Market

Tahun Depan, Kang Emil Sanggup Tumbuhkan Ekonomi Jabar 5 Persen

Banyak orang percaya bahwa ekonomi tahun depan bakal lebih sulit, ketimbang tahun ini. Namun, Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil tetap optimis bahwa ekonomi Jabar, bisa tumbuh minimal 5 persen.

“Jadi tolong disampaikan kepada publik, Insha Allah 2023, ekonomi Jawa Barat cerah ya. Hari ini dibedah, general check up. Ya semua ancaman, tantangannya dan kesimpulannya Insha Allah cerah, di angka plus minus di 5 persen. Akan datang berita-berita seperti misalkan, Argentina walaupun juara kan ekonominya, inflasinya 80 persen, tapi kita terjaga,” kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, usai West Java Annual Meeting 2022 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (19/12/2022).

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) secara tahunan atau year on year (yoy), perekonomian Jabar pada 2022, diperkirakan tumbuh di rentang 5,1 persen hingga 5,9 persen. Atau lebih tinggi ketimbang 2021 sebesar 3,74 persen (yoy).

Pencapaian positif tersebut, tidak lain merupakan hasil kerja keras seluruh stakeholders di Jabar. Khususnya pemerintah daerah, akademisi, pelaku usaha, media massa dalam mewujudkan bergeraknya roda perekonomian Jabar.

Kang Emil menyampaikan, seluruh pihak terkait, mulai bupati hingga wali kota, harus ikut memahami dan menjabarkan seluruh hal yang disampaikan BI. Agar pertumbuhan ekonomi di Jabar bisa berada di jalur positif di masa mendatang.

“Kabar baik ini harus disikapi, satu kekompakan antara para pemangku kepentingan. Maka hasil dari BI ini itu harus dijabarkan cara disiplin oleh kepala daerah dari level gubernur sampai kota Kabupaten. Kedua memantau urusan inflasi, tim kita sudah canggih sudah ada programnya mudah-mudahan sampai sepanjang 2023 daya beli masih terjaga naik turun sedikit,” kata Kang Emil.

Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Perwakilan BI, Jabar, Bambang Pramono menambahkan, secara spasial, kekuatan-kekuatan ekonomi juga dimiliki oleh kabupaten/kota di Jawa Barat baik di wilayah utara maupun selatan.

Selaras dengan kondisi provinsi, kata Bambang, di 2023, ekonomi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat diperkirakan tumbuh positif namun berpotensi lebih rendah dibandingkan 2022.

Sebagian besar wilayah di Jawa Barat diperkirakan tumbuh pada rentang 5 hingga 6 persen (yoy) yang didukung oleh beberapa akselerator pertumbuhan, di antaranya beberapa proyek strategis antara lain infrastruktur energi di Wilayah Ciayumajakuning seperti pembangunan pipa gas transmisi dan PLTU, pengembangan fasilitas Maintenance-Repair-Overhaul (MRO) dan pengambangan kawasan Aerocity, serta pembangunan infrastruktur konektivitas Jalan Lingkar Timur Selatan.

Untuk Priangan Timur yang memiliki karakteristik berbeda dengan mayoritas daerah di Jabar, menyembunyikan berbagai potensi ekonomi yang perlu ditonjolkan untuk memeratakan pembangunan Jabar utara dan selatan, seperti potensi perikanan dan maritim, serta berbagai proyek pendukung ketahanan pangan.

Bambang menyampaikan, BI Jabar telah merumuskan 8 rekomendasi kebijakan dalam rangka menjaga momentum pemulihan ekonomi maupu memberikan landasan pijak untuk penguatan struktur ekonomi dan peningkatan efisiensi dalam jangka menengah panjang.

Pertama, mendorong realisasi fiskal pemerintah daerah salah satunya dengan memperpanjang realisasi bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat, tentunya yang didukung optimalisasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

Rekomendasi kedua, perlu terus mendorong kinerja ekspor, termasuk merealisasikan kerjasama bisnis dan investasi dengan meningkatkan intensitas kegiatan promosional melalui kunjungan misi dagang dan investasi ke negara calon investor atau mitra bisnis.

Ketiga, mendorong realisasi investasi melalui penggalian potensi investasi dan melengkapi dengan feasibility study yang diperlukan sehingga Jawa Barat memiliki berbagai outlet investasi baik di wilayah utara maupun selatan.

Keempat, meningkatkan kinerja industri domestik, termasuk pengembangan industri yang mampu menghasilkan produk subtitusi impor secara efisien guna merespon fragmentasi ekonomi global.

Kelima, mendukung kinerja UMKM, termasuk pengembangan pelaku UMKM agar memiliki kesiapan memenuhi kebutuhan domestik serta dapat memasok pasar ekspor melalui berbagai kegiatan peningkatan kapasitas dan pendampingan langsung.

Keenam, mendorong efisiensi logistik untuk meningkatkan daya saing melalui penurunan ongkos angkut barang dan biaya logistik.

Ketujuh, melakukan optimalisasi dan sinergi digitalisasi ekonomi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi antara lain dengan melakukan integrasi data harga dan produksi pangan strategis secara real time serta pemanfaatan teknologi digital dalam pertanian terintegrasi dan berbagai aspek kegiatan ekonomi.

Dan rekomendasi ke delapan, melanjutkan langkah-langkah koordinatif pengendalian inflasi melalui berbagai program yang bersifat struktural, seperti penguatan sisi produksi pangan dan hortikultura, termasuk melalui pengembangan urban farming dengan memanfaatkan teknologi digital, perluasan kerjasama antar daerah (KAD); pengembangan ekosistem pangan terintegrasi dari hulu hingga hilir; dan peningkatan efisiensi logistik pangan melalui kerjas ama dengan BUMN/BUMD terkait.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button