Market

Era Tingkat Bunga Tinggi, Dana Asing Bisa Pilih Dolar AS Lagi

Tren tingkat suku bunga acuan global yang tinggi telah menyebabkan arus modal di negara berkembang keluar dan menyerbu industri keuangan negara maju.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta, Arlyana Abubakar, kebijakan suku bunga tinggi di negara maju yang diperkirakan akan tetap bertahan dalam jangka waktu yang lama atau higer for longer.

Kondisi ini merupakan upaya dalam pengendalian inflasi akibat ketegangan geopolitik yang mendorong melonjaknya harga energi dan pangan. “Untuk mengendalikan inflasi yang tinggi tadi suku bunga kebijakan moneter negara maju termasuk Federal Funds Rate (FFR) akan higer for longer, tentunya mendorong pembalikan arus modal dari negara-negara emerging market ekonomi ke negara maju dan ke aset yang lebih likuid,” ujar Arlyana dalam Jakarta Economic Forum 2023, Selasa (31/10/2023).

Dengan demikian, ini menjadi salah satu faktor yang mendorong penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang dunia termasuk Indonesia.

Adapun Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menyebutkan rupiah pada (30/10) menbuat sebesar 0,31 persen menjadi Rp15.890 per dolar AS, atau terdepresiasi 2,07 persen secara year to date (ytd).

Dia pun memproyeksikan, rupiah terhadap dolar AS pada hari ini (31/10) akan bergerak di sekitar Rp15.865 – Rp15.938 per dolar AS. “Rupiah terhadap dolar AS hari ini mungkin akan bergerak di sekitar Rp15,865 – Rp15,938,” kata Asmo.

Dalam catatan BI, aliran modal asing mulai masuk lagi ke Indonesia pada pekan keempat Oktober 2023. Padahal sebelumnya pada pekan ketiga modal asing keluar besar-besaran dari Indonesia hingga Rp5,36 triliun.

Bank Indonesia (BI) mencatat pada pekan keempat Oktober 2023, aliran modal asing masuk atau capital inflow ke Indonesia senilai Rp1,04 triliun.

Berdasarkan data transaksi yang dihimpun Bank Indonesia (BI) periode 23 Oktober hingga 26 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp1,04 triliun.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button