Market

Masih Defisit Gula 4,6 Juta/Ton, Indonesia Mimpi Swasembada Gula Pada 2028


Berdasarkan data Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID Food, produksi gula dalam negeri maksimal hanya 2,4 juta ton. Jauh di bawah kebutuhan sebesar 7 juta ton. Defisitnya cukup jumbo yakni 4,6 juta ton.  

Atas besarnya defisit gula konsumsi ini, Wakil Ketua Komisi VI DPR, Sarmuji mendorong pemerintah segera mengembangkan varietas tebu, serta meningkatkan produksi gula. Selain itu, pemerintah perlu memperbaiki tata kelola pertanian tebu, agar target swasembada gula pada 2028, bisa terwujud.

“Kita dorong supaya ada varietas baru yang bisa ditanam dengan hasil yang lebih baik. Tata kelola pertaniannya juga diperbaiki, serta edukasi petani, bagaimana mengelola lahan dengan baik untuk jangka panjang. Sehingga target swasembada gula pada tahun 2028 dapat tercapai,” ungkap Sarmuji, dikutip Kamis (22/2/2024). 

Saat ini, kata Sarmuji, ada beberapa persoalan untuk swasembada gula, baik di sisi off-farm maupun on-farm. Masalah utama di on-farm yaitu kualitas pertanian tebu yang menurun dan bibitnya tidak sebagus dulu lagi. Sedangkan, dari sisi off-farm, Komisi VI meminta harus ada perbaikan fasilitas pabrik gula.

“Kalau enggak dilakukan (perbaikan) dengan mesin yang lama itu pasti (kualitas) rendemen tebu itu pasti akan terpengaruh oleh pabrik yang menggunakan fasilitas lama. Karena itu perlu ada perbaikan-perbaikan guna merealisasikan target yang diinginkan pemerintah,” jelas Politisi Fraksi Partai Golkar ini.

“Kalau enggak dilakukan (perbaikan) dengan mesin yang lama itu pasti (kualitas) rendemen tebu itu pasti akan terpengaruh oleh pabrik yang menggunakan fasilitas lama,” imbuhnya.

Namun, ia menjelaskan kendala lain yang terjadi yaitu tanah yang ada saat ini sebenarnya sudah dieksploitasi semaksimal mungkin dan diberi pupuk berlebihan dengan bermacam-macam varian.

Sehingga, perlakuan tersebut dalam jangka panjang mengakibatkan produksi menurun. Oleh karena itu, tegasnya, perlu adanya pembinaan dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN), khususnya pabrik gula bagaimana menanam tebu dengan produksi yang bagus disertai dengan varietas yang baik juga.

“Guna menciptakan swasembada gula, perlu ada lahan terutama pabrik-pabrik gula di mana sebagian besar berada di pulau Jawa, namun sangat disayangkan bila constrain (hambatan) lahannya tidak diatasi. Kita mau pacu produksi sebesar apapun tidak mungkin terealisasi. Dengan demikian disarankan bagaimana pihak-pihak yang terkait membuat satu produksi lahan yang besar dengan teknologi yang canggih,” jelasnya.

Komisi VI juga mengusulkan adanya pabrik baru dengan lahan yang besar yang memang sudah terbukti baik untuk pertanian. “Bukan lahan yang coba-coba dan salah satu lahan yang memenuhi syarat pertanian yakni di daerah Merauke yang mungkin bisa menjadi acuan untuk meningkatkan produksi gula sebagaimana ditargetkan,” paparnya. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button