Market

Cek Kesehatan Hewan Kurban, Mentan Sebar Anak Buah “Turun Gunung”

Kurang dari sebulan lagi, umat Islam akan menjalani ibadah kurban saat Hari Raya Idul Adha. Menteri Pertanian pun memerintahkan jajarannya untuk memantau keamanan dan kesehatai hewan kurban.

Apalagi beberapa waktu lalu, katanMenteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo hewan ternaik seperti sapi dan kambing banyak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) . Untuk itu, anak buah Mentan Syahrul Limpo harus “turun gunung” memastikan hewan kurban tetap sehati wal afiat.

Mentan Syahrul menilai, langkah itu perlu dilakukan mengingat sempat menyebarnya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan berkaki 4, termasuk kambing dan sapi. Untuk itu, perlu ada upaya untuk memastikan hewan kurban yang didistribusikan dalam kondisi sehat.

“Ada penyakit, kita datang, mau kurban, semua (jajaran kementerian) tak boleh di Jakarta, (pergi) di RPH (Rumah Potong Hewan), di Kabupaten. Kita sudah tau mana daerah merah, mana daerah kuning, mana daerah hijau, sehingga pergerakan hewan bersoal (bermasalah/penyakit) bisa kita cegah,” ujar Mentan dalam Peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia di Kementerian Pertanian, Jakarta, seperti dikutip Kamis (8/6/2023).

Dia mengisahkan, permasalahan PMK ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia. Hal itu juga yang mempengaruhi arus masuk daging impor ke Indonesia mengalami penurunan.

Dari sisi penanganan PMK, Mentan Syahrul mengklaim Indonesia dalam posisi yang cukup baik dalam mengatasinya. Sehingga, bisa mencegah kerugian triliunan sebagai efek dari menyebarnya penyakit mulut dan kuku hewan tersebut.

“Di mana-mana alhamdulillah, PMK paling cepat akselerasi penanganan, paling cepat menyelesaikan adalah Indonesia. Kalau tidak (segera ditangani), bisa puluhan triliun yang hilang karena kematian (hewan) begitu cepat,” paparnya.

Jadi jelang Idul Adha, pemerintah melakukan pemetaan risiko PMK dalam hewan kurban mengacu tingkat sebarannya. Ada 3 warna yang menjadi simbol, yakni Merah, Kuning, dan Hijau. Ketiganya menjadi ciri kerawanan hewan terjangkit PMK.

“Kita sudah punya maping daerah merah, kuning, hijau. Semua harus bisa (dilaksanakan), SOP merah apa, prosedurnya di kuning seperti apa, hijau seperti apa. Kalau ini ada pengendalian, bisa dilakukan, lebih baik,” paparnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button