Market

RSPO Optimis Tata kelola Sawit Berkelanjutan Tercipta di Indonesia

Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebuah organisasi global yang berfokus kepada tata kelola sawit berkelanjutan, mendorong industri sawit Indonesia mampu meralisasikannya. Hasilnya luar biasa.

Mahatma Windrawan Inantha, Deputi Direktur Transformasi Pasar RSPO Indonesia, mengatakan, RSPO konsisten memainkan peran fundamental dalam terus mengarahkan skala menuju tingkat keberlanjutan yang lebih tinggi dalam sektor minyak sawit Indonesia.

Mungkin anda suka

Di Indonesia, semua tanda-tanda menunjukkan adanya industri yang siap menerima standar keberlanjutan global RSPO, yang merupakan industri kelapa sawit terbaik.

“Baik itu peningkatan sertifikasi di kalangan petani kecil dan pabrik atau peningkatan penyerapan lokal, remediasi, dan bahkan konservasi, kami melihat kemajuan yang menggembirakan, dan hal ini bergantung pada kekuatan kolaborasi,” kata Mahatma di Jakarta, dikutip Jumat (10/11/2023).

Sepanjang January-Oktober 2023, jumlah anggota RSPO meningkat 19 persen. Dan, pertumbuhan sertifikasi RSPO di Indonesia, diprioritaskan untuk petani kecil sejak 2022.

Luas lahan yang bersertifikasi RSPO di Indonesia, bertumbuh 4 persen per tahun. Naik menjadi 6 persen sejak Januari hingga September 2023. “Angka ini mewakili lebih dari 2,5 juta hektare lahan, termasuk lahan perkebunan dan daerah bersertifikat petani kecil mandiri (ISH),” papar Mahatma.  

Sustainability Officer Asian Agri, Doris Sukanto mengatakan, PT Inti Indosawit Subur, anak usaha Asian Agri adalah anggota RSPO. Asian Agri adalah salah satu dari banyak pemain sawit yang berkomitmen untuk mengembangkan sektor minyak sawit berkelanjutan di negara ini.

Saat ini, kata Doris, seluruh perkebunan perseroan di Sumatra Utara, Riau, dan Jambi telah disertifikasi RSPO. Pada 2020, Asian Agri bersama Apical dan perusahaan kimia dan kosmetik global Jepang, KAO, meluncurkan Program Smallholder Inclusion for Better Livelihood & Empowerment (SMILE) untuk membantu petani kecil swadaya dalam meningkatkan hasil panen dan mata pencaharian mereka.

Ia mengatakan, petani swadaya saat ini jumlahnya kurang dari 20 persen dari total petani swadaya yang tersertifikasi. Smile merupakan kolaborasi multi-pemangku kepentingan yang dirancang untuk mengangkat petani sawit mandiri di Indonesia, dan mengamankan rantai pasokan minyak sawit berkelanjutan, melalui sertifikasi.

Angga Prathama Putra dari WWF Indonesia Sustainable Palm Oil Project Leader, mengatakan, saat ini, pihaknya telah berkolaborasi dengan 1.000 petani sawit guna penerapan praktik sawit berkelanjutan, dimana sebanyak 700 petani sawit.

“Para petani sawit itu, kini sudah memperoleh sertifikat RSPO, serta telah memetakan ketelusuran untuk 247 petani dengan produksi mencapai 1.402 ton CPO. Kami juga sedang menerima anggota baru bagi petani sawit sebanyak 490 petani,” katanya.

Bahkan guna meninkatkan serapan CSPO,WWF juga telah menginisiasi dengan 46 pelaku bisnis, serta diantaranya 11 pelaku berkomitmen dalam meningkatkan produksi minyak sawit berkelanjutannya.

“Serta telah mengajak 3 pabrik kelapa sawit dalam upaya mengajak konsumen dalam menggunakan produk minyak sawit berkelanjutan,” tandas Angga.

Kartika Dewi, Manajer ESG, PT Bio Inti Agrindo (BIA) yang juga anggota RSPO, mengatakan,  sebagai salah satu pelopor perkebunan di Papua, berhasil mendapatkan sertifikat RSPO.

Di wilayah perkebunan BIO, kata dia, petani plasmanya juga telah tersertifikasi RSPO. Ini merupakan contoh bagaimana operator sawit di Indonesia harus memprioritaskan pengembangan prosedur remediasi dan kompensasi untuk meningkatkan standar keberlanjutan dalam sektor ini. 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button