Kanal

Setelah Jadi Ketum PSSI, Tugas Besar Menanti Menteri Etho

Oleh Fahd Pahdepie*

Erick Thohir atau akrab disapa Etho langsung tancap gas usai terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Ahad (19/2/2023) sore Etho menunjukkan ketegasan dan komitmennya untuk memperbaiki sepakbola Indonesia.

“Mafia bola saya kartu merah!” ujarnya penuh nyali dalam jumpa pers bertajuk ‘Upaya Penegakan Hukum pada Pengaturan Skor di Sepak Bola Tanah Air’ di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan.

Bukan tanpa alasan Etho meng-kartu merah mafia sepakbola. Sikap ini sudah lama ditunggu publik, ia mewakili keresahan dan kemarahan masyarakat Indonesia yang melihat tidak berkembangnya sepakbola Indonesia akibat ulah para mafia yang mengatur skor. Akibatnya, prestasi Tim Garuda pun stagnan, bahkan merosot di berbagai level baik regional maupun internasional. Kehadiran Etho yang disebut ‘punya nyali’ di tubuh PSSI diharapkan mampu mereformasi total organisasi yang dianggap korup itu, lebih jauh mentransformasi sepakbola Indonesia ke level yang lebih tinggi.

“Sudah waktunya kita PSSI memberikan kartu merah kepada mafia bola. Ini sebuah hal yang sudah berlarut-larut yang sudah jadi benalu dan membuat kita semua malu. Karena tidak hanya terjadi di liga, tetapi pernah juga terjadi di laga Timnas kita yang notabene bawa nama baik negara. Karena itu kalau kita lihat, pemberantasan match fixing tidak cukup bicara saja,” ujar Etho yang saat itu didampingi Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit.

Setelah terpilih sebagai ketum baru PSSI menggantikan Iwan Bule, harapan publik sepakbola tanah air kepada sosok Etho melambung tinggi. Sebelumnya Etho sukses menjadi ketua sejumlah ajang olahraga bergengsi di level regional seperti Asian Games. Di organisasi keolahragaan, Etho pernah menjabat menjabat sebagai presiden Persatuan Bola Basket Indonesia (PERBASI) hingga terpilih sebagai presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA) selama tiga periode sejak 2006.

Sepakbola juga bukan dunia yang asing bagi Etho, ia pernah menjadi salah satu pemilik Inter Milan dan pada 2013 menjadi presiden klub. Tak hanya itu, ia juga sempat menjadi pemilik klub Amerika Serikat DC United. Di kancah sepakbola tanah air, ia pernah menjadi wakil komisaris Persib Bandung dan pemilik Persis Solo.

Sebelum menggelar konpers tersebut, inilah.com berkesempatan mewawancarai Meneg BUMN itu secara eksklusif dalam perjalanan pesawat menuju Bandung. Saat itu Etho diagendakan hadir di Kota Bandung untuk mengikuti acara ‘Birukan Langit Indonesia’ yang digelar partai yang dipimpin Mendag Zulkifli Hasan, Partai Amanat Nasional (PAN). Selama ini, Etho memang dikenal dekat dengan PAN, selain kedekatan pribadinya dengan Zulhas–yang bahkan sudah diresmikan secara adat sebagai kakak, keduanya sama-sama dari Lampung.

“Sebelumnya sama sekali tidak terpikir. Tapi saya merasa ini panggilan tugas, maka saya jalankan sebaik mungkin. Ini amanah dari banyak orang,” ujar Etho saat inilah.com membuka percakapan dengan memberikan selamat atas keterpilihannya sebagai Ketum PSSI.

Ia menyebut bahwa ia melihat selama berbulan-bulan Presiden Jokowi memiliki concern yang sangat tinggi tentang mandeg serta merosotnya sepakbola tanah air, juga berbagai insiden yang menyertainya termasuk tragedi Kanjuruhan. Melihat semua itu, ia merasa terpanggil dan ingin ikut menyelesaikan persoalan yang ada.

Selama ini Etho memang dikenal sebagai sosok yang banyak mendapatkan kepercayaan dari Presiden Jokowi untuk menyelesaikan sejumlah persoalan. Terutama hal-hal besar yang membutuhkan kecakapan teknis tertentu, Etho selalu menjadi pilihan. Selain dikenal berani dan bersih, Etho juga sosok yang get the things done, bikin urusan-urusan jadi beres. Sejak sukses memimpin perhelatan pesta olahraga Asia, ASIAN Games 2018, publik bisa melihat Presiden memberikan Etho banyak amanah kepadanya.

Selain dipercaya sebagai menteri BUMN di kabinet Indonesia Maju, Etho kerap mendapatkan tugas strategis lainnya. Saat pandemi Covid 19 menyerang, Etho mendapat mandat penting sebagai ketua pelaksana Tim Pengendalian Covid19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. Tugas utamanya adalah mengkoordinasikan Ketua Satgas Penanganan Covid 19, Doni Monardo, dan Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional, Budi Gunadi Sadikin. Waktu itu ia bertugas di bawah koordinasi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Tapi PSSI ini saya kira agak berbeda. Spesial,” ceritanya. “Sampai-sampai dua menteri terpanggil untuk turun ikut menyelesaikan masalah di tubuh PSSI [Etho bersama Menpora Zainuddin Amali].” Etho pun menceritakan bagaimana seriusnya perhatian Presiden Jokowi yang ingin membenahi sepakbola Indonesia.

“Bagi saya, dengan terlibat langsung di PSSI, di luar pengalaman saya dalam dunia olahraga khususnya sepakbola, hubungan saya dengan Presiden FIFA juga bisa dioptimalkan buat kebaikan persepakbolaan di negara kita. Saya akan berusaha sekuat tenaga. Ini amanah banyak orang,” lanjutnya.

Saat ditanya apakah ia memiliki agenda tertentu dengan maju sebagai Ketum PSSI, Etho menampiknya. “Saya tak pernah punya kepentingan apa-apa. Alhamdulillah saya sudah punya semua. Ini saya niatkan lillahi ta’ala. Saya hanya ingin memberikan yang terbaik yang saya bisa. Dan jujur saja, saya menyukai tantangan.”

Ia kembali menegaskan bahwa ini merupakan amanah yang harus ia emban, apalagi sepakbola menjadi salah satu concern utama Presiden. “Boleh dibilang, saya menerima dan menjalankan amanah ini untuk membantu Pak Jokowi. Loyalitas saya [kepada beliau] selalu tegak lurus.”

Banyak pengamat dan praktisi politik menyebut bahwa langkah Etho menjadi Ketum PSSI akan membuka jalan berikutnya ke posisi yang lebih tinggi. Sebagian dari mereka bahkan menyebut jika Etho sukses memimpin PSSI, termasuk mengamankan prestasi Indonesia sebagai tuan rumah ajang Piala Dunia U-20 yang akan digelar Mei-Juni mendatang, maka jalan Etho untuk maju dalam gelaran Pilpres 2024 menjadi lapang.

Etho pun menjawab prediksi itu dengan penuh kerendahan hati, “Kita tidak tahu apa yang terjadi esok. Takdir saya hari ini pegang amanah jadi ketua umum PSSI, saya kerjakan sebaik mungkin. Saya tidak pernah bekerja dengan mengedepankan ambisi. Saya mengedepankan mencari solusi,” kata Etho.

Setelah berbincang bersama inilah.com dalam perjalanan pesawat rute Halim Perdanakusuma-Husein Sastranegara, Etho pun bergegas bersama Zulhas ke Gedung Sate, Kota Bandung. Di sana ribuan massa kader dan simpatisan PAN sudah menunggu. “Kalau yang ini perintah Bang Zul,” ujar Etho.

Kedekatan Etho dengan Zulhas dan PAN memang sudah menjadi rahasia umum. Dalam beberapa bulan terakhir, Menteri BUMN itu kerap beracara bersama PAN di berbagai daerah.

Mungkinkah Etho menjadi ‘satria piningit’ yang akan diusung partai berlambang matahari putih itu pada Pilpres 2024 mendatang, sebagai capres atau cawapres? Pada satu kesempatan Zulhas pernah menegaskan, “Pak Erick banyak fans-nya di PAN. Ia juga salah satu nama yang keluar dalam hasil rakernas,” kata Zulhas.

Menanggapi hal itu Etho hanya tersenyum.“Kita kerjakan saja yang terbaik. Takdir yang datang adalah apa yang sesuai dengan apa yang kita kerjakan.”

Patut kita tunggu langkah dan gebrakan-gebrakan Etho di PSSI, untuk sepakbola tanah air, bagi Tim Garuda yang kita banggakan bersama. Soal politik, langkah Etho juga perlu diantisipasi oleh para stakeholder politik tanah air. Bukan semata karena ia adalah salah satu kandidat yang layak diperhitungkan karena kinerja dan prestasinya, tetapi karena ia juga kerap membawa dan menjalankan ‘misi khusus’ seperti diceritakan dalam artikel ini.

Selamat bekerja Pak Etho!

FAHD PAHDEPIE – CEO Inilah.com

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button