News

Trauma Korban Gempa Cianjur, Pilih Tenda Darurat Ketimbang Ruang Perawatan

Gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat (Jabar), Senin (21/11/2022) masih menyisakan trauma bagi warga setempat. Bahkan, korban luka yang semestinya menjalani perawatan di ruang rawat inap lebih memilih berbaring di tenda darurat di halaman RSUD Cimacan, Cianjur karena takut gempa susulan.

Para pasien merelakan tubuhnya ditusuk dinginnya udara. Apalagi, mereka hanya beralaskan tandu dan selimut seadanya.

“Ruangan inap ada, enggak over capacity. Cuma memang dari bapak dan ibunya sendiri yang mau menjalani rawat di tenda. Trauma katanya,” kata dr Rizky Utama kepada Inilah.com di selasar RSUD Cimacan, Jalan Raya Cimacan, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jabar, Selasa (22/11/2022).

Salah seorang wanita paruh baya bernama Ai mengakui trauma yang masih membekas di benaknya. Ai memang tidak mengalami luka-luka imbas gempa yang terjadi Senin kemarin. Namun, ia terpaksa turut menginap di tenda darurat RSUD Cimacan untuk menemani ketiga anaknya yang harus mendapatkan perawatan medis imbas gempa tersebut.

Terungkap, ketiga anak Ai tertimpa reruntuhan bangunan yang mengenai kaki, punggung hingga kepala saat gempa terjadi.

Untuk itu, ia masih tetap menemani ketiga anaknya di RSUD Cimacan yang sedang menjalani masa pemulihan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ikut beristirahat di tenda darurat. “Saya mah di sini aja, kalau pulang ke rumah juga takut, trauma. Jadi mending di sini aja sambil lihat anak-anak juga,” ujar Ai.

Nampak wajah getir Ai yang sempat membayangkan mengkhawatirkan keselamatan ketiga anaknya bila tak mendapat bantuan tetangganya keluar dari puing reruntuhan rumahnya. Ia bersyukur ketiga anaknya selamat dari maut meski gempa meruntuhkan sebagian bangunan rumah yang mereka tempati.

“Untung saja anak-anak selamat. Enggak kebayang kalau tidak dibantu sama tetangga gimana jadinya,” ujar Ai menambahkan.

Trauma juga membekas bagi para warga RT 03/RW 4, Desa Ciherang. Mereka masih enggan kembali ke rumahnya karena trauma melihat pondasi dan dinding rumahnya ambruk dalam sekejap.

Warga kemudian membeli terpal dan mendirikan tenda darurat untuk menjadi tempat sementara bernaung. “Kemarin beli terpal ke toko material. Untung aja masih buka,” ujar salah seorang warga bernama Adi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button