan politik Jokowi mendekati pilpres 2024, dilihat dari relawan Pro Jokowi (Projo) yang potensial mendulang suara dalam merebut kursi RI 1. Apalagi dukungan kepada bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto.

Dukungan itu dikemukakan setelah elite relawan Projo mendatangi kediaman Prabowo Subianto di Rumah Kertanegara IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu sore (14/10/2023). “Kami sepakat mendukung Bapak Prabowo Subianto,” kata Ketua Umum (Ketum) Projo, Budi Arie Setiadi.

Generasi Milenial dan Gen Z

Untuk pilpres 2024, dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024, yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), ternyata generasi milenial atau generasi yang lahir pada periode 1980-1995 sangat mendominasi.

Dalam rapat pleno terbuka di Jakarta, Minggu (2/7/2023, anggota KPU, Betty Epsilon Idroos menyebutkan dari generasi milenial terdapat 68.822.389 pemilih (33,60 persen). Data ini kemudian disusul oleh Generasi X sebanyak 57.486.472 pemilih (28,07 persen). “Gen Z sebanyak 46.800.161 pemilih (22,85 persen). 

Baby Boomer sebanyak 28.127.340 pemilih (13,73 persen), (serta) Pre-boomer sebanyak 3.570.850 pemilih (1,74 persen),” terang Betty.

Sedangkan dari segi umur, pemilih dominan ditemukan pada masyarakat berumur 40 tahun ke atas sebanyak 98.448.775 pemilih atau sekitar 48,07 persen.  Untuk usia 17-30 tahun sebanyak 63.953.031 pemilih (31,23 persen), dari 31-40 tahun sebanyak 42.398.719 pemilih (20,70 persen).

Namun partai politik (parpol) perlu pendekatan yang berbeda jika ingin menggaet suara dari anak-anak muda ini. Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto, memberikan beberapa tips bagi parpol untuk bisa menarik perhatian dan minat kawula muda.Gun Gun menjelaskan, parpol harus jeli melihat hobi berkumpul anak muda. 

Para anak-anak dari dua generasi ini memang dikenal senang membentuk komunitas baik secara online atau offline. Kebiasaan ini bisa dimanfaatkan partai untuk merangsang partisipasi anak muda dalam pemilu. Akan tetapi cara pendekatannya, harus menggunakan cara yang modern. Dalam hal ini, ia menyarankan agar menghindari gelaran seminar politik. Karena dinilai terlalu usang, dan tidak menarik untuk diikuti. 

“Cara mengemasnya jangan terlalu kaku dengan model narasumber atau seperti kuliah, namun dialog interaktif atau bahas hal-hal sederhana dengan entry point yang menarik. Lakukan di di kafe misalnya sehingga kalau kalau key person atau key audience dari komunitas bisa dipegang, maka saya pikir partisipasi anak muda akan semakin meningkat,” jelasnya, Jumat (27/1/2023).

Selain itu, partai juga harus lihai bermain jejaring media sosial. Mengingat para anak generasi milenial dan gen z lebih sering menghabiskan waktunya menatap layar ponsel ketimbang bertemu tatap muka. Untuk itu, parpol tidak bisa lagi mengajak orang untuk memilih kandidatnya dengan model linear atau searah, namun harus membangun model yang bersifat timbal-balik. 

“Penyelenggara semisal KPU dan Bawaslu juga harus memanfaatkan media sosial apa pun yang memungkinkan daya jangkau diseminasi agar menyentuh anak-anak muda,” katanya.

Saran yang terakhir, parpol juga harus lebih sering menyinggung isu-isu menarik seperti lapangan pekerjaan dan industri kreatif. Kedua hal ini dinilai Gun Gun tengah menarik perhatian kawula muda.Menurut Imam, hal yang menarik dari pasangan Mas Ganjar dan Prof Mahfud, sekarang sudah terkumpul juru bicara milenial. 

Tim ini kemarin sudah diperkenalkan secara langsung oleh Tim Pemenangan Nasional, sudah diperkenalkan juga oleh Pak Mahfud maupun Mas Ganjar. Mereka ini yang akan membantu ke seluruh plosok, ke seluruh segmen pemilih untuk bicara dari hati ke hati, untuk bicara bagaimana konteksnya masing-masing. 

“Kita sudah di bagi-bagi juru bicara baik yang nanti ada yang di isu perempuan, ada yang di isu teknologi dan ada di isu milenial. Ini yang saya rasa tim lain belum ada dan Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud yang paling penting soal strategi pemenangan,” jelas Imam dari pendukung Ganjar-Mahfud ini. 

Sementara dari kubu pasangan AMIN memang tidak secara khusus menggarap anak muda. Namun dengan mendekati jaringan pesantren maka akan juga berdekatan dengan kalangan anak muda dan akademisi. Pendukung pasangan AMIN akan mengeluarkan strategi baru dengan mendeklarasikan Laskas Santri AMIN. Jangkauannya akan mendekati seluruh laporan di nusantara dengan aplikasi khusus.

“Kita bisa menjangkau seluruh jaringan-jaringan, alumni-alumni pesantren, masyarakat-masyarakat santri kota dan juga beberapa titik-titik penting strategis untuk memenangkan AMIN,” jelas Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB, Maman Imanulhaq, kepada inilah.com secara terpisah.

Daya Pesona Gibran

Dalam pertarungan di pilpres 2024, selain muncul perebutan suara pengaruh Joko Widodo, muncul juga daya pesona Wali Kota Solo, Gibran Rakabumi Raka. Meski melalui jalan berliku, akhirnya Koalisi Indonesia Maju atau KIM yang mengusung capres Prabowo, berhasil menggaet anak sulung Jokowi itu menjadi cawapresnya, melalui jalur Partai Golkar. Ini menjadi “obat” bagi partai beringin itu karena ketua umum mereka, Airlangga Hartarto memiliki elektabilitas yang rendah.

Tetapi dengan mendapatkan Gibran maka menjadi senjata ampuh karena Capres Prabowo tidak berhasil menggandeng tokoh dari unsur NU. Koalisi ini sejak awal memilih memainkan pengaruh Jokowi dalam merebut suara dalam pilpres 2024 nanti. Karena partai pendukungnya lebhi “ikhlas” bila para kadaernya tidak terpilih menjadi cawapres Prabowo. 

Dalam KIM, partai pendukungnya sangat kuat gerakan Partai Golkar untuk mengajukan Airlangga sebagai cawapres. Demikian juga dengan PAN yang menginginkan Erick Thohir mendampingi Prabowo. Jadi kalau akhirnya Gibran yang terpilih maka anggota koalisi di KIM akan adem.

Menurut pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Denny Januar Ali menilai ada tiga klasifikasi gerbong suara yang dibawa Gibran Rakabuming Raka jika ikut kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.Ketiga gerbong tersebut adalah suara dari Jawa Tengah, kalangan milenial, dan pemilih yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi.

“Pertama adalah gerbong suara dari Jawa Tengah. Indonesia terdiri dari 38 provinsi namun hanya Jateng saja, total populasi di sana sekitar 13,39-16 persen. Persentase itu tergantung cara menghitungnya, dari basis populasi umum atau basis daftar pemilih tetap,” kata Denny JA melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Menurut dia, satu provinsi dengan populasi 13,39-16 persen, itu sangat besar sekali terutama suara Ganjar sangat dominan di Jateng mengalahkan Prabowo di atas 20 persen.Karena itu menurut dia, kehadiran Gibran sebagai cawapres Prabowo akan memperkecil margin elektoral antara Ganjar dengan Prabowo. 

“Walaupun Ganjar secara nasional masih kalah dengan Prabowo jika head to head. Namun jika dominasi Ganjar di Jawa Tengah bisa dikurangi, dengan sendirinya total suara Ganjar di seluruh Indonesia akan jauh berkurang,” ujarnya.

Namun, bagaimana pun utak-atik capres dan cawapres dalam pilpres 2024 nanti, merupakan ajang pertempuran dalam merebutkan suara dari ceruk NU dan cerung pengaruh kharisma Joko Widodo yang telah akan mengakhiri dua periode pemerintahannya. Ceruk pemilih muda yang juga dominan akan menjadi strategi dalam mendekati dua faktor utama tersebut. Siapa pemenangnya, mari ikuti manuver-manuvernya hingga tahun depan. (wahid, diana, Vonita) 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button