Market

Didesak Mundur Pegawai Pajak, Jubir Sri Mulyani Bilang Begini

Staf Khusus (Stafsus) Menteri Keuangan bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo, merespons pernyataan pegawai pajak di media sosial (medsos) yang menuntut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mundur. Gara-gara, pengaduannya tak digubris 2 tahun.

Prastowo mengatakan, wajar saja desakan agar Sri Mulyani mundur terlontar dari pgawai pajak bernama Bursok Anthony Marlon. “Iya itu hak dia untuk minta ya. Minta mundur, siapa aja boleh,” kata Prastowo saat dikonfirmasi awak media di Gedung Kemenkeu, Jakarta Pusat, Rabu (1/3/2023).

Permintaan Bursok bukan tanpa alasan, terkait heboh aset gendut pegawai pajak Rafael Alun Trisambodo. Di mana, LHKPN Rafael pada akhir 2021 mencapai Rp56 miliar. Belum lagi dugaan kepemilikan kendaraan mewah yang tak masuk LHKPN.

Gaduh kekayaan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kembali menguat ketika terkuak foto Dirjen Pajak Suryo Utomo tengah menunggangi motor gede (moge) bersama para anak buahnya. Ternyata, DJP punya klub moge namanya DJP Belasting Rijder. Belakangan, Sri Mulyani mendesak agar klub moge tersebut dibubarkan.

Masih terkait desakan mundur, Prastowo menjelaskan, penilaian terhadap kinerja Sri Mulyani, sejatinya menjadi hak sepenuhnya presiden. Artinya, keputusan itu merupakan wewenang penuh Presiden Jokowi. “Kan menkeu itu pembantu presiden. Ya, yang berwenang presiden. Kita serahkan kepada Pak Presiden,” tegas dia.

Sebelumnya Busrok memprotes Sri Mulyani soal keputusannya membubarkan klub motor gede DJP Belasting Rijder. Protes itu disampaikan Busrok dalam surat yang tersebar di media sosial Twitter.

Busrok mengaku kecewa, lantaran,l Sri Mulyani sendiri gagal mengawasi prilaku-prilaku bawahannya. Bahkan, menurut dia, bendahara negara itu juga melakukan hal serupa dengan mempertontonkan hidup hedonisme.

“Bahwa jikalau berbicara integritas, kenapa kok Ibu tidak mundur juga sekalian dengan Dirjen Pajak berikut para anggota komunitas Belasting Rijder-nya? Mengecam tindakan hidup mewah, tapi diri sendiri tidak bisa mengawasi dan diawasi sehingga tidak sadar telah melakukan hal yang sama, yakni mempertontonkan kemewahan dan membiarkan tindakan seperti itu selama ini,” tulis Busrok dalam petikan suratnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button