News

Waspada 7 Penyakit Pancaroba dari Diare hingga DBD

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan ada beberapa penyakit yang perlu diwaspadai selama musim pancaroba. Hal ini sangat berkaitan erat dengan kondisi cuaca yang dialami Indonesia khususnya di Jakarta belakangan ini. 

Berikut adalah tujuh penyakit yang bisa Anda waspadai:

1. Diare

Penyakit Diare sangat erat kaitanya dengan kebersihan individu (personal hygiene). 

Dengan musim panas yang berkepanjangan, maka suplay air bersih juga akan berkurang. 

Dengan persediaan air yang tebatas maka personal higienis juga menurun dan ini akan meningkatkan terjadinya penularan penyakit diare.

“Untuk melindungi diri dari risiko penyakit diare, dia menganjurkan masyarakat untuk membiasakan cuci tangan dengan sabun setiap akan makan atau minum serta sehabis buang hajat dan membiasakan merebus air minum hingga mendidih setiap hari,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (04/11/2023). 

Masih menurutnya, masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan, hindari tumpukan sampah di sekitar tempat tinggal, serta tidak lupa menghubungi segera petugas kesehatan terdekat bila ada gejala-gejala diare.

2. Keracunan makanan

Secara umum pada musim panas akan mempercepat rusaknya beberapa bahan makanan, karena cepatnya pertumbuhan beberapa mikro organism pada suhu panas. 

“Hal ini sangat potensial menyebabkan makanan menjadi lebih cepat rusak atau basi. Karena itu, masyarakat perlu waspada untuk mengkonsumsi makanan,” tambahnya. 

3. Demam tifoid

Penyakit demam tifoid (orang sering menyebutnya sebagai “sakit tifus”) sangat erat kaitanya dengan ketersediaan air bersih.

“Penyakit ini juga sangat mudah menular melalui makanan minuman yang diproses kurang bersih,” ujarnya. 

4. Penyakit leptospirosis 

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Leptospira. Penyakit ini ditularkan melalui kotoran dan air kencing tikus.

Pada musim hujan, terutama saat terjadi banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. 

“Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia di mana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir,” tambahnya. 

Masih menurutnya, seseorang yang memiliki luka, kemudian bermain atau terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran dan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, juga berpotensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.

“Langkah mengantisipasi penyakit leptospirosis adalah menjaga kebersihan agar tidak ada tikus berkeliaran, tidak bermain air saat banjir, terutama jika memiliki luka, serta memakai pelindung seperti sepatu jika terpaksa harus ke daerah banjir. Segera berobat ke sarana kesehatan bila sakit dengan gejala panas tiba-tiba, sakit kepala dan menggigil,” paparnya. 

5.Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Pada situasi pancaroba dan polusi udara yang kurang baik saat ini, Tjandra Yoga menekankan penyakit ISPA akan dan sudah pasti meningkat.

6. Perburukan Penyakit Kronik 

Masyarakat juga perlu mengantisipasi perburukan penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita.

Hal ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat perubahan musim pancaroba ini.

“Jagalah selalu daya tahan tubuh. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat, dan selalu aktif berolahraga,” ujarnya. 

7. Demam Dengue

Seperti diketahui, bahwa vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah nyamuk aedes aegypti, dimana tempat perindukan nyamuk ini adalah pada air bersih. 

Pada musim kemarau, persediaan air sangat terbatas maka masyarakat akan cenderung menghemat air, termasuk kebiasaan menguras bak-bak air juga akan menjadi jarang.

“Hal ini memberikan kesempatan kepada nyamuk aedes aegypti untuk berkembang biak yang pada akhirnya meningkatkan faktor risiko terjadinya penularan penyakit demam dengue,” tambahnya. 

Kemudian, pada pergantian musim dari panas ke hujan maka akan terjadi genangan-genangan air di beberapa kontainer yang sebelumnya tidak berisi air, seperti ban-ban bekas, kaleng yang berserakan serta talang-talang rumah yang kontruksinya kurang bagus. 

“Ini semua juga memberikan kesempatan kepada vector penyakit demam berdarah untuk berkembang biak,” ujarnya. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button