Market

Tak Hanya Nikel, Komoditas Lain Segera Jadi Target Hilirisasi Jokowi

Dengan klaim hasil kebijakan hilirisasi nikel RI telah melompat dari sebelumnya Rp 32 Triliun menjadi Rp 510 triliun, Presiden Joko Widodo segera menerapkan hilirisasi untuk komoditas lain.

Dalam perkiraan Presiden Jokowi, dengan banyaknya komoditas yang diolah lagi maka akan banyak menyerap tenaga kerja.

“Kalau nanti stop bauksit, stop tembaga, stop timah, stop batu bara, stop minyak kelapa sawit CPO, stop rumput laut—ekspor rumput laut mentah, stop ikan mentah, berapa yang kita bisa buka lapangan kerja di dalam negeri?” katanya yang dikutip saat acara Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Tahun 2023, dikutip Minggu (20/8/2023).

Presiden berdalih, dari hilirisasi nikel saja sudah banyak menyerap tenaga kerja dan pendapatan negara. Oleh sebab itu, Presiden menilai ke depan ketika ekspor bahan mentah sejumlah komoditas lainnya turut dihentikan.

“Karena, negara dari nikel itu sekali lagi dapat PPN—Pajak Pertambahan Nilai, dapat PPH perusahaan, dapat PPH karyawan, dapat royalti, dapat penerimaan negara bukan pajak, dapat bea ekspor,” lanjutnya.

Presiden Jokowi pun menyampaikan bahwa untuk mempertahankan hal tersebut, selain dibutuhkan keberanian, juga dibutuhkan kekompakan dan persatuan antar komponen bangsa.

“Tapi sekali lagi semua itu membutuhkan kekompakan, semua itu membutuhkan persatuan, membutuhkan seluruh kekuatan komponen bangsa ini untuk bersama-sama meraih, bersama-sama berusaha,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi menjelaskan rincian pendapatan negara dari hilirisasi nikel. Ekspor bahan mentah ini sebelum 2020, waktu ekspor bahan mentah setahun itu hanya mendapatkan kira-kira USD 2,1 billion artinya hanya kurang lebih Rp 32 triliun.

“Begitu dihilirisasi—diindustrialisasi menjadi USD 33,8 billion, dari 32 triliun (rupiah) menjadi 510 triliun (rupiah) kurang lebih, lompatannya berapa kali?” jelas Jokowi.

Dengan cuan begitu besar, Presiden Jokowi tidak akan menghilangkan kebijakan hilirisasi. Bahkan akan dikembangkan untuk berbagai komoditas lainnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button