Market

Prabowo Sebut Ekonomi Indonesia Moncer, Harga Pangan Stabil, Ternyata…


Ada cetusan ekonomi menarik dari calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, bahwa perekonomian Indonesia seolah tak ada masalah. Apalagi soal harga bahan pangan yang disebutnya stabil. Benarkah?

Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menyoroti situasi ketidakpastian dan konflik yang melanda berbagai belahan dunia. Di tengah konflik global yang memanas, Prabowo menyebut bahwa kondisi di Indonesia saat ini masih aman, damai dan harga sejumlah barang kebutuhan pokok terbilang stabil.

Hal itu disampaikan Prabowo dalam Debat Perdana Calon Presiden 2024 yang digelar di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Selasa malam (12/12/2023). Ketum Partai Gerindra ini menyebut, perekonomian Indonesia tetap terjaga di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat perang.  

“Begitu banyak terjadi perang dan kerusuhan. Indonesia masih aman, masih damai, masih terkendali. Harga masih terkendali. Ekonomi kita masih aman,” kata Prabowo.

Selanjutnya, capres dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) ini, menyebut capaian ini merupakan prestasi dari Presiden Jokowi. Yang kebetulan, putra Jokowi menjadi pasangan Prabowo di Pilpres 2024. Bahkan, Prabowo menyebut Jokowi adalah pemimpin panutan yang sarat prestasi.

“Tetapi, kita harus arif. Kita harus dewasa, tidak boleh munafik. Pemimpin itu ing ngarso tulodo, harus memberi contoh,” ujar Prabowo.

Kalau tolok ukurnya pertumbuhan ekonomi, pernyataan Prabowo bahwa perekonomian Indonesia cukup stabil, bisa benar. maksudnya stabil di level 5 persen. Jika dibandingkan dengan sejumlah negara di ASEAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia bukanlah yang tertinggi.

Masih ada Malaysia yang pertumbuhan ekonominya meroket 8,7 persen pada 2022. Atau Vietnam 8,02 persen, Filipina 7,6 persen. Barulah Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen.

Tahun ini, posisi Indonesia diprediksi masuk 3 besar di ASEAN, sebelumnya posisi 4. Di mana, ekonomi ASEAN mengalami perlambatan, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan maksimal 5 persen. Posisi pertama, bakal ditempati Kamboja yang ekonominya tumbuh 5,6 persen, dan Filipina 5,3 persen.

Kedua, Prabowo mengeklaim harga-harga bahan pangan saat ini, stabil. Ini yang agak berlebihan. Kalau memang tidak ada masalah soal harga bahan pangan, buat apa Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian rajin mengingatkan seluruh penjabat (pj) kepala daerah untuk serius menjaga harga pangan.

Dan, Dikdik Suratno Nugrahawan harus diberhentikan dari Pj Wali Kota Cimahi gara-gara dinilai gagal stabilkan harga pangan.

Paling mutakhir, Mendagri Tito memperingatkan Pj Gubernur Bangka Belitung Safrizal ZA untuk fokus menjaga stabilitas harga pangan. Artinya, ada masalah menyangkut stabilitas harga pangan, sehingga pemerintah pusat sampai Presiden Jokowi turun tangan.

Realitasnya, harga pangan di pasar tradisonal daerah, mengalami lonjakan luar biasa. Khususnya harga cabai di sejumlah daerah, menembus Rp100 ribu per kilogram. 
Saat kunjungan kerja ke Pekalongan, Presiden Jokowi pun heran dengan sulitnya mengendalikan harga cabai. Karena, produksi di akhir tahun ini, benar-benar tak mencukupi permintaan. “Tolong ditingkatkan produksinya di lebarkan tanamannya sehingga jangan cabai rawit harga Rp100.000 per kilogram,” kata Jokowi. 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button