News

Sejumlah Menteri Peru Kompak Mundur Usai Chaos Terjadi di Seluruh Wilayah

Sejumlah menteri di Peru menyatakan mundur pada Jumat (16/12) kemarin usai terjadi kekacauan atau chaos di dalam negeri. Para menteri di Peru mundur karena kekhawatiran menyebarnya chaos di seluruh wilayah.

Menteri Pendidikan Paru, Patricia Correa dan Menteri Kebudayaan Jair Perez kompak menyatakan mudur dari kabinet. Langkah ini mereka lakukan sebagai sikap atas kondisi keamanan di dalam negeri.

“Pagi ini saya mempresentasikan surat pengunduran diri saya dari posisi menteri pendidikan. Kematian rekan senegaranya tidak dapat dibenarkan. Kekerasan negara tidak dapat dibesar-besarkan dan menyebabkan kematian,” kata Correa di akun Twitter-nya, dikutip Reuters, Sabtu (17/12/2022).

Lengesernya Pedor Castillo dari kursi Presiden Peru memicu protes dan kemarahan. Para demonstran mendesak agar otoritas melakukan pemilu lebih awal, menutup kongres, majeslis konstituante. Selain itu demonstran juga mendesak Presiden baru Dina Boluarte untuk mundur secepat mungkin.

Protes dan kemarahan massa terus berjalan hingga Jumat kemarin yang mengakibatkan otoritas menutup jalur utama dan bandara. Dalam demonstrasi protes ini setidaknya ada 17 orang tewas.

Kondisi di Peru ini membuat Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan keprihatinannya atas situasi ini. Bahkan PBB menerima laporan adanya kematian warga dan penahanan anak di bawah umur oleh otoritas setempat.

Pemerintah juga sudah mengutus Menteri Luar Negeri Ana Cecilia Gervasi untuk bertemu dengan Komisi Tinggi PBB pada Selasa pekan depan. Pertemuan ini guna membahas soal situasi yang terjadi di dalam negeri.

Kondisi Peru Memanas usai Kudeta Presiden

Pada Kamis kemarin terjadi bentrokan antara pasukan keamanan dengan pengunjuk rasa di Ayacucho. Dalam insiden ini setidaknya ada delapan orang tewas. Bentrokan ini terjadi akibat panel Mahkamah Agung memerintahkan penahanan terhadap Castillo selama 18 bulan atas tuduhan ‘pemberontakan dan konspirasi’.

Castillo membantah melakukan kesalahan dan mengatakan dia tetap menjadi presiden sah negara itu.

Sebagai informasi, Peru mengalami kekacauan polirik selama bertahun-tahun akibat banyaknya pemimpin yang dugaannya melakukan korupsi. Selain itu upaya pemakzulan yang sangat sering juga menjadi pemicu kekacauan politik dalam negeri.

Kabinet pemerintahan Peru juga mulai goyah setelah mantan wakil presiden Boluarte naik dilantik sebagai presiden pada 7 Desember kemari. Pelantikan ini tak lama setelah kongres memutuskan melengserkan Castillo dari kursi presiden setelah dia berusaha membubarkan kongres.

Kongres Peru pada Jumat menolak usulan reformasi konstitusi yang akan memajukan pemilihan presiden hingga Desember 2023. Tuntutan ini adalah salah satu permintaan utama para pengunjuk rasa.

Pemerintahan Boluarte saat ini telah mengumumkan keadaan darurat nasional dan memberikan wewenang khusus kepada polisi serta membatasi kebebasan, termasuk hak untuk berkumpul.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button