News

Virus Polio Anak Banyak Ditemukan Tidak Bergejala

virus-polio-anak-banyak-ditemukan-tidak-bergejala

Virus Polio menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh ditetapkan pemerintaah usai temuan kasus di Pidie, Aceh. Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI dan dokter spesialis anak di Aceh, Dr. dr. Raihan, SpA(K) mengatakan penemuan paling banyak anak yang terkena polio adalah yang tidak bergejala.

“Jadi sebenarnya tingkatan derajat untuk terjadi adalah yang tidak bergejala. Kalau lihat dari angka yang menimbulkan kelumpuhan 48 persen tapi orang yang tidak bergejala justru menjadi sumber penyebaran,” ujarnya saat temu media virtual, Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio menyerang sistem saraf dan menyebabkan lumpuh layuh sehingga terjadi kecacatan permanen atau seumur hidup. Hal tersebut juga dikatakan oleh Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Dr. dr. Anggraini Alam, SpA (K) turunya imunisasi menyebabkan anak terkena polio.

“Terkait dengan kejadian luar biasa polio, semua akibat turunnya cangkupan imunisasi. Saat daya tahan tubuh utamanya rendah dan tidak mencapai proteksi maka tidak heran mereka akan terinfeksi,” katanya.

Penularan virus Polio bisa melalui lingkungan ataupun air yang tercemar oleh tinja yang mengandung virus polio. Polio dapat menyerang semua kalangan usia, terutama anak-anak usia di bawah 5 tahun. Maka dari itu, disarankan untuk anak-anak melakukan imunisasi guna mengurangi terjadinya terkena virus polio dan komplikasi penyakit lainnya.

“Jika diabaikan tidak imunisasi akan banyak penyakit. Komplikasinya macam-macam sampai menimbulkan kematian, satu wabah polio saja menjadi perhatian global,” sambung Anggraini.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso juga mengungkap salah satu penyebab munculnya penyakit polio adalah rendahnya cakupan vaksinasi PD3I (Penyakit yang Dapat Disembuhkan Dengan Imunisasi) dalam dua tahun terakhir.

“Kita tahun 2014 sudah bebas dari polio. Tapi aceh itu kan sejarah panjangnya cakupan vaksinasi aceh itu sangat rendah. Itu yang kemudian kita sudah prediksikan,” kata Piprim.

Dengan munculnya kasus ini, Piprim berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan PD3I ini jauh berbahaya dari pada vaksinnya. Khawatir jika banyak para orang tua yang gagal fokus atau keliru memilih prioritas hidupnya, mengingat penyakit polio ini menyebabkan kelumpuhan seumur hidup.

“Orang tua perlu bijaksana menjadi cerdas dan mengerti agar bahaya PD3I ini banyak diketahui masyarakat luas. Supaya mereka perhatian dengan penyakitnya dan mau melakukan vaksinasi imunisasi,” tambah Piprim.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button