Hangout

Polusi Udara Turun di Jakarta Disebabkan oleh Angin Bukan karena WFH

Co- founder Nafas Indonesia Piotr Jakubowski mengatakan polusi udara di Jakarta yang sempat mengalami penurunan bukan karena adanya penerapan sistem Work From Home (WFH) ataupun bertepatan di hari libur, melainkan disebabkan oleh kecepatan dari angin.

Ia mengatakan angin membawa polusi tersebut, sehingga membuat kualitas udara di Jakarta seakan-akan meningkat karena WFH.

Mengutip dari media sosial Amanat Institute , Sabtu (26/8/2023) ia mengatakan bahwa pada 17 Agustus pukul 16.00 WIB kualitas udara di Jakarta mengalami peningkatan.

Padahal beberapa jam sebelumnya polusi udara di Jakarta dan sekitarnya terlihat merah yang menandakan bahwa polusi sedang meningkat.

“Sekitar jam empat sore polusinya seperti ini, bahkan sampai ada yang hijau di Jakarta. Gila banget ya. Beberapa jam sebelumnya polusi udara merah banget di sebelah kanan dan kirinya Jabodetabek dan masuknya sampai 127 PM2.5 di Serpong,” jelasnya.

Hal tersebut disebabkan karena adanya kecepatan dari angin yang naik hampir 300 persen yang membuat polusi di udara menurun pada tanggal 16-18 Agustus 2023. Hal ini hanya bertahan dalam beberapa jam saja, karena ketika kecepatan angin mulai turun, polusi di Jakarta kembali naik seperti semula.

“Jadi, sayangnya bukan liburan atau WFH yang berpengaruh terhadap polusi udara tetapi angin,” ujarnya.

Diketahui, pada libur 17 Agustus lalu polusi udara di Jakarta sempat mengalami penurunan. Berdasarkan data dari Nafas Indonesia, polusi udara di Jakarta awalnya berada pada angka 50-100 dan berubah di angka 15-49. Namun, masyarakat menilai bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh kebijakan dari pemerintah yang menerapkan WFH dan bertepatan juga dengan tanggal merah.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button