Market

Takut Gelombang di Laut Jawa, Perusahaan Pelayaran Pilih Parkir Armadanya

Perusahaan Pelayaran PT Dharma Lautan Utama (DLU) cabang Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah (Kalteng), membatalkan beberapa kapal berlayar dari dari Pelabuhan Panglima Utam Kumai menuju Surabaya, Provinsi Jawa Timur karena gelombang tinggi di jalur pelayaran.

“Adanya imbauan dari BMKG Iskandar Pangkalan Bun soal tingginya gelombang di Laut Jawa, maka seluruh pelayaran PT DLU dari Kumai ke Surabaya kami batalkan hingga akhir tahun 2022,” kata Manager Kantor Cabang PT DLU Kumai Agus Suprianto di Kumai, Selasa (27/12/2022).

Selain membatalkan pelayaran dari Kumai ke Surabaya, pihaknya juga menunda beberapa keberangkatan dari Pelabuhan Kumai dengan tujuan Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang.

“Bagi penumpang yang sudah memberi tiket pelayaran dari Kumai ke Surabaya sudah kami ganti 100 persen dikarenakan adanya pembatalan keberangkatan tersebut,” ucap Agus.

Sementara itu, Kepala Kantor Cabang PT PELNI Pangkalan Bun, Roni Abdullah mengatakan, bahwa hingga hari ini belum ada pembatalan keberangkatan Kapal Pelni dari Kumai ke Surabaya atau Semarang.

“Untuk saat ini sesuai jadwal, dan tidak ada perubahan pak,” ujar Roni Abdullah di Pangkalan Bun.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi kelas III Iskandar Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah mengimbau agar masyarakat atau perusahaan jasa pelayaran untuk tidak melakukan aktivasi di laut dan pesisir karena ketinggian gelombang bisa mencapai empat meter lebih.

“Untuk perusahaan pelayaran di mohon untuk memperhatikan keselamatan pelayaran, dan untuk masyarakat di himbau untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar pesisir yang berpeluang terjadinya gelombang tinggi,” kata Kepala Stasiun Meteorologi kelas III Pangkalan Bun Aqil Ihsan.

Pihaknya juga telah memberikan peringatan potensi terjadinya banjir rob di wilayah pesisir daerah setempat. Kemungkinan terjadi banjir wilayah pesisir atau rob di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, terkhusus di wilayah Kecamatan Kumai pada tanggal 27-28 Desember dari jam 21.00 WIB hingga 03.00 WIB.

Menurut Aqil, terjadinya banjir rob dikarenakan adanya aktivitas kenaikan muka air laut yang disebabkan dinamika di wilayah pesisir dan untuk wilayah Kalimantan Tengah, terjadi di wilayah Barat yakni pesisir Kotawaringin Barat.

“Kita berharap tidak terjadi hujan lebat di laut agar ketinggian air laut tidak bertambah. Banjir rob terjadi dikarenakan beberapa faktor, diantaranya angin kencang dan hujan lebat di laut. Namun potensi terjadinya banjir rob malam ini dikarenakan pasang maksimum air laut,” kata Aqil.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button