Hangout

20 Tahun Hilang, Buku Catatan Legendaris Charles Darwin Ditemukan

Setelah sempat hilang dicuri 20 tahun lalu, Buku catatan legendaris milik Charles Darwin yang bertajuk “Tree of Life” akhirnya ditemukan.

Buku itu kembali ke rumahnya di Perpustakaan Universitas Cambridge di Inggris setelah dinyatakan hilang 20 tahun silam.

Melansir Live Science, Minggu (10/4/2022), buku itu awalnya tersimpan bersama dengan jurnal, manuskrip, hingga surat-surat yang ditulis Darwin dalam sebuah ruang khusus untuk koleksi spesial perpustakaan Cambridge.

Hasil pemikiran Charles Darwin itu sempat dikeluarkan untuk menjalani pemotretan di November 2000 dan dianggap sudah kembali ke tempat semula.

Namun pada saat audit rutin berlangsung di 2001, rupanya buku catatan “Tree of Life” ini tidak ditemukan keberadaannya hingga dinyatakan hilang.

Awalnya para petugas mengira ada kesalahan peletakan sehingga buku itu tidak ketemu. Namun audit tahun 2020 secara menyeluruh tak juga menemukan buku bersejarah tersebut.

Keajaiban pun tiba-tiba terjadi pada 9 Maret 2022 ketika salah satu petugas perpustakaan tiba-tiba menemukan buku “Tree of Life” tergeletak berada di depan pintu perpustakaan di lantai empat.

Buku itu terbungkus dengan ketat menggunakan plastik dan ditinggalkan di dalam sebuah boks yang dibungkus tas hadiah berwarna merah muda bersama dengan pesan bertuliskan “Selamat Paskah petugas perpustakaan”.

“Rasanya sangat lega saya saat buku ini kembali dengan selamat dan tersimpan pesan yang sangat mendalam dan hampir tidak mungkin diungkapkan secara memadai,” ujar Pustakawan Perpustakaan Universitas Cambrige Jessica Gardner.

Para ahli berpendapat bahwa jurnal itu tidak diubah isinya, dan analisis khusus terhadap tinta telah mengkonfirmasi bahwa notebook tersebut hampir pasti asli, menurut BBC.

Buku catatan itu adalah bagian dari “Buku Catatan Transmutasi,” kumpulan jurnal pertama Darwin mengemukakan gagasannya tentang bagaimana hewan bertransmutasi, atau berubah, dari waktu ke waktu, yang sekarang kita ketahui sebagai hasil adaptasi yang disebabkan oleh mutasi genetik pada DNA.

Darwin menulis “Transmutation Notebooks” pada 1837, ketika dia berusia 28 tahun, tak lama setelah kembali dari perjalanan lima tahun keliling dunia dengan HMS Beagle.

Fitur menonjol dari buku catatan ini adalah sketsa pohon kehidupan yang belum sempurna di buku catatan B yang menunjukkan bagaimana spesies menyimpang dari nenek moyang yang sama dari waktu ke waktu.

Ini terjadi lebih dari 20 tahun sebelum Darwin menerbitkan teori evolusinya dalam buku “On the Origin of Species” pada tahun 1859.

Perpustakaan akan menyatukan kembali buku catatan yang sempat hilang itu dengan Arsip Darwin lainnya di Perpustakaan Universitas Cambridge, di samping arsip ilmuwan terkenal lainnya, seperti Sir Isaac Newton dan Stephen Hawking.

Ketiga ilmuwan itu juga dimakamkan tepat di sebelah satu sama lain di Westminster Abbey di London.

Masyarakat dapat melihat buku catatan tersebut saat dipamerkan sebagai bagian dari pameran “Darwin in Conversation” pada bulan Juli.

Pameran juga akan dipindahkan ke Perpustakaan Umum New York pada tahun 2023.

Meski sudah ketemu, polisi masih terus melakukan penyelidikan hilangnya buku catatan tersebut. Kesimpulan sementara, tidak ada petunjuk siapa yang mencuri buku catatan tersebut atau di mana keberadaan buku tersebut selama 20 tahun terakhir.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ivan Setyadhi

Dreamer, Chelsea Garis Biru, Nakama, Family Man, Bismillah Untuk Semuanya, Alhamdulillah Atas Segalanya
Back to top button